Kontrak dan Pelaksanaan Bongkar Muat Barang

a. Penawaran dari pihak pengangkut Cara terjadinya perjanjian pengangkutan dapat secara langsung antara pihak-pihak, atau secara tidak langsung dengan menggunakan jasa perantara ekspeditur. Apabila perjanjian pengangkutan dilakukan secara langsung, maka pihak pengangkut langsung menghubungi pengirim, dimana pengangkut juga mengumumkanmengiklankan kedatangan dan keberangkatan kapalnya, sehingga pengirim barang menyerahkan barangnya kepada pengangkut untuk diangkut. b. Penawaran dari pihak pengirim Apabila penawaran dilakukan oleh ekspeditur, maka ekspeditur menghubungi pengangkutatas nama pengirim barang. Kemudian pengirim barang menyerahkan barang pada ekspeditur untuk diangkut. Setelah terjadinya kesepakatan antara kedua belah pihak mengenai segala kondisi, maka pengangkutan dimulai dengan diawali membuat perjanjian pengangkutan itu sendiri.

C. Kontrak dan Pelaksanaan Bongkar Muat Barang

Istilah kontrak berasal dari bahasa Inggris, yaitu contract. Dalam bahasa Belanda disebut dengan overeenkomstperjanjian. Pengertian perjanjian atau kontrak diatur dalam Pasal 1313 KUH Perdata. Pasal tersebut berbunyi: “Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu pihak atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih. 42 42 Salim H.S, Perancangan Kontrak Memorandum of Understanding MoU, Jakarta: Sinar Grafika, 2008, hlm. 7. Universitas Sumatera Utara Definisi yang tercantum dalam Black’s Law Dictionary bahwa kontrak dilihat sebagai persetujuan dari para pihak untuk melaksanakan kewajiban, baik melakukan atau tidak melakukan secara sebagian. 43 1. The agreement fact between the parties adanya kesepakatan tentang fakta antara kedua belah pihak Ada 3 unsur kontrak, yaitu : 2. The agreement as written persetujuan dibuat secara tertulis 3. The set of rights and duties created by 1 and 2 adanya orang yang berhak dan berkewajiban untuk membuat: 1 kesepakatan dan 2 persetujuan tertulis. 44 1 Kontrak Bongkar Muat Barang Bongkar muat adalah salah satu kegiatan yang dilakukan dalam proses forwardingpengiriman barang. Yang dimaksud dengan kegiatan muat adalah proses memindahkan barang dari gudang, menaikkan lalu menumpuknya diatas kapal, sedangkan kegiatan bongkar adlah proses menurunkan barang dari kapal lalu menyusunnya didalam gudang di pelabuhan atau stock file atau container yard. 45 a. Bill of Lading Dalam kontrak bongkar muat barang, beberapa hal yang harus di penuhi sebagai persyaratan kelengkapan berkas pemuatan barang antara lain : 43 Salim H.S, Loc.cit. hlm. 26. 44 Ibid 45 pasadecargo.blogspot.co.id201501apa-itu-bongkar-muat.html?m=1. Diakses pada tanggal 13 September 2016. Universitas Sumatera Utara Bill of lading yang disebut juga sebagai konosemen, bagi pengangkut merupakan kontrak pengankutan sekaligus sebagai bukti tanda terima barang. Bill of lading juga tanda hak yang memungkinkan barang bisa ditransfer dari shipperke consignee atau dipindahkan ke pihak ketiga. Bill of lading dibuat oleh perusahaan pelayaran pengangkut atau agennya berdasarkan shipping instruction yang diberikan oleh pengirim shipper. Berdasarkan shipping instruction yang diterima dari pengirim, perusahaan pelayaran atau agennya membuat draft bill of lading untuk diserahkan kembali ke pengirim untuk diperiksa isinya. Apabila perlu, pengirim akan melakukan perubahan atau penambahan. Setelah dikoreksi, perusahaan pelayaran membuat bill of lading yang asli dalam beberapa lembar sesuai permintaan pengirim. Apabila nama kapal dituliskan dalam konosemen, berarti pengirim yang menentukan kapalnya. Sedangkan jika nama kapal tidak dicantumkan dalam konosemen maka forwarder yang akan menentukan kapalnya. Fungsi bill of ladingsebagai dokumen pengangkutan adalah sebagai berikut : 1 Surat perjanjian pengangkutan a contract of affreightment antara pengirim komoditas dengan pengangkut dan penerima komoditas. 2 Tanda bukti hak milik a document of tittleatas komoditas yang berada dalam perwalian pengangkut sebanyak yang tercatat dalam BL, kecuali ada bukti sebaliknya prima facie evidence 3 Tanda bukti penerimaan komoditas receipt for the goodsyang diterima oleh pengangkut dari pengirim komoditas sebanyak yang tercatat dalam BL. Universitas Sumatera Utara 4 Tanda persetujuan pengangkut untuk mengangkut komoditas ke pelabuhan tujuan dan diserahkan di sana kepada penerima komoditas yang sah. 5 Tanda bukti pembayaran uang tambang bila uang tambang dibayar di pelabuhan pemuatan atau perjanjian pembayaran uang tambang bila uang tambang dibayar di pelabuhan tujuan. 