53
3.4. Elaborasi Tema
Tema yang diterapkan pada proyek Deli Serdang Trade Center adalah Sustainable Design.
Untuk mengetahui informasi lebih lanjut, akan dijelaskan secara rinci mengenai pengertian, interpretasi, dan keterkaitan tema dengan judul.
3.4.1. Pengertian Tema
Desain sustainable yang merupakan salah satu pertimbangan penting pada bangunan sekarang ini, meliputi banyak faktor seperti efisiensi energi, ramah
lingkungan, adaptibilitas, dan efisiensi penggunaan sumber daya. Sekarang ini trend
desain arsitektural hanya bisa dimengerti melalui kemajemukan. Tanpa melihat arah desain yang dipilih, strategi sustainable harus di terapkan pada
konteks manapun karena pendekatan desain ini adalah moral. Dalam istilah struktural, sustainable juga meliputi beragam aspek.
Secara sederhana, “Sustainable Architecture” atau “Arsitektur Berkelanjutan” dapat didefinisikan sebagai Desain Arsitektur yang Berwawasan
Lingkungan. Selanjutnya, “Sustainable Architecture” mencari cara untuk
menimimalisasi dampak negatif dari lingkungan dari bangunan dengan meningkatkan efisiensi dan kebijaksanaan dalam penerapan material, energi dan
pengaturan ruang. Karena setiap langkah kita akan berdampak pada generasi masa depan, maka kesadaran akan lingkungan perlu diterapkan pada desain bangunan.
Arsitektur berkelanjutan sustainable architecture adalah sebuah konsep terapan dalam bidang arsitektur untuk mendukung konsep berkelanjutan, yaitu
konsep mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama, yang dikaitkan dengan umur potensi vital sumber daya alam dan lingkungan ekologis
manusia, seperti sistem iklim planet, sistem pertanian, industri, kehutanan, dan tentu saja arsitektur. Kerusakan alam akibat eksploitasi sumber daya alam telah
mencapai taraf pengrusakan secara global, sehingga lambat tetapi pasti, bumi akan semakin kehilangan potensinya untuk mendukung kehidupan manusia, akibat dari
berbagai eksploitasi terhadap alam tersebut. Proses keberlanjutan arsitektur meliputi keseluruhan siklus masa suatu
bangunan, mulai dari proses pembangunan, pemanfaatan, pelestarian dan
Universitas Sumatera Utara
54 pembongkaran bangunan. Visi arsitektur berkelanjutan tidak saja dipacu untuk
mengurangi emisi gas rumah kaca glass houses effect, juga mengandung maksud untuk lebih menekankan pentingnya sisi kualitas dibanding kuantitas ditinjau dari
aspek fungsional, lingkungan, kesehatan, kenyamanan, estetika dan nilai tambah. Arsitektur berkelanjutan merupakan turunan dari sustainable development
perkembangan berkelanjutan. Isu perkembangan berkelanjutan ini telah dimulai sejak era tahun 1990-an. Arsitektur berkelanjutan pada hakekatnya adalah
perancangan fisik dan nonfisik yang memadukan kebutuhan need saat sekarang present dengan kemampuan generasi masa depan future untuk dapat
memenuhi kebutuhannya. Ada dua aspek penting dalam defenisi ini. Pertama, arsitektur
berkelanjutan merupakan perancangan yang melibatkan banyak disiplin ilmu omnidisciplinary, tidak dapat dibatasi hanya untuk area disiplin ilmu tertentu,
tetapi dapat diaplikasikan di seluruh dunia dan siapa saja, baik masa kini maupun masa mendatang. Kedua, tidak ada tujuan mutlak yang ditetapkan, yang ada hanya
kesinambungan perkembangan itu sendiri. Jika dirumuskan dalam garis besar, ada tiga dimensi dan sudut pandang arsitektur berkelanjutan, yaitu :
Gambar 3.10 Dimensi dan sudut pandang arsitektur berkelanjutan Sumber: Understanding Sustainable Architecture
Universitas Sumatera Utara
55
Indikator Lingkungan Environmental
Dari segi lingkungan, suatu bangunan bisa dikatakan sustainable apabila ada efisiensi penggunaan Sumber Daya Alam SDA selama siklus masa
