BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kota Medan yang merupakan Kota Metropolitan sedang gencar-gencarnya dalam melakukan pembangunan dalam rangka untuk mensejahterakan rakyatnya.
Pembangunan yang dilakukan meliputi pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan, perekonomian dan fasilitas umum. Selain pemerintah, masyarakat juga
melakukan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri, contohnya adalah mendirikan bangunan baik untuk tempat tinggal maupun tempat
usaha. Kota Medan sebagai Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara, kondisi ini
membuat pembangunan fisik Kota Medan mengalami perkembangan yang pesat, seiring dengan pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Pembangunan
pertokoan maupun perumahan penduduk berkembang dengan pesat. Setiap pendirian bangunan baik bangunan untuk dunia usaha maupun pendirian rumah
penduduk harus memiliki Izin Mendirikan Bangunan selanjutnya disebut IMB yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Medan
Pendirian sebuah bangunan harus memenuhi segala persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7
Tahun 1993 disebutkan sebelum melakukan pembangunan harus mengajukan permohonan IMB. Izin tersebut diperlukan untuk memberikan kepastian hukum
atas kelayakan, kenyamanan, keamanan sesuai dengan fungsinya. Izin Mendirikan
Universitas Sumatera Utara
Bangunan diperlukan tidak hanya untuk bangunan baru saja, tetapi juga dibutuhkan pada saat akan membongkar, merenovasi, menambah, mengubah, atau
memperbaiki yang mengubah struktur bangunan. Bergulirnya otonomi daerah, dengan dikeluarkan Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 pengganti Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah maka setiap daerah diberikan kebebasan untuk mengurus dan
mengatur sendiri urusan pemerintahan demi kepentingan masyarakat setempat, termasuk dalam dalam hal pemberian IMB. Selain itu dengan adanya otonomi
daerah tersebut maka pemerintah daerah juga berwenang untuk mengeluarkan IMB diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah daerah KabupatenKota. Atas dasar tersebut Pemerintah Daerah
Kota Medan mengeluarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan.
1
Pembangunan sarana dan prasarana maupun infrastruktur di Kota Medan terasa kian kompleks sehingga perlu melakukan kajian dan analisis terhadap
perizinan yang menjadi tolak ukur prosedur mengenai pembangunan itu sendiri. Prosedur yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mengenai Implikasi
Pengaturan IMB Terhadap Tata Ruang di Kota Medan. Hal ini menjadi kajian yang sangat penting, dengan mengingat bahwa Kota Medan merupakan daerah
yang sedang mengalami peningkatan dalam bidang pembangunan sarana dan prasarana maupun infrastruktur. Prinsipnya Rencana Umum Tata Ruang Kota
1
Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan.
Universitas Sumatera Utara
diarahakan untuk memperoleh gambaran Perencanaan, Pemanfaatan dan Pengendalian Ruang atau lahan Kota Medan saat ini serta masa mendatang, guna
menentukan aspek strategis dalam rangka mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan Kota Medan.
Penyelenggaraan penataan ruang untuk mewujudkan harapan ruang yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan memerlukan dukungan dari semua
pihak yaitu Pemerintah. Lemahnya penegakan hukum dan penyadaran masyarakat terhadap aspek penataan ruang merupakan masalah seperti misalnya munculnya
permukiman kumuh di bantaran sungai dan terjadinya.
2
Pengawasan IMB adalah suatu kegiatan dan usaha untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan pekerjaan atau
kegiatan apakah sesuai dengan rencana maupun prosedur atau tidak. Dalam Pemberian IMB merupakan salah satu bentuk pelayanan publik. Di
samping itu IMB merupakan salah satu retribusi Kota Medan yang berarti sumber Pendapatan Daerah. Kantor pelayanan adimistrasi perizinan dan Dinas Tata
Ruang dan Bangunan yang merupakan penyelenggara pelayanan IMB harus memiliki kapabilitas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Oleh
karena itu lahirlah berbagai produk hukum di setiap daerah yang mencoba mengakomodasi kebutuhan akan aturan tentang tata bangunan. Namun, yang
terjadi saat ini khususnya dalam wilayah kota Medan terdapat ketimpangan dimana masih banyak masyarakat yang merasa tidak sesuai tidak sepakat dengan
peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintahan di daerah.
2
http:trtb.pemkomedan.go.idkategoriartikel-55-berita.html , diakses tanggal 1 Juni
2016.
Universitas Sumatera Utara
pelaksanaan pembangunan, untuk menjaga kelangsungannya, maka ruang perlu di tata dan diawasi serta direncanakan sehingga dapat memberikan dampak positif
bagi mahluk hidup diatasnya untuk jangka panjang dan berkelanjutan. Instansi atau pejabat pelaksana penerbitan IMB juga tidak luput menjadi
sorotan karena instansi pemerintah tersebutlah yang berkaitan langsung dengan perizinan terhadap pembangunan yang dilaksanakan. Dari sinilah segala
permasalahan yang dihadapi oleh Kota Medan muncul hingga kemudian memerlukan kajian secara spesifik dan eksplisit untuk menjawab semua hal yang
terkait dengan masalah Pelaksanaan Pengaturan IMB dan Implikasinya Terhadap Tata Ruang.
Berdasarkan latar belakang di atas maka tertarik memilih judul Pengawasan terhadap izin tata ruang dan bangunan berdasarkan Peraturan Daerah
Kota Medan Nomor 3 tahun 2015 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan.
B. Perumusan Masalah