46 b. Cargo List loading list Loading list adalah daftar semua barang yang dimuat dalam kapal. Loadin```g list dibuat oleh perusahaan pelayaran atau agennya dan diserahkan kepada semua pihak yang terkait dengan pemuatan, yaitu : kapal, stevedore, gudang dan pihak-pihak lain. c. Tally Muat Untuk semua barang yang dimuat diatas kapal dicatat dalam tally sheet. Tally sheet juga dibuat untuk mencatat semua barang yang dimuat. Tally sheet selain ditandatangani oleh petugas yang mencatat juga harus dicountersigned oleh petugas kapal mungkin ada ketidaksesuaian dispute dari muatan yang ada. d. Mate’s Receipt Mate’s receipt adalah suatu tanda terima dari barang-barang yang dikapalkan yang ditanda-tangani oleh Mualim I bukan oleh nahkoda atau biasa disebut dengan Resi Mualim. Resi Mualim ini biasa dikeluarkan setelah barang dimuat ke dalam kapal dan menjadi bukti bagi pengirim barang bahwa barangnya 46 Sinta Uli, Op.cit, hlm. 30. Universitas Sumatera Utara telah dimuat ke dalam kapal. 47 e. Stowage plan Mate’s receipt dibuat oleh agen pelayaran dan ditandatangani oleh mualim kapal. Jumlah koli dan kondisi barang disesuaikan dengan data yang tercantum pada mate’s receipt. Apabila jumlah colli tidak sesuai dengan jumlah yang tercantum dalam mate’s receipt maka petugas kapal akan mencatat selisih tersebut. Demikian pula, jika barang yang dimuat terdapat kerusakan, petugas kapal juga akan mencatat kondisinya. Selisih atau kondisi ini kemungkinan tercatat pada konosemen. Stowage plan adalah gambar tata letak dan susunan semua barang yang telah dimuat di atas kapal, Untuk kapal petikemas, stowage plan disebut bay plan. Stowage plan dibuat oleh petugas kapal atau petugas tally. Sedangkan bay plan dibuat oleh ship planner. 48 1 Pemberitahuan kepada bea cukai Setelah sebuah kapal sandar di areal pelabuhan, tidak serta merta kapal tersebut dapat melakukan kegiatan bongkar muat barangnya, ada beberapa haldokumen yang harus dilengkapi, antara lain : Sebelum kedatangan kapal, agen pelayaran memberitahu kepada bea cukai khusus untuk pembongkaran barang import tentang rencana kedatangan kapal. Selambat-lambatnya dalam waktu 24 jam setelah kapal tiba, dengan menyerahkan dokumen-dokumen sebagai berikut : a Cargo manifest dari semua barang yang akan dibongkardiimport 47 Sinta Uli, Ibid. Hlm. 34 48 tugascimot.blogspot.co.id201506dokumen-muat-dan-dokumen-bongkar.html?m=1, diakses pada tanggal 10 September 2016 Universitas Sumatera Utara b Cargo manifest dari semua barang yangmempunyai tujuan di luar Indonesia. c Daftar penumpang dan ABK. d Daftar perbekalan. e Daftar senjata api dan obat-obat terlarang. 2 Landing order Apabila terjadi perubahan bongkar muat dari suatu party barang, agen pelayaran akan mengeluarkan landing order. Landing order adalah pemberitahuan dari agen pelayaran kepada kapal tentang adanya perubahan pelabuhan bongkar satu partai barang dengan menyebutkan pelabuhan bongkar sebelumnya dan pelabuhan bongkar seharusnya. 3 Tally bongkar Pada waktu barang dibongkar dilakukan pencatatan jumlah colli dan kondisinya sebagaimana terlihat dan hasilnya dicatat dalam tally sheet bongkar. Tally sheet harus di-countersign oleh nakhoda atau mualim yang berwenang. 4 Outturn Report Outturn report adalah daftar dari semua barang dengan mencatat dari jumlah colli dan kondisinya barang itu pada waktu dibongkar. Barang yang kurang jumlahnya atau rusak diberi tanda remark pada outturn report. 5 Short and Overlanded List Khusus barang yang mengalami kekurangan atau kelebihan dibuat daftar sendiri yang disebut short and overlanded list 6 Damage Cargo List Universitas Sumatera Utara Khusus untuk barang yang mengalami kerusakan dibuatkan daftar tersendiri berupa damage cargo list. Untuk barang-barang yang mengalami kerusakan dalam damaged cargo list diberi penjelasan rinci mengenai dimana kerusakan terjadi, sebelum dibongkar atau selama pembongkaran. Dijelaskan pula sejauh mana kerusakan yang dialami. 7 Cargo Tracer Dengan memperhatikan short and overlanded list, agen pelayaran mengeluarkan tracer. Tracer merupakan pemberitahuan kepada semua pihak pelabuhan muat dan bongkar tentang adanya kekurangan atau kelebihan barang yang terjadi di pelabuhan pengirim. Tracer juga menanyakan apakah barang yang kurang tersebut ada di pelabuhan penerima tracer atau sebaliknya. Pelabuhan penerima tracer akan menyelidiki isi tracer dan segera menyampaikan hasil penyelidikannya ke pengirim. Apabila tracer pertama tidak dijawab, setelah 15 hari akan disusul tracer berikutnya, dan demikian seterusnya sampai mendapat jawaban. Penerima tracer memiliki kewajiban untuk segera meneliti dan menjawab tracer yang diterima mengingat akan timbulnya klaim dari pemilik barang. 