Analisis Yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar Pada Bank Di Sumatera Utara

(1)

ANALISIS YANG MEMPENGARUHI JUMLAH UANG BEREDAR PADA BANK DI SUMATERA UTARA

TUGAS AKHIR

FATIYA SYARAH 102407070

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(2)

ANALISIS YANG MEMPENGARUHI JUMLAH UANG BEREDAR PADA BANK DI SUMATERA UTARA

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Memperoleh Ahli Madya

FATIYA SYARAH 102407070

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(3)

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN i

PERNYATAAN ii

PENGHARGAAN iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 2

1.3Batasan Masalah 3

1.4Tujuan Penelitian 3

1.5Manfaat Penelitian 4

1.6 Metode Penelitian 4

1.7 Tinjauan Pustaka 5

1.8 Tempat dan waktupelaksaan 7

1.9Sistematika Penulisan 7

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Regresi 9

2.2 Analisis Regresi Linier 10


(4)

2.4 Analisis Regresi Linier Berganda 12

2.5 Membentuk Persamaan Regresi Linier Berganda 14

2.6 Pengujian Kelinieran Model 14

2.7 Koefisien Determinasi 15

2.8 Koefisien Kolerasi 16

BAB 3 SEJARAH SINGKAT BANK INDONESIA 19

3.1 Sejarah Singkat Bank Indonesia 19

3.1.1 Kegiatan Operasional Perusahaan 25

3.2 Strukur Organisasi dan Deskripsi Tugas Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Wilayah IX(SUMUT & Aceh) 25

BAB 4 ANALISIS DATA 34

4.1 Data dan Pembahasan 34

4.2 Persamaan Regresi Linier 35

4.3 Analisis Residu 38

4.4 Pengujian Regresi Linier Berganda 39

4.5 Koefisien Determinasi 42


(5)

BAB 5 IMPLEMENTASI DATA 46

5.1 Sejarah SPSS 46

5.2 Sekilas Tentang Program SPSS 47

5.3 Mengaktifkan SPSS 48

5.4 Uji Regresi Linier Berganda 52

5.5 Uji Normalitas Error 55

5.6 Pengolahan Data Dengan Persamaan Korelasi 56

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan 60

6.2 Saran 61

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Bentuk Umum Data Obsevasi 13

Tabel 2.2 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r 17 Tabel 4.1 Data Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga, Jumlah Bank, dan Inflasi Di Sumatera Utara Tahun 2004 s/d 2011 34

Tabel 4.2 Nilai-nilai Koefisien 35

Tabel 4.3 Penyimpangan Nilai Koefisien 38


(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 5.1 Mengaktifkan SPSS 16.00 48

Gambar 5.2 Tampilan Logo SPSS 49

Gambar 5.3 Kotak Dialog Awal SPSS 49

Gambar 5.4 Tampilan Jendela Data View Dalam SPSS 50

Gambar 5.5 Tampilan Sheet Variabel View 51

Gambar 5.6 Jendela Data View 52

Gambar 5.7 Pengolahan Data Dengan Regresi Linier 52 Gambar 5.8 Kotak Dialog Linier Regression 53 Gambar 5.9 Kotak Dialog Linier Regression Statistic 54 Gambar 5.10 Kotak Dialog Linier Regression Plots 54

Gambar 5.11 Uji Normalitas 55

Gambar 5.12 Analyze Data Correlation 57


(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kegiatan lembaga keuangan tidak terlepas dari bidang keuangan, baik menarik

dana atau kegiatan keuangan lainnya. Pokok utama dari kegiatan perbankan

adalah uang, karena uanglah yang dijadikan inti kegiatan perbankan adalah uang,

karena uanglah yang dijadikan inti kegiatan perbankan. Secara umum uang tidak

hanya berfungsi sebagai alat tukar, akan tetapi juga memiliki fungsi lainnya

seperti sebagai alat hitung, penimbun kekayaan atau sebagai standar pencicilan

hutang.

Dalam perekonomian yang semakin modern seperti sekarang ini uang

memainkan peranan yang sangat penting bagi semua kegiatan masyarakat. Uang

sudah merupakan suatu kebutuhan, bahkan uang menjadi salah satu penentu

stabilitas dan kemajuan perekonomian di suatu Negara. Menurunnya nilai tukar

rupiah terhadap mata uang asing mengakibatkan meningktanya laju inflasi yang

sangat memberatkan masyarakat luas dan sangat mempengaruhi perekonomian

Negara.

Untuk memenuhi kebutuhan akan uang, pemerintah Negara melalui Bank


(9)

jumlah uang biasanya dicetak oleh bank-bank umum, dimana jumlahnya jauh

melebihi jumlah uang kartal yang beredar.

Mengetahui betapa pentingnya peran yang dijalankan oleh perbankan

dalam perekonomian Negara sehingga mendorong minat penulis untuk

menganalisa tentang jumlah uang yang beredar di masyarakat, dengan

menganalisa faktor yang mempengaruhi jumlah uang beredar pada bank di

Sumatera Utara. Bank Indonesia merupakan Bank Sentral yang mempunyai hak

tunggal untuk menyalurkan uang kartal. Kemudian mengendalikan jumlah uang

beredar dan suku bunga dengan maksud untuk menjaga kestabilan nilai rupiah,

sehingga pertumbuhan ekonomi berjalan dengan stabil.

Dalam hal ini penulis menganalisa jumlah uang beredar yang dipengaruhi

oleh tingkat suku bunga tabungan, jumlah bank, dan inflasi di Sumatera Utara.

Jumlah uang beredar mempunyai potensi yang besar dalam menentukan laju

inflasi. Menurut teori kuantitas, kenaikan harga barang dan jasa (inflasi) janya

terjadi jika ada penambahan volume uang yang beredar.

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

Adapun masalah yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah Besarnya

jumlah uang beredar pada Bank di Sumatera Utara serta Pengkajian masalah

jumlah uang beredar yang dikaitkan dengan faktor yang mempengaruhi yaitu


(10)

(Penurunan nilai mata uang rupiah) dengan melihat seberapa jauh pengaruhnya

terhadap jumlah uang beredar.

1.3 BATASAN MASALAH

Adapun batasan masalah yang dimaksudkan agar lebih terarah, maka diadakan

pembatasan masalah yaitu Tingkat suku bunga, Jumlah Bank dan Inflasi di

Sumatera Utara, data sekunder yang diperoleh dari Bank Indonesia cabang

Medan,dan data yang akan diteliti dari tahun 2004 s/d 2011.

1.4 TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Untuk melihat bagaimana pengaruh dan

hubungan dari tingkat suku bunga, jumlah bank, dan inflasi terhadap jumlah uang

beredar pada Bank di Sumatera Utara dengan analisi regresi berganda agar

mengetahui besarnya derajat hubungan antara satu faktor dengan faktor yang lain

dengan analisis korelasi sebagai bahan aplikasi teori analisis regresi berganda dan

korelasi yang penulis dapatkan dari pembelajaran di perkuliahan.

1.5 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dan pengaruh

antara tingkat suku bunga tabungan, jumlah bank dan inflasi terhadap jumlah uang


(11)

1.6 METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan penulis dalam melaksanakan penelitian ini adalah:

1. Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, penulis mengambil data sekunder dari Bank

Indonesia cabang Medan. Data yang dikumpulkan adalah data dari tahun 2004

s/d 2011.

2. Mempelajari Literatur

Studi literatur ini meliputi pengambilan teori-teori serta rumus-rumus dari

beberapa sumber bacaan, seperti buku dan sumber-sumber lainnya yang

berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

3. Metode Pengolahan Data

Adapun langkah-langkah pengolahan data yang dilakukan adalah:

1. Menentukan apa saja yang menjadi variabel bebas (X) dan variabel terikat

(Y).

2. Mencari persamaan regresi antara variabel (X) dan (Y) dengan

menggunakan rumus yang telah diperoleh dari buku literatur.

3. Uji regresi linier berganda untuk mengetahui adanya hubungan linier

antara variabel bebas (X) terhadap variabel tak bebas (Y).

4. Uji koefisien regresi ganda dilakukan untuk mengetahui tingkat nyata

koefisien-koefisien regresi yang didapat.

5. Menentukan besarnya semua faktor-faktor yang memepengaruhi variabel


(12)

1.7 TINJAUAN PUSTAKA

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya oleh KASMIR Tahun 2007

Pengertian uang secara luas adalah sesuatu yang dapat diterima secara umum

sebagai alat pembayaran dalam suatu wilayah tertentu atau sebagai alat

pembayaran hutang atau sebagai alat pembelian barang dan jasa. Dengan kata

lainnya, bahwa uang merupakan alat yang dapat digunakan dalam melakukan

pertukaran baik barang maupun jasa dalam suatu wilayah tertentu saja.

Dasar-dasar Perbankan oleh KASMIR Tahun 2002

Tujuan Bank Indonesia seperti tertuang dalam Undang-undang RI Nomor 23

Tahun 1999 bab III pasal 7 adalah untuk mencapai dan memelihara kestabilan

rupiah. Mata uang rupiah perlu dijaga dan dipelihara mengingat dampak yang

ditimbulkan apabila suatu mata uang tidak stabil sangatlah luas. Salah satu akibat

ketidakstabilan nilai rupiah adalah terjadinya inflasi yang sangat memberatkan

masyarakat luas.

Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter (Kajian Kontekstual Indonesia) oleh MANDALA MANURUNG dan PRATAMA RAHARDJA Tahun 2004 Berdasarkan defenisinya dapat dikatakan bahwa uang bisa saja berbentuk segala

sesuatu (benda), tetapi tidak semua benda merupakan uang. Syarat utama agar

sebuah benda dapat digunakan sebagai uang adalah benda tersebut diterima secara

umum. Dengan demikian definisi uang mengandung pengertian ekonomi, hukum


(13)

Cara Menggunakan dan Memaknai Analisi Jalur (Part Analisis) oleh Prof. H. BAMBANG SUWARNO Tahun 2006

Regresi adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang

paling mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu

dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil. Regresi dapat juga

diartikan sebagai usaha memprediksi perubahan. Peramalan tidak memberikan

jawaban pasti tentang apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Jadi

regresi mengemukakan tentang keingintahuan apa yang akan terjadi di masa

depan untuk memberikan kepuasan yang terbaik.

ANALISIS REGRESI Teori, Kasus, dan Solusi oleh Algifari Tahun 2000 Persamaan regresi berganda mengandung makna bahwa dalam suatu persamaan

regresi terdapt satu variabel dependen dan lebih dari satu variabel independen.

Persamaan regresi berganda dengan 2 (dua) variabel independen atau lebih masih

mungkin dibangun secara manual. Dengan persamaan regresi sebagai berikut:

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui atau mengukur hubungan antara

dua variabel atau lebih tanpa memperhatikan ada atau tidaknya hubungan kausal


(14)

1.8 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitan dilakukan mulai tanggal 6 Mei s/d 5 Juni 2013, dan

bertempat:

BANK INDONESIA Cabang Medan

Jl. Balai Kota No. 4, Medan 20111, Indonesia

Tel: 62-61-4150500. www.bi.go.id

1.9 Sistematika Penulisan

Tugas Akhir ini disusun dengan sistematika penulisan yang terdiri dari beberapa

bab, yang masing-masing bab terbagi lagi atas sub bab yaitu:

BAB 1: PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang identifikasi masalah, batasan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tempat dan waktu

penelitian dan sistematika penulisan.

BAB 2: LANDASAN TEORI

Pada bab ini penulis menjelaskan tentang hal-hal yang

berhubungan dengan judul penelitian, pengertian-pengertian, dan

mendukung masalah-masalah penelitian.

BAB 3: SEJARAH SINGKAT BANK INDONESIA

Bab ini menjelaskan tentang sejarah singkat terbentuknya Bank


(15)

BAB 4: ANALISIS DATA

Bab ini menguraikan tentang penyelesaian data-data yang

berhubungan dengan judul penelitian dan masalah dalam

penelitian.

BAB 5: IMPLEMENTASI DATA

Pada bab ini menguraikan tentang definisi, tujuan, dan

langkah-langkah dalam implementasi sistem juga disertai dengan komponen

kebutuhan sistem.

BAB 6: KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan Bab penutup yang berisikan tentang kesimpulan


(16)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Regresi

Regresi pertama kali digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir

Francis Gallon, istilah regresi pada mulanya bertujuan untuk membuat perkiraan

nilai satu variabel terhadap variabel yang lain. Yaitu studi ketergantungan dari

satu variabel yang disebut variabel tak bebas (dependent variable), pada satu atau

lebih variabel yang memperkirakan nilai-nilai dari variabel tak bebas, apabila bilai

variabel yang memperkirakan sudah diketahui, variabel tersebut sering disebut

variabel bebas (independent variable).

Regresi adalah suatu proses memperkirakan suatu sistemmatis tentang apa

yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi

masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahan dapat diperkecil. Regresi

dapat juga diartikan sebagai usaha memprediksi perubahan. Perkiraan tidak

memberikan jawaban yang pasti tentang apa yang terjadi, melainkan berusaha

mencari pendekatan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.

Perubahan nilai suatu variabel tidak selalu terjadi dengan sendirinya,

namun perubahan nilai variabel itu dapat pula disebabkan oleh berubahnya

variabel lain yang berhubungan dengan variabel tersebut. Untuk mengetahui pola


(17)

diperlukan analisis yang memungkinkan untuk perkiraan nilai variable; tersebut

pada nilai tertentu variabel yang mempengaruhinya.

2.2 Analisis Regresi Linier

Analisis regresi merupakan teknik untuk membangun persamaan. Persamaan ini

dapat menggambarkan hubungan antara dua atau lebih variabel dan menaksir nilai

variabel tak bebas berdasarkan pada nilai tertentu variabel bebasnya. Analisis

regresi linier digunakan untuk peramalan, dimana dalam persamaan terdapat

variabel bebas X dan variabel bebas Y.

Untuk mempelajari hubungan-hubungan antara beberapa variabel, analisis

ini terdiri dari dua bentuk, yaitu:

1. Analisis Regresi Linier Sederhana (simple analisis regresi)

2. Analisis Regresi Linier Berganda (multiple analisis regresi)

Analisis regresi sederhana merupakan hubungan antara dua variabel yaitu

variabel bebas (independent variable) dan variabel tak bebas (dependent

variabeli). Sedangkan analisi regresi berganda merupakan hubungan antara tiga

variabel atau lebih, yaitu sekurang-kurangnya dua variabel bebas dengan satu

variabel tak bebas.

2.3 Analisis Regresi Linier Sederhana

Regresi linier sederhana merupakan suatu prosedur untuk mendapatkan hubungan


(18)

dengan variabel bebas tunggal. Bentuk umum persamaan linier sederhana yang

menunjukkan hubungan antara dua variabel, yaitu variabel X sebagai variabel

bebas (independent variable) dan variabel Y sebagai variabel tak bebas

(dependent variable) adalah:

Ŷ = b0 + b1X (2.1)

Dimana:

Ŷ = Variabel tak bebas X = Variabel bebas

b0 = Intersep (titik potong kurva terhadap sumbu Y)

b1 = Kemiringan (slope) kurva linier

Koefisien-koefisien regresi b0 dan b1 untuk regresi linier dapat dihitung

dengan rumus:

(2.2)

(2.3)

Persamaan 2.1 dapat digunakan untuk mentaksir nilai Y jika nilai b0, b1,

dan X diketahui. Nilai b0 pada persamaan di atas merupakan nilai Y yang

dipotong oleh kurva linier pada sumbu vertikal Y, atau dengan kata lain, b0 adalah

nilai Y jika X = 0. Nilai b1 adalah kemiringan (slope) kurva linier yang

menunjukkan besarnya perubahan nilai Y sebagai akibat dari perubahan setiap


(19)

2.4 Analisis Regresi Linier Berganda

Regresi linier berganda mengandung makna bahwa dalam suatu persamaan regresi

terdapat satu variable dependent dan lebih dari satu variable independent. Regresi

linier berganda adalah analisis regresi yang menjelaskan hubungan antara variable

dependent dengan faktor-faktor yang mempengaruhi lebih dari satu variable

independent.

Persamaan regresi berganda yang mempunyai variable dependent Y

dengan dua variable independent, yakni X1 dan X2. Secara umum persamaan

regresi gandanya dapat ditulis sebagai berikut:

Ŷ = b0 + b1X1 + b2X2 (2.4)

Dimana:

Ŷ : Nilai estimasi Y

b0 : Nilai Y pada perpotongan antara garis linier dengan sumbu vertikal Y

X1,X2 : Nilai variabel independent X1 dan X2

b1,b2 : Slope yang berhubunngan dengan variabel X1 dan X2

Untuk regresi linier yang menggunakan lebih dari dua variabel

independent maka persamaan yang digunakan adalah:

Ŷ = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + … + bnXn (2.5)


(20)

Tabel 2.1 Bentuk Umum Data Observasi Nomor

Observasi

Respon

(Yi)

Variabel Bebas

X1i X2i … Xki

1 Y1 X11 X21 … Xk1

2 Y2 X12 X22 … Xk2

. . . . … .

. . . . … .

. . . . … .

N Yn X1n X2n … Xkn

∑ ∑Yi ∑X1i ∑X21 … ∑Xkn

Manfaat analisis regresi linier berganda secara ringkas

1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh dari setiap variabel bebas )yang

tercakup dalam persamaan) terhadap variabel tak bebas.

2. Untuk meramalkan nilai variabel tak bebas Y, kalau seluruh variabel

bebasnya sudah diketahui nilainya dan semua koefisien regresi parsial


(21)

2.5 Membentuk Persamaan Regresi Linier Berganda

Dalam analisis regresi berganda variabel tak bebas (Y), bergantung pada dua atau

lebih variabel bebas (X). oleh karena itu, dalam menyelesaikan persamaan dalam

penelitian ini penulis menggunakan empat variabel, yaitu satu variabel tak bebas

dan tiga variabel bebas.

