66 Penghematan energi sebagai isu lingkungan yang berusaha untuk
diaplikasikan, seperti penerapan transformasi energi dari sinar matahari menjadi energi listrik. Sehingga bisa mengurangi konsumsi listrik yang tentunya akan
mengurangi biaya dalam pemanfaatan bagunan. Konservasi dan rehabilitasi lahan hijau sebagai buffer dan elemen yang dapat menurunkan suhu mikro. Pemanfaatan
ruang terbuka sebagai area bersosialisasi dan sarana mendidik bagi para pengunjung.
Deli Serdang Trade Center, nantinya berupa bangunan 5 lantai sehingga potensial untuk menerapkan ventilasi alami dan pencahayaan alami dengan
inovasi dan kreasi bukaan pada dinding bangunan. Integrasi ruang dalam dan ruang luar pada site ini sangat diperlukan, sehingga memberi kenyaman pada
pengunjung.
3.4.4. Studi Banding Arsitektur yang Mempunyai Tema Sejenis Kampus Universitas Tarumanegara
Gedung yang berlokasi di kompleks Kampus I Universitas Tarumanagara ini dirancang dengan konsep gerbang kampus the learning gateway.
Kemampuan sebuah bangunan dalam mengakomodasi fungsi yang diwadahinya sekaligus menunjukkan citra institusi yang diwakilinya menjadi perhatian utama
dalam perancangan bangunan ini. Selain mewadahi civitas akademika Universitas Tarumanagara, hasil rancangan juga memberikan kontribusi yang signifikan
terhadap rancangan kota. Bangunan utama berupa tower sebagai city scale dan podium sebagai pedestrian scale yang ramah dihadirkan sebagai satu kesatuan
rancangan.
Gambar 3.19 Perspektif Eksterior Universitas Tarumanagara Sumber: Indonesia Architecture Magazine September 2006
Universitas Sumatera Utara
67 Gambar 3.20 Site Plan Universitas Tarumanagara
Sumber: Indonesia Architecture Magazine September 2006
Fasad utama gedung ini dirancang dengan pendekatan yang responsif terhadap lingkungan tropis. Konsep menahan bidang masif dan menyaring panas
sinar matahari barat louvre modular dihadirkan secara harmonis. Sebagai gerbang kampus, tampilan gedung ini diharapkan mampu menjadi pusat perhatian
terhadap massa-massa bangunan di sekitarnya. Konsep tampilan yang diterapkan adalah total arsitektur modern kontemporer yang mencerminkan kecanggihan
budaya dan teknologi zamannya.
Gambar 3.21 Suasana Ruang Luar dan Ruang Dalam Universitas Tarumanagara Sumber: Indonesia Architecture Magazine September 2006
Kesan ramah memasuki kampus terlihat pada rancangan dengan konsep welcoming facade
berupa kanopi yang tinggi dan tiga buah pilar yang merupakan simbol Tri Darma Perguruan Tinggi: Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat. Sebuah urban green space dihadirkan di depan gedung. Ruang
Universitas Sumatera Utara
68 terbuka dan keteduhan tropis ini merupakan respon terhadap konteks urban dan
kebutuhan ruang sosialisasi warga kampus. Keteduhan tropis masih menjadi perhatian di bagian lain dari gedung ini dihadirkan rooftop tropical garden di atas
podium. Taman atap tersebut juga berfungsi sebagai sarana ruang baca
perpustakaan. Menyatu dengan konsep The Learning Gateway terhadap massa 7 lantai dengan konsep multi fungsi, lantai dasar untuk kantin dan fasilitas
mahasiswa, lantai atas berupa sports hall. Gedung dengan fungsi utama sebagai tempat parkir ini dirancang dengan mengoptimalkan potensi ruang di lantai atas.
Ruang kotak kantilever dirancang sebagai ruang unit kegiatan mahasiswa atau bisa disewakan. Tampilan pada gedung parkir ini mengekspresikan bangunan
yang ramah lingkungan. Kanopi dan railing tiap lantai diberi vegetasi tropis yang berfungsi sebagai screen dan vertical garden.