8 Cargo Manifest Cargo manifest adalah keterangan rinci mengenai barang-barang yang diangkut oleh kapal. Jadi ini merupakan daftar barang dari semua bill of lading dari barang yang diangkut kapal dan dijabarkan secara rinci. Lajur-lajur dalam manifest adalah sebagai berikut : a Nomor urut Universitas Sumatera Utara b Nomor BL c Nama pengirim d Namaalamat penerima consignee e Jumlah colli dalam angka f Keterangan mengenai barang g Jumlah berat barang h Patokan berat ato ukuran yang dikenakan tambang freight i Tarif satuan barang j Lajur kosong untuk catatan seperlunya k Jumlah freight yang dibayar menurut tiap BL l Jumlah OPPOPT m Lajur biaya tata usaha n Lajur jumlah keseluruhan biaya yang dikenakan pada setiap BL o Lajur keterangan p Special refrigenerated cargo.Cargo List Special cargo list adalah daftar dari semua barang khusus yang dimuat oleh kapal, misalnya barang berbahaya, barang berharga, barang berat dan barang yang membutuhkan pengawasan khusus termasuk 9 Dangerous Cargo list Dangerous cargo list adalah daftar muatan yang berbahaya,baik yang ditetapkan oleh IMO ataupun yang ditetapkan oleh yang berwenag di pelabuhan. q Hatch List Universitas Sumatera Utara Setiap palka mempunyai muatan sendiri. Hatch list merinci muatan yang ada pada tiap palka. Hatch list dibuat oleh pihak kapal. r Parcel List Karena sering ada barang kiriman yang bukan barang dagangan dikirim melalui kapal laut sebagai barang titipan, misalnya personal effect, maka barang tersebut didaftar dalam suatu daftar yang disebut sebagai parcel list. 49 B. Pelaksanaan Bongkar Muat Barang Kegiatan bongkar muat barang dari dan ke kapal dibagi pada beberapa rangkaian kegiatan sebagai berikut : 1. Kegiatan Operasi Pembongkaran Muatan discharging, yang terdiri dari 4 tahapan yaitu : a. Persiapan muatan dari dalam palka dan mengkaitkan ganco muatan. Tahap pertama ini meliputi kegiatan membongkar muatan dari posisi muatan dalam ruang muat kapal palka, memindahkan setiap muatan dengan menggunakan cara-cara konvensional ataupun dengan menggunakan alat-alat mekanis seperti Forklift, Conveyor, dllke ruang mulut palka hatch squarekemudian menyusunnya di atas pallet, jala-jala atau mengikatnya dengan sling ataupun menggunakan alat bantu bongkar muat lainnya yang disesuaikan dengan jenis muatan. Kemudian mengkaitkan muatan pada ganco craneatau derek. 49 http:goindonesianport.blogspot.co.id201310dokumen-bongkar-muat.html , diakses pada tanggal 3 September 2016 Universitas Sumatera Utara b. Mengangkat muatan serta menurunkan di dermaga atau kendaraan yang tersedia truk, lorry, kereta api. Kegiatan pada tahap kedua ini disebut juga dengan hook transferatau pemindahan muatan dengan menggunakan ganco derek, muatan diangkat dari ruang mulut palka dengan menggunakan ships crane ataupun shore crane keluar dari palka ke dermaga ataupun ke atas barge yang ada disisi kapal ataupun langsung diletakkan di atas truk, gerbong-gerbong kereta api. Pada tahap ini keselamatan barang sangat diperhatikan. c. Melepaskan sling dari ganco muatan. Melepaskan muatan dari ganco regu kerja dermaga dengan hati-hati menjaga muatan agar aman mendarat di dermaga, ke truk atau gerbong kereta api ataupun tongkang-tongkang disisi kapal, kemudian melepaskan muatan dari ganco dan siap untuk dikembalikan ke dalam palka kapal. d. Pengembalian ganco muatan ke atas kapal, kemudian mengeluarkan muatan dari sling atau jala-jala. Pada tahap keempat ini kegiatan yang dilakukan adalah pengembalian ganco muatan hook- returnke dalam palka dan siap untuk digunakan pada pengangkatan muatan berikutnya. Rangkaian kegiatan dari tahap pertama sampai ke tahap empat disebut dengan hook cyclesiklus ganco, dimana waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan 1 satu siklus ganco disebut dengan hook cycle time. Alat-alat yang digunakan untuk aktivitas bongkar muat barang adalah: Universitas Sumatera Utara 1. Grabs adalah alat muatbongkar yang sering digunakan untuk memuatmembongkar barang jenis curah kering. 2. Bucket adalah sebuah bak dengan kapasitas tertentu yang digunakan untuk memuat barang curah atau bag. 3. Crane adalah suatu alat dengan kapasitas tertentu yang digunakan untuk menaikkanmenurunkan barang darike kapal 4. Sling adalah jerat untuk muatan yang dibuat dari tali termasuk tali kawat atau baja, gunanya untuk mengangkat atau menurunkan muatan darike kapal. 5. Forklift adalah kendaraan roda 4 empat yang berfungsi sebagai alat pemindah transport baran dari satu titik ke titik lain dengan jarak yang dekat. 6. Loader adalah mesin yang digunakan untuk meraup dan transportasi bahan dalam area kerja 7. Exchavator adalah alat berat yang sering dipergunakan pada pekerjaan konstruksi, kehutanan dan industri pertambangan karena alat ini dapat melakukan berbagai macam pekerjaan. 50 50 pasadecargo, Op.cit 35 Universitas Sumatera Utara BAB IV KAJIAN HUKUM TERHADAP KONTRAK KERJA UNTUK KEGIATAN BONGKAR MUAT ANTARA PT. PELINDO I CABANG BELAWAN DENGAN PT. FKS MULTI AGRO Tbk di PELABUHAN INDONESIA I CABANG BELAWAN