Bentuk umum persamaan regresi linier berganda tersebut yaitu:

Ŷ = b0 + b1X1i + b2X2i + b3X3i (2.6)

Dimana:

i : 1,2, … n n : ukuran sampel

Besarnya b0, b1, b2, dan b3 dapat ditentukan dengan menggunakan

persamaan berikut ini:

(2.7)

(2.8)

(2.9)

(2.10)

2.6 Pengujian Kelinieran Model

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan linier antara

variabel dependen (Y) dengan variabel independent X1, X2, … Xk. Hipotesis yang


(22)

H0 : b1 = b2= … = bk = 0

(Model regresi linier berganda tidak signifikan atau dengan kata lain tidak ada

hubungan linier antara variabel independent terhadap variabel dependent)

Ha : b1≠ 0

(Model regresi linier berganda signifikan atau dengan kata lain ada hubungan

linier antara variabel independen terhadap variabel dependen)

Hipotesis diatas dapat dikaitkan dengan uji nyata regresi yang diperoleh,

maka statistic uji yang digunakan adalah:

(2.11)

Dimana:

F = Statistik F yang menyebar mengikuti F dengan derajat bebas v1 = k dan

v2 = n-k-1

JKreg = Jumlah Kuadrat Regresi, dengan derajat kebebasan (dk) = k

JKres = Jumlah Kuadrat Residu, dengan derajat kebebasan (dk) = n-k-1

Pengambilan kesimpulannya sebagai berikut:

Bila H0 diterima jika : Fhitung≤ Ftabel

H0 ditolak jika :Fhitung > Ftabel

2.7 Koefisien Determinasi

Besarnya persentase pengaruh semua variabel independent terhadap nilai variabel

dependen dapat diketahui dari besarnya koefisien determinasi (R2) persamaan


(23)

mendekati nol besarnya koefisien determinasi (R2) suatu persamaan regresi,

semakin kecil pula pengaruh semua variabel independent terhadap nilai variabel

dependen (dengan kata lain semakin kecil kemampuan model dalam menjelaskan

perubahan nilai variabel dependen). Sebaliknya, semakin mendekati satu besarnya

koefisien determinasi (R2) suatu persamaan regresi, semakin besar pula pengaruh

semua variabel independent terhadap variabel dependent (dengan kata lain

semakin besar kemampuan persamaan yang dihasilkan dalam menjelaskan

perubahan nilai variabel dependen).

Maka R2 dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:

(2.12)

Dimana:

JKreg : Jumlah Kuadrat Regresi

= (2.13)

2.8 Koefisien Korelasi

Untuk mengukur besar tidaknya pengaruh antara variabel tak bebas dengan

variabel bebas. Korelasi dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari

harga (-1 ≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negarif sempurna r = 0 artinya tidak ada korelasi, dan r =1 berarti korelasinya sangat kuat. Dengan kata

lain, makin besar nilai r maka makin kuat hubungannya dan jika r makin kecil


(24)

Tabel 2.2 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

-1,00 ≤ r ≤ -0,80 Korelasi kuat negative

-0,79 ≤ r ≤ -0,50 Korelasi sedang negative

-0,49 ≤ r ≤ 0,49 Korelasi lemah

0,50 ≤ r ≤ 0,79 Korelasi sedang negative

0,80 ≤ r ≤ 1,00 Korelasi kuat positif

Hubungan antar variabel dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis hubungan

sebagai berikut:

1. Korelasi positif

Terjadinya korelasi positif apabila perubahan pada variabel yang satu

diikuti dengan perubahan variabel yang lain dengan arah yang sama

(berbanding lurus). Artinya apabila variabel yang satu meningkat, maka

akan diikuti dengan peningkatan variabel yang lain.

2. Korelasi negative

Korelasi negative terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti

dengan perubahan variabel lain dengan arah yang berlawanan (berbanding

terbalik). Artinya apabila variabel yang satu meningkat maka akan diikuti


(25)

3. Korelasi nihil

Korelasi nihil terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti

perubahan pada variabel yang lain dengan arah yang tidak teratur (acak).

Artinya apabila variabel yang satu meningkat kadang diikuti dengan

peningkatan pada variabel lain dan kadang diikuti dengan penurunan pada

variabel yang lain.

Untuk hubungan empat variabel tersebut dapat dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

1. Koefisien Korelasi antara X1i dan Yi

(2.14)

2. Koefisien Korelasi antara X2i dan Yi

(2.15)

3. Koefisien Korelasi antara X3i dan Yi


(26)

BAB 3

SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

3.1 Sejarah Bank Indonesia

Bank Sentaral Republik Indonesia yaitu suatu lembaga Negara yang mempunyai wewenang untuk mengeluarkan alat pembayaran yang sah dari suatu Negara, merumuskan dan melaksananakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran, mengatur dan mengawasi perbankan serta menjalankan fungsi sebagai lender of the last resort yang bertujuan mencapai dan memelihara kestabilan niai rupiah.

.

Titik balik berdirinya Bank Indonesia sebagai Bank Sentral setelah

terjadinya konferensi Meja Bundar (KMB) tahun 1949 yang diadakan di Den

Haag memutuskan De Javasche Bank sebagai Bank Sentral. De Javasche Bank

adalah sebuah bank Belanda yang pada masa colonial di beri tugas oleh

pemerintah Belanda sebagai sirulasi (Bank of Issuing Money) di Hindia Belanda

Keputusan KMB ini dikatakan sebagai titik balik berdirinya bank sentral

karena sejak tahun 1946 di Indonesia telah pula berdiri Bank Negara Indonesia

yang dimaksudkan sebagai bank sentral. Bank Negara Indonesia yang semula

akan dijadikan sebagai bank sirkulasi dan bank sentral, justru diberi tugas


(27)

kebutuhan dari Negara baru mereka, di satu pihak Negara membutuhkan sebuah

bank sirkulasi dan bank sentral yang bertugas memelihara stabilitas moneter dan

di lain pihak membutuhkan bank yang bertugas untuk membiayai pembangunan.

Kesepakatan terhadap penunjukan De Javasche Bank sebagai bank sentral

antara pemerintah Belanda dengan pemerintah Indonesia tidak terjadi begitu saja.

Selain landasan politik, landasan lain menunjukkan bahwasannya De Javasche

Bank telah beroperasi dan berfungsi sebagai bank sirkulasi di Indonesa sejak

tahun 1828. Dapat dikatakan bahwa De Javasche Bank merupakan bank

komersial yang sekaligus berfungsi sebagai bank sirkulasi tertua di Asia

Tenggara.

Pendirian De Javasche Bank pada dasarnya dimaksudkan oleh pemerintah Belanda sebagai perpanjangan tangan dari De Nederland Bank guna memperoleh tugas sebagai bank sirkulasi dan membiayai perusahaan-perusahaan Belanda yang beroprasi di Hindia Belanda. De Javasche Bank diberi hak monopoli dalam mengeluarkan uang kertas dan berfungsi sebagai bank sirkulasi. Di sisi lain bank ini juga bergerak di bidang komersial dengan menerima simpanan dan menyalurkan kredit.

Keberadaan in bertahan hingga tahun 1942 ketika tentara berpendudukan

Jepang berhasil memaksa Pemerintah Hindia Belanda menyerah setelah selama

tiga tahun melakukan kontak senjata. Pada tanggal 9 Maret 1942 tentara

penduduk Jepang merampas semua bank-bank milik pemerintah Hindia Belanda

dengan memaksa menandatangani surat penyerahan kepada penguasa Jepang.

Setelah dilakukan pembubaran peranan bank digantikan oleh 3 bank Jepang,


(28)

sentral diambil oleh Yokohama Speie bank untuk daerah Jada dan Taiwan Bank

utuk daerah luar Jawa.

Fungsi bank sentral ini sempat terganggu ketika Nederlansche Indische Ciciele Adminintratie (NICA) masuk ke Indonesia tahun 1945.Saat itu sengaja dibentuk kondisi moneter yang tidak stabil dengan menguasai dan menarik uang yang beredar, khususnya yang invansi pemerintah Jepang dan diikuti dengan penyebaran uang NICA.Tujuan jelas ingin menjatuhkan dan mengacaukan Indonesia yang baru merdeka.Dengan serangan di bidang ekonomi serta tekanan diplomasi dan senjataakhirnya NICA berhasil menguasai sebagian wilayah RI.Pada periode ini beredar 3 (tiga) jenis mata uang, yaitu uang invansi Jepang, uang NICA, Oeang Republik Indonesia (ORI).Fungsi bank sentral di wilayah RI dijalankan oleh Bank Negara Indonesia yang waktu itu berbentuk Jajasan Poesat Bank Indonesia (JPBI).De Javasche Bank sendiri menjalankan fungsi bank sentral di daerah penduduk NICA.

Setelah proklamasi, pemerintah mengeluarkan surat kuasa yang ditanda tangani oleh Soekarna-Hatta tertanggal 16 September 1945 yang tugasnyamenuaskan kepada anggota Dewan Pertimbangan Agung untuk langkah pertama pembentukkan bank sirkulasi di Indonesia. Pada tanggal 5 Juli 1946, dikeluarkan UU No.02 Prp. Tahun 1946 tentang pembentukan dan penetapan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi dan Bank Sentral Milik Negara.