Proyek ini sudah terbukti memiliki pengaruh positif bagi iklim sekitar, yaitu berhasil mengubah macro climate menjadi jauh lebih baik. Lalu pada site
berhasil memenuhi syarat sustainable, sebab luas area yang ditutupi pepohonan hijau dan keberadaan open space serta public space tergolong nyaman bagi
pemakai. Sedangkan di sisi biaya perawatan, konsumsi energi dan air masih cenderung besar dan pemakaian bahan baku lokal yang digunakan tidak terlalu
banyak, mengingat teknologi yang dipakai cukup mutakhir. Kesimpulan:
Kampus Tarumanagara termasuk bangunan sustainable, dapat dilihat dari perancangannya yang responsif terhadap lingkungan tropis. Konsep menahan
bidang masif dan menyaring panas sinar matahari barat louvre modular dihadirkan secara harmonis. Desain urban green space sebagai respon terhadap
konteks urban dan kebutuhan ruang sosialisasi warga kampus. Ruang terbuka yang berupa rooftop tropical garden yang berada diatas podium difungsikan
sebagai ruang baca perpustakaan.
Universitas Sumatera Utara
69
Menara Mesiniaga, Malaysia
Bangunan ini dirancang dengan tetap mempertahankan konsep ramah lingkungan dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Untuk itu, menara
ini menggunakan banyak kanopi, kisi-kisi. Dapat dilihat pada gambar di bawah, Hitechniaga Tower setinggi 8 lantai dirancang dengan style modern dan
bertemakan Bioklimatik. Pada bagian puncak tower terdapat kisi-kisi yang memayungi ruangan di bawahnya. Kemudian setiap lantai diberi kanopi yang
cukup lebar untuk menepis sinar matahari.
Gambar 3.22 Suasana eksterior Menara Mesiniaga
Yeang mendesain bangunan sebagai filter lingkungan. Dengan menggunakan pendekatan model bangunan tradisional Malaysia, Yeang
menciptakan suatu transisi dan evolusi dengan sentuhan modern. Visinya untuk membuat kota dengan taman tropis diwujudkan dengan hububgan antara
bangunan, lansekap, dan iklim. Sehingga bangunan tinggi Mesiniaga bertransformasi menjadi ekosistem dalam sebuah kota. Konsep Yeang dalam
Mesiniaga diantaranya adalah sky garden yang melayani setiap unit lantai, lansekap spiral vertical, jendela dengan penutup bayangan di timur barat, curtain
wall glazing di utara selatan, single core di timur, toilet yang menggunakan
ventilasi alami, dan balkon spiral dengan pintu geser yang tinggi. Menara Mesiniaga juga menjadi lebih efisien karena infrastruktur
bangunan service core yang biasanya di tengah bangunan ditarik ke tepi timur sehingga ruang kerja bisa lebih leluasa dan gang untuk sirkulasi lebih sedikit.
Yeang menempatkan inti bangunan service core- tangga, lift, toliet dan mekanikal, elektrikal dan plumbing-di sisi yang paling banyak menerima sengatan
Universitas Sumatera Utara
70 matahari yakni timur gedung. Namun yang paling menarik adalah tampilnya dua
taman di awan yang mengelilingi bangunan
Gmbar 3.23 Perspektif dan Ground Plan Menara Mesiniaga
Taman itu memberikan efek bayangan dan amat kontras dengan permukaan dinding dari aluminium dan baja. Struktur bangunan dari rangka beton
bertulang yang dilubangi dua jenis penangkis matahari, dinding baja dan kaca, sejalan dengan podium dan puncak gedung dari metal, mampu menghadirkan citra
high tech. Gedung jangkung itu memiliki tiga bagian struktur.
Gambar 3.24 Konsep sky garden pada Menara Mesiniaga
Pertama, bagian kaki dengan unsur panggung yang hijau. Kedua, bagian badan dengan balkon- balkon taman berjenjang berbentuk spiral dan selubung
kisi-kisi yang memberikan bayangan pada ruang kantor. Ketiga, bagian kepala
Universitas Sumatera Utara
71 yang berisi fasilitas rekreasi yaitu kolam renang dan sun roof. Yeang menyebut
pendekatannya dengan gedung jangkung bioklimatik yang memberikan kontrol iklim yang peka terhadap hemat energi, termasuk di dalamnya penggunaan unsur
hijau, pengudaraan dan pencahayaan alami secara intensif.