D. Perjanjian Kontrak Kerja Antara PT. Pelindo I Cabang Belawan

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Perjanjian Pinjaman Dana Program Kemitraan Antara PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Cabang Belawan Dengan Mitra Binaannya

5 56 146

Sistem Administrasi Kepegawaian pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Belawan

7 63 57

Tanggung Jawab Otoritas Pelabuhan Dalam Hal Kenavigasian Terhadap Kapal yang Akan Bersandar (Studi pada PT. Pelindo I Cabang Belawan)

6 86 88

Tanggung Jawab Otoritas Pelabuhan Dalam Hal Kenavigasian Terhadap Kapal yang Akan Bersandar (Studi pada PT. Pelindo I Cabang Belawan)

0 0 9

Tanggung Jawab Otoritas Pelabuhan Dalam Hal Kenavigasian Terhadap Kapal yang Akan Bersandar (Studi pada PT. Pelindo I Cabang Belawan)

0 0 1

Kajian Hukum Terhadap Kontrak Kerja Untuk Kegiatan Bongkar Muat Antara PT. Pelindo I Cabang Belawan Dengan PT. FKS Multi Agro Tbk (Studi Pada PT. Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan)

0 1 8

Kajian Hukum Terhadap Kontrak Kerja Untuk Kegiatan Bongkar Muat Antara PT. Pelindo I Cabang Belawan Dengan PT. FKS Multi Agro Tbk (Studi Pada PT. Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan)

0 0 1

Kajian Hukum Terhadap Kontrak Kerja Untuk Kegiatan Bongkar Muat Antara PT. Pelindo I Cabang Belawan Dengan PT. FKS Multi Agro Tbk (Studi Pada PT. Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan)

0 0 16

Kajian Hukum Terhadap Kontrak Kerja Untuk Kegiatan Bongkar Muat Antara PT. Pelindo I Cabang Belawan Dengan PT. FKS Multi Agro Tbk (Studi Pada PT. Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan)

0 1 24

Kajian Hukum Terhadap Kontrak Kerja Untuk Kegiatan Bongkar Muat Antara PT. Pelindo I Cabang Belawan Dengan PT. FKS Multi Agro Tbk (Studi Pada PT. Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan)

0 0 3