Oleh karena itu saat Konferensi Meja Bundar (KMB), terjadi tarik menarik

antara pemerintah Belanda dan Indonesia untuk menjadikan masing-masing bank

sebagai bank sentral. Namun kebutuhan final KMB akhirnya menunjuk De

Javasche Bank sebagai bank sentral.Keputusan ini kemudian mendapat reaksi

keras dari sebagian kalangan, yang melontarkan keinginan untuk melakukan


(29)

Untuk melanjutkan upaya nasionalisasi, pada akhirnya Juli 1951,

Pemerintah melakukan negosiasi pembelian saham-saham. Proses nasioanalisasi

ini sebenarnya sudah termaksud dalam kesepakatan hasil KMB. Pada tanggal 3

Agustus 1951 pemeritah Indonesia mengaukan penawaran melalui surat kabar

kepada pemilik saham De Javasche Bank. Tawaran ini mampu menyedot 97%

saham dengan nilai 20% di atas nominal dalam mata uang Belanda. Adapun total

nilai pembelian pada waktu itu sebesar Rp.8,95 Juta.

Perbankan difungsikan Di Indonesia proses ini ditindak lanjuti dengan

membentuk panitia nasionalisasi De Javache Bank yang mengumumkan dengan

UU No.24 Tahun 1951 tentangNationalitationDe Javasche Bank yang diganti

namanya dengan Bank Indonesia. Pada tahun-tahun berikutnya sebagai penyedia

dana bagi proyek-proyek dan secara bertahap diarahkan kepada system bank

tunggal.

Berdasarkan penetapan Presiden No.17 Tahun 1965, Bank Indonesia

bersama-sama dengan Bank Koperasi Tani dan Nelayan dileburkan dengan nama

Bank Negara Indonesia yang terbagi kedalam beberapa unit. Bank tersebut

menjalankan usahanya masing-masing dengan nama BNI Unit I, Unit II, Unit III,

dan Unit IV. Bank Negara Indonesia Unit I berfungsi sebagai bank sentral dan

bank umum.

Sesuai dengan TAP MPRS No. XIII/MPRS/0966, Pemerintah akan

menyediakan 8 RUU di bidang perbankan yang terdiri dari RUU Pokok


(30)

Adapun kedelapan RUU tersebut adalah :

1. UU No.14 Tahun 1967 tentang Poko-pokok Perbankan.

2. UU No.13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral Menggantikan BNI Unit I.

3. UU No.17 Tahun 1968 tentang Bank Dagang Negara menggantikan BNI

Unit III.

4. UU No.18 Tahun 1968 tentang Bank Bumi Daya menggantikan BDN.

5. UU No.19 Tahun 1968 tentang Bank Bumi Daya menggantikan BNI Unit

IV.

6. UU No.20 Tahun 1968 tentang Bank Tabungan Negara menggantikan BNI

Unit V.

7. UU No.21 Tahun 1968 tentang Bank Rakyat Indonesia menggantikan BNI

Unit II (Rural).

8. UU No.22 Tahun 1968 tentang Bank Ekspor Impor menggantikan BNI Unit II (ekspor-impor).

Dengan lahirnya UU itu, maka secara otomatis mengubur “Bank Tunggal” sekaligus meneguhkan keberadaan Bank Indonesia sebagai bank sentral hingga

kini. Dengan lahirnya UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia dapat

dikatakan sebagai tonggak harapan terhadap kemandirian bank sentral di

Indonesia.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX (Sumut & Aceh) atau

semula bernama Kantor Cabang Medan mulai dibuka pada tanggal 30 Juli 1907

bersamaan dengan Kantor Cabang Tanjung Balai dan Tanjung Pura yang

masing-masing dibuka pada tanggal 15 Januari 1908 dan 3 Februari 1908. Kantor Bank


(31)

Pembukaan kantor cabang Medan, Tanjung Balai dan Tanjung Pura

sebagai kebutuhan untuk menunjang kebijaksanaan moneter pemerintah Hindia

Belanda (atas usul De Javasche Bank) yang ketika itu memberlakukan

Guldenisasi bagi Karesidenan Pantai Timur Sumatera.

Dengan berkembangnya kegiatan Kantor Bank Indonesia Medan dan

adanya pengaruh resesi dunia tahun 1930-an maka kantor cabang Tanjung Balai

dan Tanjung Pura akhirnya ditutup. Pada saat berdirinya, kantor cabang Medan

menempati sebuah bangunan sementara. Untuk gedung kantor yang permanen

atas petunjuk pemerintah disediakan sebidang tanah di dekat Esplanade (lapangan

umum) yang pembangunannya diharapkan dapat dilaksanakan sebelum selesainya politik moneter “Guldenisasi” karesidenan pantai timur Sumatera. Untuk persiapan pendirian kantor-kantor di Tanjung Balai dan Tanjung Pura kepada biro

perancang Hulswit dimintakan untuk merancang pembangunan gedung kantor

kedua tempat itu. Rencana pembangunan gedung kantor yang permanen bagi

kantor cabang Medan dilakukan bersamaan dengan perluasan tahap kedua gedung

Kantor Pusat (Jakarta Kota) pada 1912 yang sekaligus juga merencanakan

pembangunan gedung beberapa kantor cabang lainnya. Gedung-gedung ini

menunjukkan ciri arsitektur yang sama mengikuti ciri arsitektur Eropa pada

zamannya. Pemimpin cabang Medan yang pertama adalah L. Von Hemert dan

pada tahun 1951 saat nasionalisasi pemimpin cabang adalah SF van

Musschenbroek dan pada saat Undang-undang Bank Indonesia 1953

diberlakukan, pemimpin cabang Medan adalah M. Plantema dan putra Indonesia


(32)

3.1.1 Kegiatan Operasional Perusahaan

Kantor Bank Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang memiliki

kewenangan untuk mengeluarkan, mengedarkan, mencabut, menarik, dan

memusnahkan uang dari peredaran.Mencapai dan memelihara kestabilan nilai

rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas

system keungan untuk pembangunan nasioanal jangka panjang yang

berkesinambungan merupakan misi dan merupakan tanggungjawab besar yang

harus diemban oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX (Sumut &

Aceh).

3.2 Struktur Organisassi dan Deskripsi Tugas Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX (Sumut & Aceh)

Secara structural, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX (Sumut & Aceh)

dipimpin oleh seorang Kepala Perwakilan dengan kualifikasi pegawai G VIII.

Dalam menjalankan tugasnya Kepala Perwakilan Bank Indonesia dibantu oleh

seorang Deputi (G VIII) yang mengkoordinir divisi-divisi yng ada pada Kantor

Bank Indonesia Kelas I, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX (Sumut &

Aceh) tediri dari 4 divisi yang terdiri atas beberapa seksi/kelompok (dapat dilihat

di lampiran), yaitu:

1. Divisi Ekonomi Moneter

a. Tim Pemberdayaan Sektor Rill dan Usaha Mikro Kecil danMenengah


(33)

1) Melakukan identifikasi hasil-hasil penelitian/ kesepakatan/program yang

potensial dalam pengembangan sector rill dan atau melaksanakan

identifikasi permasalahan secara spesifik yang terjadi pada

komoditi/industry/bidang usaha tertentu.

2) Menyusun program pemberdayaan sector rill (Koperasi, BUMN dan

UMKM) berdasarkan hasil identifikasi.

3) Melaksanakan program pemberdayaan sector rill yang ditetapkan.

4) Melakukan kordinasi dengan stakeholders daerah untuk memberikan

bantuan teknis dalam bentuk pelatihan kedapa perbankan dan BDSP dalam

rangka pemberdayaan sector rill dan UMKM.

5) Memberikan bantuan teknis dalam bentuk penyediaan informasi berbasis

penelitian serta memfasilitasi proses intermediasi dan perbankan dalam

rangka pemberdayaan sector rill/UMKM.

b. Tim Kajian Ekonomi

Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut:

1) Menyusun Kajian Ekonomi Ragional yang mencakup assemen makro

ekonomi daerah dan perkiraan perkembangan ekonomi dan harga.

2) Melakukan penelitian ekkonomi daerah yang berbasisi kajian lapangan dan

studi kepustakaan.

3) Melahirkan kajian ad hoc atas inisiatif Kantor Perwakitan Bank Indoneia

Wilayah IX (Sumut & Aceh) ataupun kerjasama dengan kantor pusat atau


(34)

4) Menyusun rekomendasi kebijakan perekonomian daerah kepada PEMDA

dan stakeholders lainnya yang didasari oleh hasil penelitian.

5) Menyusun dan melaksanakan program komunikasi dan hasil-hasil kajian

ekonomi dan penelitian daerah.

c. Tim Statistik dan Survei

Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut:

1) Menerima, menverifikasi, mengirim ke kantor pusat, menata usahakan dan

memberikan bantuan teknis laporan bank dan non bank.

2) Mengumpulkan dan menyusun data/ informasi ekonomi, keuangan

perbankan dan demografi di wilayah kerja.