Gambar 3.25 Taman Awan pada Menara Mesiniaga
Penggunaan tanaman untuk penghijauan telah umum dikenal. Namun penggunaannya pada bangunan tinggipencakar langit merupakan sesuatu yang
baru dan tidak umum. Pemanfaatan unsur penghijauan pada bangunan tinggi akan memberikan kontribusi terhadap estetika, ekologi, penghematan enerji, selain juga
sebagai tanggapan terhadap kondisi iklim setempat angin, matahari, hujan. Ide ini diilhami dari rumah tradisional dan keinginan untuk mengangkat taman kota
dalam wujud vertikal, sehingga lebih ramah terhadap manusia mata dan pikiran, alam dan lingkungan, serta tidak menambah kerusakan ozon yang lebih parah
akibat bangunan tinggi lainnya yang sudah ada sejak dulu. Tamanlansekap pada balkon, maupun pada sky court atau garden in the
sky memungkinkan hawa sejuk masuk ke dalam ruang dan dapat memberikan
nuansa yang berbeda dalam ruang. Warna tanaman dapat menyejukkan pandangan, menghilangkan kepenatan yang dirasakan sehari-hari, serta
menghilangkan kejenuhan dari benda mati yang ada di sekeliling. Bau tanah dan tanaman yang basah membawa pikiran dan perasaan untuk lepas dan terbang
menuju tempat yang tenang dan damai. Bangunan ini menjadi sangat berbeda dengan bangunan tinggi pada umumnya. Pipa saluran air hujan dibuat sedemikian
rupa secara melingkar dan lebih ekstrim. Kenampakan ini sama seperti pada bangunan Tokyo Nara Tower di Jepang, menara 80 lantai, yang menggunakan
lansekap vertikal berbentuk spiral dikenal dengan istilah spiraling vertical
Universitas Sumatera Utara
72 landscape
. Lansekap vertikal ini dilengkapi dengan saluran pipa air hujan yang lurus sesuai dengan bentuk taman dan dipergunakan untuk mengairimenyirami
taman. Ini merupakan penghematan energi air. Pelindung tanaman dari sinar matahari pada sky court juga berfungsi sebagai penyerap tenaga matahari yang
kemudian disalurkan ke pusat energi menjadi sumber energi bangunan.
Pembuatan sky court pada puncak menara ini merupakan hal yang sangat unik dan baru. Umumnya, pada puncak bangunan difungsikan sebagai helipad,
maupun sebagai bagian ruang yang tidak memiliki nilai estetika karena biasanya difungsikan sebagai tempat utilitas bangunan outdoor. Kalaupun pada puncak
bangunan tersebut ditata, cenderung hanya sebagai mahkota hiasan yang hanya bisa dinikmati dari luar Kesimpulan: Bangunan sebagai filter lingkungan dan
bertransformasi menjadi ekosistem dalam sebuah kota melalui konsep bangunan yang berkelanjutan.
ACROS Fukuoka, Jepang
Sky court Kolam renang
Atap gymnasium
Gambar 3.26 Penggunaan sky court pada puncak Mesiniaga
Gambar 3.27 Kolam renang Gambar 3.28 Gymnasium
Universitas Sumatera Utara
73 ACROS Fukuoka merupakan sebuah gedung perkantoran dengan dua sisi
yang sangat jelas berebeda, di satu sisi kelihatan seperti gedung perkantoran yang konvensional dengan dinding kaca, tetapi disisi yang lainnya terdapat atap
berteras-teras yang sangat besar yang bergabung dengan sebuah taman. Kebun yang berteras-teras tersebut mencapai 60 meter di atas tanah, terdiri dari 35.000
tanaman dari 76 spesies. Sebuah atrium berbentuk setengah lingkaran yang besar dan lobby berbentuk segitiga menyediakan kekontrasan dari penghijauan, di
dalam ruang-ruang ini terdapat symphony hall, kantor dan toko-toko.
Gambar 3.29 Suasana ekstrerios ACROS Fukuoka dari berbagai sisi
1 2
3
4 5
6 7
8
Keterangan gambar : 1.
Tampak Selatan Acros Fukuoka 2.
Perspektif Acros Fukuoka pada skala urban city 3.
Sisi gedung yang menghadap sungai 4.
Ground plan Acros Fukuoka 5.
Tampak atap berteras-teras 6.
Potongan melintang gedung Acros Fukuoka 7.
Atap berteras sebagai green roof 8.
Detail potongan atap berteras
Universitas Sumatera Utara
74 Acros Fukuoka dibangun setelah bangunan kantor administrasi pemerintah
daerah Fukuoka sebagai gaya masa depan dari satu kompleks komersil pada Maret 1993. Penetapan-penetapan komersil dan fasilitas-fasilitas budaya seperti
hallaula simponi dan hallaula konferensi internasional dengan rapi dan dengan lengkap dibangun di dalam gedung. Acros Fukuoka, nama yang datang dari
catchword Fukuoka, jalan lintas dari Asia, kini berfungsi sebagai satu perpaduan budaya. Pada sisi jalan raya, bangunan dirancang dengan gaya kantor
dengan menggunakan dinding kaca. Pada sisi lain, sisi utara bangunan mengadopsi gaya taman bertingkat untuk digabungkan dengan kebun raya.
