33
Gambar 4.4 Kurva Kalibrasi Kalium
Berdasarkan kurva di atas diperoleh hubungan yang linear antara konsentrasi dengan serapan, dengan koefisien korelasi r besi 0,9998, kalsium
0,9993, magnesium 0,9998 dan kalium 0,9998. Nilai r ≥ 0,97 menunjukkan
adanya korelasi linier yang menyatakan adanya hubungan antara X Konsentrasidan Y Absorbansi Ermer danMiller,2005. Data hasil pengukuran
serapan larutan baku besi, kalsium, magnesium, dan kalium serta perhitungan persamaan garis regresinya dapat dilihat pada Lampiran 6 - Lampiran 9 halaman
49-56.
4.2.2 Kadar Besi, Kalsium, Magnesium dan Kalium dalam Sampel
Pada pengukuran sampel yang dilakukan secara spektrofotometri serapan atom, dilakukan pengenceran untuk besi tanpa adanya pengenceran, untuk
kalsium dilakukan pengenceran 100 kali, untuk magnesium dilakukan pengenceran 100 kali, serta untuk kalium dilakukan pengenceran 100 kali . Hal ini
dilakukan karena sampel memiliki kadar mineral yang cukup tinggiagar diperoleh nilai serapan yang berada dalam rentang kalibrasi. Konsentrasi besi, kalsium,
magnesium, dan kalium dalam sampel ditentukan berdasarkan persamaan garis
Y = 0,06493 X + 0,00569
Universitas Sumatera Utara
34 regresi kurva kalibrasi larutan baku besi, kalsium, magnesium, dan kalium. Data
dan contoh perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 10, 11 - Lampiran 12 halaman57-58 dan Lampiran 12 halaman59-60 .
Analisis dilanjutkan dengan perhitungan statistik Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 13 – Lampiran 16 halaman 61-78 dan rekapitulasi data
kadar besi, kalsium, magnesium, dan kalium setelah uji t dalam sampel dapat dilihat pada Lampiran 17 – Lampiran 18 halaman 79-80. Hasil analisis kuantitatif
mineral besi, kalsium, magnesium, dan kalium dalam sampel dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:
Tabel4.1 Kadar Mineral Besi, Kalsium, Magnesium, dan Kalium dalam Sampel
N o
Sampel Kadar Besi
mg100g Kadar
Kalsium mg100g
Kadar Magnesium
mg100g Kadar
Kalium mg100g x
10
-3
1 KPS
0,2246 ± 0,0222
61,3567 ± 16,7006
2,9265 ± 0,2587
14,8984 ± 0,1532
2 KPR
0,1989 ± 0,0026
8,4066 ± 0,0555
2,8151 ± 0,0924
10,6765 ± 0,1094
Keterangan : KPS = Kacang Panjang Segar
KPR = Kacang Panjang Rebus
Data yang didapat dari Tabel 4.1 dihitung besar persentase penurunan kadar dari masing–masing mineral besi,kalsium, magnesium, dan kalium yang
terdapat dalam sampel Contoh perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 19halaman81-82. Pengaruh perebusan terhadap penurunan kadar besi, kalsium,
magnesium, dan kalium dalam sampel dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
35 Tabel 4.2 Pengaruh Perebusan Terhadap Penurunan Kadar Besi, Kalsium,
Magnesium, dan Kalium dalam Sampel.
Mineral Kadar Sampel mg100g
Penurunan Kadar
Kacang Panjang Segar
Kacang Panjang Rebus
Besi 0,2246
0,1989 10,46
Kalsium 61,3567
8,4066 86,32
Magnesium 2,9265
2,8151 3,80
Kalium 14,8984
10,6765 28,37
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa adanya pengaruh perebusan terhadap penurunan kadar besi,kalsium, magnesium, dan kalium dalam
sampel. Hal ini terjadi karena pada proses perebusan menggunakan aquademineralisata yang bersifat menarik mineral yang terdapat dalam sampel
dan adanya perebusan dapat melarutkan zat-zat organik di dalam sampel. Hasil uji beda nilai rata-rata kadar besi, kalsium, magnesium, dan kalium
antar sampel dapat dilihat pada Lampiran 20, 21, 22, 23 - Lampiran 20, 21, 22, 23 halaman 83-90 dan pada Tabel 4.3berikut ini:
Tabel 4.3 Hasil Uji Beda Nilai Rata-Rata Kadar Besi, Kalsium, Magnesium, dan Kalium antar Sampel
No. Kadar Sampel
t hitung t table
Hasil 1.
Besi KPS
4,4513 3,1693
Beda KPR
2. Kalsium
KPS 12,1281
3,1693 Beda
KPR 3.
Magnesium KPS
0,9911 3,2498
Beda KPR
4. Kalium
KPS 132,34
3,1693 Beda
Universitas Sumatera Utara
36 KPR
Keterangan : KPS = Kacang Panjang Segar KPR = Kacang Panjang Rebus
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa t hitung dari t tabel dengan taraf kepercayaan 99 dan kadar besi, kalsium, magnesium, dan kalium
pada kacang panjang segar lebih besar dibandingkan dengan kadar besi, kalsium, magnesium, dan kalium pada kacang panjang rebus. Hal ini kemungkinan terjadi
karena proses perebusan. Kadar besi dalam kacang panjang segar mengalami penurunan yang tidak terlalu jauh dengan kadar besi kacang panjang rebus. Kadar
kalsium pada kacang panjang segar juga mengalami penurunan kadar yang tidak terlalu jauh karena sifat kalsium oksalat yang merupakan bentuk kalsium yang
terdapat pada kacang panjang segar yang sukar larut dalam air, namun kadar tetap berkurang karena terjadinya pelepasan kalsium akibat proses pemanasan. Kadar
magnesium di dalam kacang panjang segar jauh lebih besar dari kadar magnesium di dalam kacang panjang rebus, hal ini disebabkan karena magnesium diserap
dalam bentuk Mg
2+
dan merupakan bagian dari hijau daun atau disebut sebagai klorofil yang larut di dalam air dengan proses pemanasan. Jadi, saat direbus maka
kadar mineral magnesium yang terdapat di dalamnya berkurang. Begitu juga dengan kadar kalium yang berkurang pada kacang panjang karena adanya proses
perebusan.
4.2.3 Uji Perolehan Kembali Recovery