3) Melakukan kegiatan survey untuk kepentingan kantor pusat dan Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX (Sumut & Aceh).

4) Melakukan kegiatan Liaison dalam rangka pengumpulan data dan

informasi dari pelaku ekonomi (perusahaan, lembaga riset, pemerintah,

perbankan dan asosiasi).

5) Mengelola dan mengembangkan database informasi perekonomian daerah.

2. Divisi Sistem Pembayaran

a. Unit Distribusi Uang dan Layanan Kas

Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut:

1) Melakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi/monitoring kebutuhan

uang untuk kebutuhan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX


(35)

(dalam hal ini berperan sebagai Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Wilayah IX (Sumut & Aceh) sebagai Kantor Depot Kas).

2) Melakukan pengelolahan khazanah yaitu penyiapan dan pengembalian

modal kerja, pengelolaan persediaan kas (termasuk Kas Besar Titipan

DPU), pemeriksaan fisik uang, pengelolaan barang/surat-surat berharga

serta penguncian dan pengamanan khazanah.

3) Melakukan tindak lanjut atas:

Temuan selisih lebih/kurang hasil hitung ulang yang disebabkan karena

selisih jumlah, perbedaan pecahan dan uang palsu.

Laporan temuan uang palsu dari stakeholders.

Laporan terkait dengan uang dansistem pengedaran uang.

4) Mensosialisasi ciri-ciri keaslian uang dan cara memperlakukan uang.

5) Melakukan administrasi kegiatan operasional kas, pengaturan tugas kasir

& anngaran operasional kas.

6) Menyiapkan dan melaksanakan proses penunjukan pihakketiga sebagai

pelaksana jasa kas, seperti PPUPK dan peleburan Uang Logam (UL),

Tidak Layak Edar (TLE).

7) Melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap Pihak Ketiga pelaksana

jasa kas seperti Perusahaan Penukaran Uang Pecahan Kecil/POSINDO,

Cash Center atau jasa lainnya seperti peleburan uang.

8) Memanatau dan melaporkan pemeliharaan peralatan kas/sarana lainnya.

9) Memantau penggunaan dan persediaan supplies yang dibutuhkan dalam


(36)

10) Melakukan koordinasi dalam rangka pelaksanaan distribusi uang di

wilayah kerjanya sesuai dengan yang ditetapkan kantor pusat.

11) Melakukan transaksi dan pertanggungjawaban Setoran Bank dan Non

Bank.

12) Mempersiapkan modal kerja, melakukan transaksi pertanggungjawaban

Bank dan Non Bank.

13) Mempersiapkan modal kerja, melakukan transaksi pertanggungjawaban

penukaran.

14) Mempersiapkan modal kerja, melakukan transaksi pertanggungjawaban

kegiatan layanan kas di luar kantor yaitu kas keliling dan kas titipan.

15) Mempersiapkan modal kerja, melakukan transaksi pertanggungjawaban

penjualan Uang Rupiah Khusus (URK).

b. Unit Pengolahan Uang

Adapun tugas-tugas pokoknya sebagai berikut :

1) Mempersiapkan modal kerja, melaksanakan kegiatan dan

pertanggungjawaban hitung ulang manual uang kertas.

2) Mempersiapkan modal kerja, melaksanakan kegiatan dan

pertanggungjawaban hitung ulang manual uang logam.

3) Mempersiapkan modal kerja, melaksanakan kegiatan dan

pertanggungjawaban hitung ulang manual – MSUK.

4) Mempersiapkan modal kerja, melaksanakan kegiatan dan


(37)

5) Mempersiapkan modal kerja, melaksanakan kegiatan dan

pertanggungjawaban peleburan uang.

c. Unit Layanan Nasabah

Adapun tugas-tugas pokoknya sebagai berikut:

1) Settlement Transfer melalui BI-RTGS untuk kepentingan pengeluaran

Pemerintah (atas beban PBN dan reksus) dan rekening lainnya.

2) Penatausahaan rekening nasabah (termasuk pemerintah daerah dan

lembaga lain terkait dengan tugas Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Wilayah IX (Sumut & Aceh).

3) Settlement penerimaan pajak dan penerimaan lainnya dari bank ke

rekening pemeritah dan rekening lainnya.

4) Penatausahaan Cek/Bilyet Giro (BG) Bank Indonesia.

5) Pengiriman DKE melalui SKN-BI untuk kepentingan pengeluaran

pemerintah (atas beban APBN atau reksus) dan rekening lainnya.

6) Menganalisa perilaku dan perkembangan SP Non Tunai di Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX (Sumut & Aceh):

Tata Usaha Money Remittance

Kajian Perilaku SP Non Tunai

7) Pelaksanaan BCP baik yang dikoordinir DASP maupun Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Wilayah IX (Sumut & Aceh).

8) Menyediakan layanan helpdesk kepada peserta BI-RTGS.


(38)

10) Pengelolaan database (rekening, user dan database lainnya) BI-SOSA dan

BI-RTGS.

11) Pengelolaan transaksi (akunting dan anggaran) BI-SOSA.

12) Pengelolaan anggaran.

13) Melakukan tugas lain terkait dengan sosialisasi dalam rangka diseminasi

ketentun SP kepada stakeholders di daerah.

d. Unit Penyelenggara Kliring

Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut: 1) Penyelenggaraan Kliring lokal (Warkat Debet).

2) Pengelolaan Data Keuangan Elektronik (DKE).

3) Pengelolaan dan penatausahaan data penarik cek/BG kosong.

4) Penerbitan daftar hitam lokal.

5) Monitoring Penyelenggaraan Kliring Lokal Non BI.

6) Perhitungan dan pembebanan biaya proses pilah.

7) Pelaksanaan BCP baik yang dikoordinir DASP maupun Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Wilayah IX (Sumut & Aceh).

8) Pengelolaan Anggaran.

9) Menyediakan layanan helpdesk kepada peserta kliring sehubungan dengan


(39)

3. Divisi Manajement Intern a. Unit Sumber Daya Manusia

Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut :

1) Melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan peneriamaan, penempatan,

pengembangan, pembinaan dan pemutusan hubungan kerja dengan

pegawai termaksud THOS sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2) Mengelola data kepegawaian.

3) Menyelenggarakan pendidikan dan latihan pegawai sesuai dengan

kewenangan.

4) Melakukan kegiatan yang terkait dengan fungsi koordinasi terhadap

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX (Sumut & Aceh) di

wilayah kerjanya.

b. Unit Logistik

Adapun tugas-tugas pokoknya sebagai berikut :

1) Melakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap realisasi

program kerja dan anggaran Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah

IX (Sumut & Aceh).

2) Menatausahakan dan melaksanakan pengadaan barang dan jasa.

3) Melaksanankana pemeliharaan gedung, inventarisasi kantor, rumah dinas

serta saranan lainnya.

4) Melaksanakan penghapusan barang-barang inventaris dan kendaraan.

5) Menyelesaikan tagihan sumber daya energi, jasa, dan lainnya kepada pihak


(40)

c. Unit Sekretariat Pengamanan Protokol (SPP)

Adapun tugas-tugas pokoknya sebagai berikut:

1) Memfasilitasi kebutuhan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan proses

hukum.

2) Melaksanakan dan menatausahakan kegiatan pengamanan gedung kantor,

tata tertib kantor, pengiriman dan penjemputan uang, kas keliling, rumah

dinas serta sarana lainnya.

3) Menatausahakan surat, warkat masuk maupun keluar dan dokumen lainnya

termasuk mengelola sentral khazanah arsip.

4) Merencanakan dan melaksanankan pelatihan yang berkaitan dengan tugas

pengamanan.

5) Melaksanakan pengamanana dan tindakan penanggulangan ancaman serta

gangguan kamtib terhadap personil materil, acara kedinasan, social

kepegawaian dalam keadaan normal dan darurat, termasuk karena dampak

bencana alam.

4. Bidang-Bidang Kerja/Job Description

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX (Sumut&Aceh)merupakan

perpanjangan tangan dari kantor pusat dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

Adapun tugsa pokok yang harus dilaksanan oleh Kantor Perwakilan Bank


(41)

1. Memberikan masukan kepada kantor pusat tentang kondisi ekonomi dan

keuangan daerah wilayah kerjanya.

2. Melaksanakan kegiatan operasionalnya sistem pembayaran tunai dan atau

non tunai sesuai dengan kebutuhan ekonomi wilayah kerjanya.

3. Melaksanankan pengawasan terhadap perbankan di wilayah kerjanya.

4. Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

ekonomi daerah yang didukung dengan penyediaan informasi berdasarkan

kajian yang akurat.

5. Mengelola sumber daya internal yang dibutuhkan sebagai faktor


(42)

BAB 4

ANALISIS DATA

4.1 Data dan Pembahasan

Data yang akan diolah dalam tugas akhir ini adalah data yang diambil dari kantor

Bank Indonesia Cabang Medan yaitu data berupa jumlah uang beredar, suku

bunga bank, jumlah bank dan inflasi dari tahun 2004 sampai 2011.