Bangunan ini telah mendirikan suatu kombinasi gaya dan konsep yang berbeda dari desain pada satu bangunan.
Gambar 3.30 Suasana Interior ACROS Fukuoka, Jepang
Bangunan tersebut didirikan dengan sisa ruang kosong yang ada di pusat kota, jadi sang arsitek Emilio Ambasz Associates, menciptakan sebuah
rancangan untuk memelihara ruang hijau sebanyak mungkin, sementara itu tetap menempatkan sebuah gedung perkantoran yang besar di dalamnya. Sebagai
tambahan, green roof mengurangi konsumsi energi dari sebuah gedung, karena green roof tersebut memepertahankan temperatur didalam lebih konstan dan lebih
nyaman. Green roof juga dapat menangkap air hujan yang jatuh dan mendukung kehidupan burung-burung dan serangga. Bangunan ini merupakan sebuah
kesuksesan di Jepang. Fasade selatannya digunakan oleh banyak orang sebagai tempat beristirahat, berolahraga atau melakukan latihan, mendapatkan view
sebuah kota dan sebuah pelabuhan dibelakangnya. Bangunan kompleks perkantoran ini merupakan pemecahan terhadap
masalah urban ruang terbuka. Dengan kepadatan pembangunan fisik yang tinggi,
Universitas Sumatera Utara
75 arsitek mencoba menghadirkan bangunan yang dapat mengakomodasi fungsi
privat sekaligus publik. Di sebelah utara yang menghadap jalan utama, dibuat fasade bangunan yang modern. Di sebelah selatan yang menghadap ruang terbuka,
dibuat atap teras yang menyerupai sengkedan. Setiap lantai mempunyai taman yang berfungsi untuk meditasi dan relaksasi. Desain yang menampilkan unsur
tanaman ke dalam bangunan ini berfungsi sebagai pemecah kesan keras pada bangunan. Dengan integrasi terhadap unsur lingkungan, bangunan ini turut
menurunkan suhu mikro di sekitarnya. Kesimpulan: Bangunan berperan dalam menurunkan suhu mikro kawasan disekitarnya. Atap hijau menjadi elemen
arsitektur yang mempunyai nilai positif bagi bangunan dan lingkungannya.
Universitas Sumatera Utara
76
BAB IV METODOLOGI
Dalam perancangan Deli Serdang Trade Center ini terdapat kerangka
kajian yang diuraikan dalam beberapa tahap antara lain :
4.1. Pencarian Ide Gagasan
Tahapan kajian yang digunakan dalam proses pencarian ide perancangan
Deli Serdang Trade Center
adalah sebagai berikut : 1.
Pencarian ide gagasan dari sebuah pemikiran tentang kebutuhan akan sebuah sarana dimana retail-retail usaha dapat dipusatkan sekaligus
menjadi tempat promosi bisnis pengusaha dari dalam maupun luar daerah. 2.
Pemantapan ide perancangan melalui penelusuran informasi dan data-data arsitektural maupun non-arsitektursl dari berbagai pustaka dan media
sebagai bahan perbandingan dalam pemecahan masalah. 3.
Dari pengembangan ide rancangan yang diperoleh, kemudian akan dituangkan ke dalam analisis dan sintesis.
4.2. Metode Pengumpulan Data
Metode pembahasan yang dipakai dalam penyusunan laporan perancangan ini adalah metode deskriptif, yaitu memaparkan data-data, menguraikan,
menjelaskan, baik itu data primer maupun sekunder berdasarkan fakta yang ada aktual, lalu kemudian dianalisa untuk menghasilkan suatu kesimpulan. Oleh
karena itu untuk dapat melakukan perencanaan dan perancangan Deli Serdang Trade Center
ini, maka diperlukan data-data :
4.2.1. Data Primer
Data yang didapat secara langsung melalui survey lapangan atau observasi. Pengambilan data primer dilakukan dengan cara :
1. Survey Lapangan dengan cara melakukan pengamatan langsung mengenai
objek yang akan dituju seperti lokasi tapak perencanaan.
Universitas Sumatera Utara