bangunan tersebut, mulai dari proses pembangunan, pemanfaatan maupun pelestariannya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam efisiensi pemanfaatan SDA
tersebut adalah : Penggunaan air
Penggunaan energi Pengolahan limbah
Pemilihan material dan komponen bahan Situasi site
Indikator Ekonomi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dari segi ekonomi dalam perancangan bangunan yang sustainable adalah :
Pendayagunaan komponen lokal demi memajukan pendapatan lokal daerah setempat
Efiensi bangunan Fleksibilitas tata ruang dalam dan luar bangunan
Biaya yang keluar sejak bangunan dimulai Alokasi total dana yang dipakai untuk membangun
Indikator Sosial
Dari segi sosial, hal-hal yang harus diperhatikan sehingga tercipta sebuah rancangan yang sustainable adalah :
Kenyamanan pengguna bangunan Akses dalam bangunan toilet, furnitur, fitting lampu dll
Kemudahan akses menuju lokasi bangunan Partisipasi dan kontrol
Segala hal yang berkaitan dengan kesehatan, pendidikan dan keselamatan
Universitas Sumatera Utara
56 Dalam Deklarasi Copenhagen pada 7 Desmber 2009, UIA Union
internationale des Architectes sebuah organisasi asosiasi arsitek non-profit yang
mewakili lebih dari satu juta arsitek di 124 negara, menyampaikan betapa bangunan dan industri konstruksi berdampak kepada perubahan iklim yang terjadi
saaat ini. Dan berbagai dampak ini dapat dikurangi dengan menentukan bentuk sistem lingkungan binaan built environment. Karena itu UIA berkomitmen
untuk mengurangi dampak ini melalui “Sustainable by Design Strategy” program atau “Strategi Desain Berkelanjutan” Konsep Strategi Desain Berkelanjutan UIA
ini dapat didefinisikan lebih detail dalam 9 butir sebagai berikut :
1. Sustainable by Design SbD dimulai pada tahapan awal proyek dan
melibatkan komitmen seluruh pihak: klien, desainer, insinyur, pemerintah, kontraktor, pemilik, pengguna, dan komunitas;
2. SbD harus mengintegrasikan semua aspek dalam konstruksi dan
penggunaannya di masa depan berdasarkan “Full Life Cycle Analysis and Management
” Analisa dan Manajemen sepenuhnya dari Daur Hidup Bangunan;
3. SbD harus mengoptimalkan efisiensi melalui desain. Penggunaan energi
terbarukan, teknologi modern dan ramah lingkungan harus diintegrasikan dalam praktek penyusunan konsep proyek tersebut;
4. SbD harus menyadari bahwa proyek – proyek arsitektur dan perencanaan
merupakan sistem interaktif yang kompleks dan terkait pada lingkungan sekitarnya yang lebih luas, mencakup warisan sejarah, kebudayaan dan
nilai – nilai sosial masyarakatnya;
5. SbD harus mencari “healthy materials” material bangunan yang sehat
untuk menciptakan bangunan yang sehat, tata guna lahan yang terhormat secara ekologis dan visual, dan kesan estetik yang menginspirasi,
meyakinkan dan memuliakan; 6.
SbD harus bertujuan untuk mengurangi “carbon imprints”, mengurangi penggunaan material berbahaya, dan dampak kegiatan manusia, khususnya
dalam lingkup lingkungan binaan, terhadap lingkungan;
Universitas Sumatera Utara
57 7.
SbD terus mengusahakan untuk meningkatkan kualitas hidup, mempromosikan kesetaraan baik lokal maupun global, memajukan
kesejahteraan ekonomi, serta menyediakan kesempatan – kesempatan
untuk kegiatan bersama masyarakat dan pemberdayaan masyarakat; 8.
SbD mengenal juga keterkaitan lokal dan sistem planet bumi yang mempengaruhi segenap umat manusia. SbD juga mengakui bahwa
populasi urban tergantung pada sistem desa-kota yang terintegrasi, saling terkait untuk keberlangsungan hidupnya air bersih, udara, makanan,
tempat tinggal, pekerjaan, pendidikan, kesehatan, kebudayaan dan lain –
lain;
9.
SbD juga mendukung pernyataan UNESCO mengenai keberagaman budaya sebagai sumber pertukaran, penemuan, kreativitas sangat
diperlukan oleh umat manusia
.
3.4.2. Interpretasi Tema