Tabel 4.1 Data Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga Bank, Jumlah Bank, dan Inflasi di Sumatera Utara Tahun 2004 s/d 2011

Tahun

2004 245,946 4,47 95 6,8

2005 271,14 4,32 99 22,41

2006 347,013 4,38 100 6,11

2007 450,055 3,48 103 6,6

2008 456,787 3,33 104 10,72

2009 515,824 3 194 2,61

2010 605,411 3,92 197 8

2011 722,991 32,71 197 3,67

Jumlah 3615,167 59,61 1089 66,92


(43)

Dengan:

= Jumlah Uang Beredar (Miliar Rp)

= Suku Bunga Bank (Persen per tahun)

= Jumlah Bank

= Inflasi (Persen per tahun)

4.2 Persamaan Regresi Linier Berganda

Untuk mencari persamaan regresi berganda, terlebih dahulu kita menghitung

koefisien regresinya dengan mencari penggandaan suatu variabel dengan variabel

yang lain. Dengan koefisien-koefisien tersebut maka dapat ditentukan persamaan

untuk mencari regresi linier bergandanya. Adapun nilai dari

koefisien-koefisiennya sebagai berikut:

Tabel 4.2 Nilai-Nilai Koefisien

2 2 2 2

245,946 4,47 95 6,8 60.489,43 19,98 9.025 46,24

271,14 4,32 99 22,41 7.3516,90 18,66 9.801 502,2081

347,013 4,38 100 6,11 120.418,02 19,18 10.000 37,3321

450,055 3,48 103 6,6 202.549,50 12,11 10.609 43,56

456,787 3,33 104 10,72 208.654,36 11,09 10.816 114,9184

515,824 3 194 2,61 266.074,40 9,00 37.636 6,8121

605,411 3,92 197 8 366.522,48 15,37 38.809 64

722,991 32,71 197 3,67 522.715,99 1.069,94 38.809 13,4689

3.615,167 59,61 1.089 66,92 1.820.941,09 1.175,34 1.65505 828,5396


(44)

( (

424,65 30,396 646 1.099,379 23.364,87 1.672,433 427,68 96,8112 2.218,59 1.171,325 26.842,86 6.076,247 438 26,7618 611 1.519,917 34.701,3 2.120,249 358,44 22,968 679,8 1.566,191 46.355,67 2.970,363 346,32 35,6976 1.114,88 1.521,101 47.505,85 4.896,757 582 7,83 506,34 1.547,472 100.069,9 1.346,301 772,24 31,36 1.576 2.373,211 119.266 4.843,288 6.443,87 120,0457 722,99 23.649,04 142.429,2 2.653,377 9793,20 371,8703 8.075,60 34.447,63 540.535,6 26.579,01

Dari tabel diatas maka diperoleh jumlah nilai koefisien:

= 3615,167 = 59,61 = 1089 = 66,92 2 = 1175,34 = 9793,20 = 371,8703 2 = 165505 = 8075,60 2 = 828,5396 2 = 1820941,09 34447,63 = 540535,6 = 26579,01 = 8


(45)

Dari data diatas didapat Persamaan :

∑Yi = nb0 + b1∑X1i + b2∑X2i + b3∑X3i (4.1)

∑X1iYi = b0∑X1i + b1∑ 2 + b2∑X1iX2i + b3∑X1iX3i (4.2)

∑X2iYi = b0∑X2i + b1∑X1iX2i + b2∑ 2 + b3∑X2iX3i (4.3)

∑X3iYi = b0∑X3i + b1∑X1iX3i + b2∑X2iX3i + b3∑( )2 (4.4)

Dengan persamaan diatas daat kita subtitusikan nilai-nilai yang bersesuaian,

sehingga diperoleh persamaan :

3.615,167 = 8 + 59,61+ 1.089 + 66,92

3.4447,63 = 59,61 + 1.175,34+ 9.793,20+ 371,8703

540.535,6 = 1.089 + 9.793,20+ 165.505+ 8.075,60

26.579,01 = 66,92 + 371,8703+ 8.075,60 + 828,5396

Dengan mensubtitusikan persamaan diatas, maka didapat koefisien :

= 148,667

= 4,791

= 2,54

= 3,077

Sehingga diperoleh persamaan regresinya

Ŷ = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 (4.5)


(46)

4.3 Analisis Residu

Dengan didapat persamaan regresinya maka untuk mengetahui seberapa besar

penyimpanan Jumlah Uang Beredar yang sebenarnya terhadap Jumlah Uang

Beredar yang dioerkirakan, maka dapat dihitung dengan mencari

koefisien-koefisien dari Analisis Residunya sebagai berikut:

Tabel 4.3 Penyimpangan Nilai Koefisien

Y Ŷ (Y –Ŷ)

245,95 353,79 -107,84 11.630,15

271,14 313,65 -42,51 1.807,49

347,01 366,25 -19,24 370,10

450,06 366,89 83,16 6.915,84

456,79 355,65 101,14 10.228,37

515,82 572,89 -57,06 3.255,96

605,41 567,17 38,24 1.462,40

722,99 718,43 4,56 20,84

3.615,17 3.614,72 0,45 35.691,15

Sehingga kesalahan bakunya dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

=

Dimana :

2


(47)

n = 8

k = 3

sehingga :

=

=

=

=

94,46

Dari penyimpangan yang diperoleh dapat dinyatakan bahwa rata-rata

Jumlah Uang Beredar yang sebenarnya akan mnyimpangan dari rata-rata Jumlah

Uang Beredar yang diperkirakan sebesar 94,46 miliar.

4.4 Pengujian Regresi Linier Berganda

Hipotesis yang digunakan :

Ini berarti bahwa tidak ada hubungan antara tingkat suku

bunga, jumlah bank, dan inflasi terhadap jumlah uang

beredar.

Ini berarti bahwa ada hubungan antara tingkat suku bunga,

jumlah bank, dan inflasi terhadap jumah uang beredar.

Dengan pengambilan kesimpulannya sebagai berikut :


(48)

ditolak jika : Fhitung Ftabel

Untuk menguji model regresi yang telah terbentuk maka dapat diambil:

=

= = yi = Yi−

Dimana harga-harga diperlukan adalah sebgai berikut: Tabel 4.4 Uji Persamaan Regresi Linier

yi x1i x2i x3i

-205,95 -2,98125 -41,125 -1,565

-180,76 -3,13125 -37,125 14,045

-104,88 -3,07125 -36,125 -2,255

-1,84 -3,97125 -33,125 -1,765

4,89 -4,12125 -32,125 2,355

63,93 -4,45125 57,875 -5,755

153,52 -3,53125 60,875 -0,365


(49)

Sambungan tabel 4.4

x1i2 x2i2 x3i2 yix1i yix2i yix3i

8,887852 1.691,266 2,449225 613,9881 8.469,689 322,3116

9,804727 1.378,266 197,262 565,9918 6.710,562 -2.538,72

9,432577 1.305,016 5,085025 322,1215 3.788,894 236,5109

15,77083 1.097,266 3,115225 7,310575 60,97898 3,249144

16,9847 1.032,016 5,546025 -20,1575 -157,127 11,5186

19,81363 3.349,516 33,12003 -284,56 3.699,84 -367,906

12,46973 3.705,766 0,133225 -542,1 9.345,233 -56,033

638,0045 3.705,766 22,04303 6.847,524 16.502,92 -1272,79

731,1685 17.264,88 268,7538 7.510,118 48.420,99 -3.661,86

Dari tabel diatas dapat diperoleh:

= (4,791)(7.510,118) + (2,154)(48.420,99) + (-3,077)(-3.661,86)

= 35.980,97534 + 104.298,8125 + 11.267,54322

= 151.547,3311

2

= 35.691,15

Jadi dapat dicari dengan :

=

=

=


(50)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa:

Dari tabel distribusi Ftabel untuk v1= k dan v2= n-k-1, dimana v1= 3 dan v2 = 4,

maka Ftabel ( 0,05) =6,59. Karena Fhitung < Ftabel maka H0 diterima.

4.5 Koefisien Determinasi

Untuk meganalisis dan mengetahui seberapa besar pengaruh faktor-faktor yang

menpengaruhi jumlah uang beredar, maka dilakukan perhitungan sebagai berikut:

= 1.820.941,09 –

=1.820.941,09 –1.633.679,055

= 187.262,035

=

=

0,8095

Dari perhitungan diatas, diperoleh koefisien determinasiny (R2) sebesar

Dengan nilai R adalah

R=

=


(51)

Dari hasil yang diperoleh nilai koefisien korelasinya (R) sebesar 0,8997 atau

89,97%.

Yang menunjukkan bahwa antara variabel X dan Y berhubungan secara positif.

Artinya suku bunga, jumlah bank, dan tingkat inflasi memberikan pengaruh

terhadap jumlah uang beredar sebanyak 89,97% sisanya 10,03 dipengaruhi faktor

lain.

4.6 Koefisien Korelasi Antara Variabel

Untuk mengukur seberapa besar pengaruh variabel tak bebas terhadap variabel

bebas, dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasinya yaitu :

1. Koefisien korelasi antar jumlah uang beredar dengan tingkat suku bunga

=

=

=

=


(52)

Ini menunjukkan korelasi kuat antara jumlah uang beredar dengan tingkat

suku bunga yang berarti banyak jumlah uang beredar sangat berpengaruh dengan

besar suku bunga.

2. Koefisien korelasi antar jumlah uang beredar dengan jumlah bank

=

=

=

=

=

= 0,85158

Ini menunjukn korelasi kuat antara jumlah uang beredar dengan

jumlah bank yang berarti bahwa jumlah uang beredar sangat berpengaruh


(53)

BAB 5

IMPLEMENTASI DATA

5.1 Sejarah SPSS

SPSS pada awalnya adalah singkatan dari STATISTICAL PROGRAM for

SOCIAL SCIENCE merupakan suatu paket program software statistika yang

ditunjukan untuk analisis data ilmu-ilmu sosial. SPSS pertama kali dibuat pada

tahun 1968 oleh tiga mahasiswa Stanford University, dan dioperasikan pada

komputer mainframe. Seiring dengan pengembangan software ini, SPSS sudah

mampu memproses data statistik pada berbagai bidang ilmu baik sosial maupun

non-sosial, sehingga SPSS dirubah kepanjangannya menjadi STATISTICAL

PRODUCT and SERVICE SOLUTION. Sekitar tahun 1984, SPSS/PC +

diluncurkan pertama sekali.

SPSS ini sudah dapat dioperasikan dalam PC, namun hanya dapat dioperasikan dalam sistem windows sejak DOS (Disk Operating System). Software ini dapat dioperasikan dalam sistem windows sejak SPSS 5.0 dikeluarkan yaitu sekitar tahun 1992. SPSS memiliki beberapa fasilitas dengan kemampuan analisis yang cukup handal. Dalam kemampuannya menggunakan tipe file data, sungguh tidak diragukan. Dalam mempermudah pengoperasiannya, SPSS meyediakan fasilitas kotak dialog antarmuka (dialog box interface) yang terdapat dalam menu pull down. Dengan fasilitas ini, memungkinkan pengguna tidak menuliskan pengguna tidak menuliskan perintah yang dikehendaki seperti


(54)

halnya pada SPSS/PC+. Pengguna cukup dengan memilih perintah yang dikehendaki dari menu yang tersedia.

5.2 Sekilas Tentang Program SPSS

SPSS merupakan salah satu paket program komputer yang digunakan dalam

mengolah data statistik. Banyak program lain yang juga dapat digunakan untuk

olah data statistik, misalnya Microstat, SAS, Statistica, SPS-2000 dan lain-lain,

namun SPSS lebih populer dibandingkan dengan program lainnya.

SPSS merupakan software yang paling populer, dan banyak digunakan

sebagai alat bantu dalam berbagai macam riset, sehingga program ini paling

banyak digunakan di seluruh dunia. Saat ini Amerika Serikat saja diperkirakan

lebih dari 250.000 perusahaan menggunakan SPSS sebagai alat bantu dalam

pengambilan keputusan yang strategis bagi perusahaan.

SPSS pertama kali diperkenalkan oleh tiga mahasiswa Stanford University

pada 1968. Tahun 1984 SPSS sebagai software muncul dengan nama SPSS/PC+

dengan sistem Dos. Lalu sejak tahun 1992 SPSS mengeluarkan versi Windows.

SPSS dengan sistem Windows ini telah mengeluarkan software dengan beberapa

versi, antara lain SPSS for Windows versi 6, SPSS for Windows versi 7.5, SPSS

for Windows versi10.01, SPSS for windows versi 11.5, versi 12, versi 13, versi

14, versi 15, versi 16 dan SPSS for Windows versi 17.0.

SPSS sebelumnya dirancang untuk pengolahan data statistik pada ilmu-ilmu sosial, sehingga SPSS merupakan singkatan dari Statistical Package for the Social Sciences. Namun, dalam perkembangan selanjutnya penggunaan SPSS


(55)

diperluas untuk berbagai jenis user, misalnya untuk proses produksi untuk perusahaan, riset ilmu-ilmu sain dan sebagainya. Sehingga SPSS yang sebelumnya singkatan dari Statistical Package for the Social Sciences berubah menjadi Statistical Product and Service Solutions.

5.3 Mengaktifkan SPSS

Langkah-langkah untuk mengoperasikan SPSS adalah sebagai berikut:

Jika pada dekstop sudah ada ikon SPSS, klik ganda pada ikon tersebut.

Jika tidak ada ikon SPSS, langkah yang harus ditempuh adalah klik tombol

start pada tombol window, kemudia klik program, lalu klik SPSS, klik

SPSS versi 16.0 atau sesuai dengan versi SPSS yang digunakan.

Gambar 5.1 Mengaktifkan SPSS 16.0

Bila proses berjalan maka akan muncul logo SPSS dam sekaligus menunjukkan versi yang digunakan. Seperti pada gambar dibawah ini.


(56)

Gambar 5.2 Tampilan Logo SPSS

Setelah program SPSS aktif maka akan muncul kotak dialog sebagai berikut:


(57)

Untuk memunculkan lembar kerja baru klik cancel. Maka akan muncul

sebuah jendela editor, klik Variable View seperti tampilan berikut :

Gambar 5.4 Tampilan Jendela Data View dalam SPSS

1. Saat program sudah berjalan seperti gambar di atas maka selanjutnya klik

variable view pada sudut kiri bawah program, kemudian lakukan petunjuk untuk

pengisian data sebagai berikut :

A. Kolom name dapat diisi dengan variabel yang kita miliki dalam

penelititan, dalam penelitian ini yang memiliki 3 variabel dapat di ketik Y,

X1, dan X2,.Untuk kolom type maka dapat diisikan seluruhnya dengan tipe

data Numeric. Karena penelitian ini dengan model kuantitatif.Untuk

kolom width diisikan seluruhnya dengan angka 8 artinya jumlah karakter

yang digunakan terbatas 8 angka atauhuruf saja.

B. Kolom Decimal semuanya diisikan dengan angka 3, yang artinya


(58)

C. Kolom label diisikan berdasarkan identitas dari variabel yang dimiliki,

dalam hal ini variabel Y.

D. Kolom Values digunakan untuk menuliskan nilai kuantitatif dari variabel

yang berskala ordinal dan nominal, dalam hal ini kita menggunakan

bentuk data skala, maka untuk kolom ini diabaikan saja seluruhnya.

E. Kolom missing digunakan untuk penjelasan data yang hilang atau rusak,

dalam hal ini kolom missing kita abaikan saja.

F. Kolom Columns digunakann untuk menentukan lebar kolom, untuk ketiga

variabel kita isiskan angka 8.

G. Kolom align digunakan untuk menentukan letak pengisian data apakah

rata kiri, rata kanan atau tengah, dalam hal ini seluruh variabel kita isi right

(kanan).

H. Kolom measure digunakan untuk menentukan jenis data, dalam hal ini

data kita gunakan data scale. Maka seluruh variabel kita gunakan scale.

Dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 5.5 Tampilan sheet variable view

Setelah selesai megisi Variable View, klik pilihan Data View sehingga data pun

dapat dimasukkan berdasarkan jenis variabel yang telah didefinisikan terlebih


(59)

Gambar 5.6 Jendela Data View 5.4 Uji Regresi Linear Berganda

Adapun langkah sebagai berikut:

Klik Analize\Regresssion\Linear\. Kemudian masukkan variabel “Jumlah Uang Beredar” ke dalam kolom dependen dan masukkan variabel “Tingkat Suku Bunga Bank”,“ Jumlah Bank” dan “Inflasi” ke dalam kolom independen. Pilih Method: Enter


(60)

Klik button Statistics dan pilih Durbin Watson, Descriptive, dan CollinierityDiagnosis. Kemudian, klik button Plot dan pilih Histogram dan Normality Probability Plot kemudian masukkan ZPRED dalam kolom X dan masukkan SDResid dalam kolom Y.

Klik button Save dan pilih Residual Standardized Klik OK

Gambar 5.8 Kotak Dialog Linier Regression

Klik Statistic pada kotak dialog Linier Regression, aktifkan


(61)

kemudia klik Continue untuk melanjutkanya, lalu klik OK.

Gambar 5.9 Kotak Dialog linier Regression Statistic

Kemudian klik Plots pada kotak tersebut, lalu aktifkan Produce All

Partial Plots, kemudian klik Continue , lalu klik OK pada kotak dialog

Linier Regression untuk melihat hasilnya/ Outputnya.


(62)

Gambar 5.10 Kotak Dialog Linier Regression Plots

Berdasarkan langkah-langkah tersebut dapat diperoleh output berupa Descriptive

Statistics, Correlations, Koefisien Determinasi, Anova, Histogram, Uji

Normalitas, Koefisien, Yang Dapat Dilihat Pada Lampiran 1.

5.5 Uji Normalitas Error

Klik Analyze\Descriptive Statistics\Explore

Gambar 5.11 Uji Normalitas

Masukkan variabel Standardized Residual dalam kolom Dependen list.

Klik button Plot.

Klik Normality Plot With Test.

Klik OK.

Keterangan dari Output diatas.(dapat dilihat pada Lampiran)

Dalam tabel ANOVA, terbaca nilai Fhit = 5,66. Sementara itu, dari tabel nilai

statistik

F dengan derajat bebas v1 = 3 dan v2= 4 pada taraf signifikan 0,05 (F3:4:0,05),


(63)

Ftabel. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak. Artinya Ada hubungan

antara tingkat suku bunga, Jumlah Bank, Inflasi terhadap Jumlah Uang

Beredar.

Pada tabel Model Summary diperoleh nilai R2 = 0.809. Artinya

variabel-variabel independent mempengaruhi variabel dependent sebesar

80,9%. Dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Pada tabel coffcientsa

diperoleh nilai koefisien b0 = 148,667 b1 = 4,791 b2 = 2,154 b3= -3,077.

5.6 Pengolahan Data dengan Persamaan Korelasi

Langkah-langkah uji korelasi dengan SPSS, setelah langkah-langkah data

terpenuhi, maka secara uji korelasi dapat dilakukan dengan

langkah-langkah sebgai berikut:

Klik Analyze, kemudian pilih sub menu Correlate, kemudian pilih

Bivariate.


(64)

 Setelah kotak dialog, kemudian sorot variabel-variabel yang akan ditentukan korelasinya dan pindahkan ke kotak Varables.

 Setelah muncul kotak dialog, kemudian sorot variabel-variabel yang akan ditentukan korelasinya dan pindahkan kek kotak Varabels.

 Pada kolom correlation Coefficients, pilih Pearson,sedang pada kolom Test of Significant, pilih Two Tailed, lalu klik OK.

Gambar 5.13 Bivariate Correlations


(65)

Pada tabel diatas diperoleh

1. Korelasi antara Tingkat Suku Bunga Bank dengan Jumlah Uang Beredar

bernilai 0,642, (bertanda positif) pengaruhnya sangat kuat dan searah.

Artinya jika tingkat suku bunga bank semakin banyak maka jumlah

uang beredar akan meningkat, demikian sebaliknya.

2. Korelasi antara Jumlah Bank dengan Jumlah Uang Beredar bernilai

0,852 (bertanda positif) pengaruhnya sangat kuat dan searah. Artinya

jika jumlah bank semakin banyak maka jumlah uang beredar semakin

meningkat, demikian sebaliknya.

3. Korelasi antara Inflasi dengan Jumlah Uang Beredar bernilai -0,516


(66)

3. Koefisien korelasi antar jumlah uang beredar dengan tingkat inflasi

=

=

=

=

=

= -5,11501

Ini menunjukan korelasi lemah antara jumlah uang beredar dengan tingkat

inflasi yang berarti bahwa banyak jumlah uang beredar sangat kecil pengaruhnya


(67)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari data penelitian diatas, setelah dilakukan analisis, maka dapat beberapa

kesimpulan antara lain:

1. Tingkat Suku Bunga Bank, Jumlah Bank dan Inflasi di Sumatera Utara

mempunyai hubungan yang nyata terhadap Jumlah Uang Beredar di

Sumatera Utara.

2. Persamaan Regresi adalah = 148,667 + 4,791X1 + 2,54X2 – 3,077X3 .

3. Sekitar 89,87% Jumlah Uang Beredar dipengaruhi oleh ketiga variabel

tersebut, sedangkan 10,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

4. Dari analisis diatas diperoleh nilai koefisien korelasi antara Jumlah Uang

Beredar dengan tingkat suku bunga menunjukkan korelasi sedang positif

(0,642), koefisien korelasi antara jumlah uang beredar dengan jumlah bank

menunjukan korelasi kuat positif (0,852), dan koefisien korelasi antara

jumlah uang beredar dengan inflasi menunjukkan korelasi sedang negative


(68)

6.2 Saran

Dari analisis dan kesimpulan yang telah diperoleh, ada beberapa saran yang

berhubungan dengan penelitian diatas :

1. Untuk menjaga kestabilan nilai rupiah maka pihak Bank Indonesia

perlu lebih teliti untuk mengendalikan jumlah uang beredar dan

besarnya tingkat suku bunga bank.

2. Diperlukan adanya pengurangan jumlah bank di Sumatera Utara

sehinga dapat mengurangi Jumlah Uang Beredar.

3. Hendaknya Bank Indonesia lebih teliti dalam mengedarkan uang

sehinga dapat menciptakan perekonomian Negara yang stabil dan


(69)

DAFTAR PUSTAKA

Algifari. 2000. Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi. Edisi ke-2. Yoyakarta :

BPFE

Kasmir, 2007. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi ke-6 Jakarta : PT

Raja Grafindo Persada

Kasmir, 2002. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Manurung, Mandala dan Rahadja Prathama. 2004. Uang, Perbankan dan

Ekonomi Moneter. Jakarta : Lembaga Penerbit FEUI

Simorangkir, O.P., 200. Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank.

Jakarta : Ghalia Indonesia

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Edisi ke-6. Bandung : Tarsito

Sulaiman Wahid. 2004. Analisis Regresi Menggunakan SPSS. Yogyakarta : Andi

Suwarno, Bambang. 2006. Cara dan Menggunakan dan Memakai Analisa Jalur.

Bandung : Alfabeta

Trihendradi, Cornelius. 2005. Step by Step SPSS 13 Analisis Data Statistik.


(1)

 Setelah kotak dialog, kemudian sorot variabel-variabel yang akan ditentukan korelasinya dan pindahkan ke kotak Varables.

 Setelah muncul kotak dialog, kemudian sorot variabel-variabel yang akan ditentukan korelasinya dan pindahkan kek kotak Varabels.

 Pada kolom correlation Coefficients, pilih Pearson,sedang pada kolom Test of Significant, pilih Two Tailed, lalu klik OK.

Gambar 5.13 Bivariate Correlations


(2)

Pada tabel diatas diperoleh

1. Korelasi antara Tingkat Suku Bunga Bank dengan Jumlah Uang Beredar bernilai 0,642, (bertanda positif) pengaruhnya sangat kuat dan searah. Artinya jika tingkat suku bunga bank semakin banyak maka jumlah uang beredar akan meningkat, demikian sebaliknya.

2. Korelasi antara Jumlah Bank dengan Jumlah Uang Beredar bernilai 0,852 (bertanda positif) pengaruhnya sangat kuat dan searah. Artinya jika jumlah bank semakin banyak maka jumlah uang beredar semakin meningkat, demikian sebaliknya.


(3)

3. Koefisien korelasi antar jumlah uang beredar dengan tingkat inflasi

=

=

=

=

=

= -5,11501

Ini menunjukan korelasi lemah antara jumlah uang beredar dengan tingkat inflasi yang berarti bahwa banyak jumlah uang beredar sangat kecil pengaruhnya dengan tingkat inflasi.


(4)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari data penelitian diatas, setelah dilakukan analisis, maka dapat beberapa kesimpulan antara lain:

1. Tingkat Suku Bunga Bank, Jumlah Bank dan Inflasi di Sumatera Utara mempunyai hubungan yang nyata terhadap Jumlah Uang Beredar di Sumatera Utara.

2. Persamaan Regresi adalah = 148,667 + 4,791X1 + 2,54X2 – 3,077X3 .

3. Sekitar 89,87% Jumlah Uang Beredar dipengaruhi oleh ketiga variabel tersebut, sedangkan 10,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

4. Dari analisis diatas diperoleh nilai koefisien korelasi antara Jumlah Uang Beredar dengan tingkat suku bunga menunjukkan korelasi sedang positif (0,642), koefisien korelasi antara jumlah uang beredar dengan jumlah bank menunjukan korelasi kuat positif (0,852), dan koefisien korelasi antara


(5)

6.2 Saran

Dari analisis dan kesimpulan yang telah diperoleh, ada beberapa saran yang berhubungan dengan penelitian diatas :

1. Untuk menjaga kestabilan nilai rupiah maka pihak Bank Indonesia perlu lebih teliti untuk mengendalikan jumlah uang beredar dan besarnya tingkat suku bunga bank.

2. Diperlukan adanya pengurangan jumlah bank di Sumatera Utara sehinga dapat mengurangi Jumlah Uang Beredar.

3. Hendaknya Bank Indonesia lebih teliti dalam mengedarkan uang sehinga dapat menciptakan perekonomian Negara yang stabil dan mewujudkan masyarakat yang makmur


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Algifari. 2000. Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi. Edisi ke-2. Yoyakarta : BPFE

Kasmir, 2007. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi ke-6 Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Kasmir, 2002. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Manurung, Mandala dan Rahadja Prathama. 2004. Uang, Perbankan dan Ekonomi Moneter. Jakarta : Lembaga Penerbit FEUI

Simorangkir, O.P., 200. Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank. Jakarta : Ghalia Indonesia

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Edisi ke-6. Bandung : Tarsito

Sulaiman Wahid. 2004. Analisis Regresi Menggunakan SPSS. Yogyakarta : Andi Suwarno, Bambang. 2006. Cara dan Menggunakan dan Memakai Analisa Jalur. Bandung : Alfabeta

Trihendradi, Cornelius. 2005. Step by Step SPSS 13 Analisis Data Statistik. Yogyakarta : Andi