52
5.3 Analisis Penambahan Karbon Aktif pada Penurunan Jumlah Kadar Fosfat
Pengaruh penambahan karbon aktif pada penurunan jumlah kadar fosfat dilihat berdasarkan besarnya angka penurunan jumlah kadar fosfat sebelum
ditambahkan karbon aktif dan setelah ditambahkan karbon aktif baik setebal 5 cm, 10 cm, atau 15 cm kedalam limbah cair laundry. Hasil akhir jumlah kadar
fosfat dibandingkan dengan standar mutu jumlah kadar fosfat menurut KepMenLH No. 51MENLH101995 pada limbah cair laundry. Baku mutu yang
telah ditetapkan untuk keberadaan senyawa fosfat pada limbah cair industri sabun dan detergen yaitu limbah cair laundry tidak lebih dari 2,0 mgL. Karbon aktif
dikatakan efektif mengurangi kadar fosfat dalam limbah cair jika kadar fosfat yang terkandung didalam limbah cair laundry setelah ditambah karbon aktif tidak
lebih dari 2,0 mgL. Terdapat beberapa proses pengendalian yang dapat dilakukan untuk
pengendalian limbah pencucian pakaian laundry. Adapun proses – proses yang
dapat dilakukan yaitu, proses koagulasi dan flokulasi dan proses adsorbsi menggunakan karbon aktif. Untuk proses pengendalian limbah dengan cara
adsorbsi menggunakan karbon aktif sangat efektif dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui penambahan karbon aktif
dalam upaya penurunan jumlah kadar fosfat pada limbah cair laundry. Limbah cair laundry yang ditambah dengan karbon aktif setebal 5 cm hanya efektif pada
sampel laundry skala besar “Verona Laundry and Dry Clean”, sedangkan pada
dua sampel lainnya yaitu “Natalia Laundry” dan “Get Laundry”, penambahan karbon aktif setebal 5 cm pada limbah cair laundry dapat menurunkan jumlah
Universitas Sumatera Utara
53
kadar fosfat didalamnya namun hasil yang didapat tidak maksimal sehingga apabila hasil penelitian dibandingkan dengan angka baku mutu yang telah
ditetapkan menurut KepMenLH No. 51MENLH101995 yaitu sebesar 2,0 mgL, diketahui bahwa kedua limbah laundry tersebut masih berada diatas baku mutu
yang telah ditetapkan. Limbah cair laundry dengan campuran karbon aktif 10 cm memberikan
hasil yang signifikan bagi sampel laundry skala kecil yaitu “Natalia Laundry”
dan laundry skala besar “Verona Laundry and Dry Clean” dengan jumlah kadar
fosfat yang diteliti lebih rendah dari baku mutu yang telah ditetapkan menurut KepMenLH No. 51MENLH101995, sedangkan pada laundry skala sedang yaitu
“Get Laundry”, penambahan karbon aktif setebal 10 cm pada limbah cair tersebut tidak banyak berpengaruh pada penurunan jumlah kadar fosfat yang terkandung
didalam limbah. Percobaan kadar fosfat dengan karbon aktif 10 cm pada “Get Laundry
” menunjukkan jumlah kadar fosfat yang masih berada diatas baku mutu yang telah ditetapkan oleh KepMenLH No. 51MENLH101995 yaitu sebesar 2,0
mgL. Penambahan karbon aktif setebal 15 cm pada limbah cair laundry
memberikan hasil yang efektif pada laundry skala kecil yaitu Natalia Laundry dan laundry
skala besar “Verona laundry and Dry Clean”, sedangkan pada laundry skala sedang yaitu “Get Laundry”, penambahan karbon aktif setebal 15 cm tetap
menunjukkan hasil yang tidak efektif namun hampir mendekati ambang batas yang diperbolehkan. Jumlah kadar fosfat yang ditemukan pada limbah cair
laundry milik “Get Laundry” sebesar 2,020 mgL sedangkan baku mutu yang
Universitas Sumatera Utara
54
telah ditetapkan menurut KepMenLH No. 51MENLH101995 adalah sebesar 2,0 mgL.
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, penambahan karbon aktif setebal 15 cm menunjukkan hasil yang signifikan pada jumlah kadar fosfat limbah
cair laundry. Penurunan jumlah kadar fosfat yang ditambahkan karbon aktif setebal 15 cm lebih besar dibandingkan penambahan karbon aktif setebal 5 cm
dan 10 cm. Penggunaan karbon aktif setebal 15 cm memberikan peran yang lebih besar dalam upaya menurunkan kadar fosfat yang terkandung didalam limbah
laundry sekitar 21,86 hingga 65,51 dari jumlah awal kadar fosfat sebelum ditambahkan karbon aktif.
Penurunan jumlah kadar fosfat yang ditemukan dalam penelitian ini lebih rendah dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Utami 2013, penurunan jumlah kadar fosfat yang ditemukan pada penelitian tersebut mencapai 81,65 sampai dengan 89,21. Hal ini
dikarenakan adanya proses biokimia, filtrasi, aerasi, dan adsorpsi pada biosand filter dan activated carbon. Perbedaan ini juga dikarenakan penggunaan karbon
aktif yang berbeda tebalnya, pada penelitian yang dilakukan Utami 2013, pengukuran jumlah kadar fosfat dalam limbah cair laundry melibatkan karbon
aktif setebal 30 cm dan 60 cm, sedangkan penelitian ini hanya melibatkan karbon aktif setebal 5 cm, 10 cm, dan 15 cm.
Menurut peneliti, tingginya kadar fosfat yang ditemukan pada saat penelitian sedikit banyaknya dipengaruhi oleh faktor penggunaan grease trap
yaitu alat perangkap minyak dan oli untuk membantu memisahkan minyak dari
Universitas Sumatera Utara
55
air. Laundry-laundry yang termasuk kedalam penelitian ini keseluruhannya tidak menggunakan alat tersebut, sehingga keberadaan fosfat yang terkandung didalam
limbah laundry menjadi lebih besar dibandingkan limbah laundry pada umumnya. Selain itu, peneliti berasumsi bahwa rendahnya kadar fosfat yang
terkandung didalam sampel limbah laundry skala besar “Verona laundry and Dry
Clean ” dikarenakan telah baiknya pengelolaan limbah laundry yang dilakukan
oleh pihak pengelola laundry tersebut. Umumnya laundry dengan skala besar telah menggunakan detergen untuk mencuci pakaian dengan detergen yang ramah
terhadap lingkungan yaitu detergen dengan kandungan fosfat yang rendah. Fosfat sendiri memegang peranan penting dalam produk deterjen, sebagai
softener air dan Builders. Bahan ini mampu menurunkan kesadahan air dengan cara mengikat ion kalsium dan magnesium. Berkat aksi softenernya, efektivitas
dari daya cuci deterjen meningkat. Fosfat tidak memiliki daya racun, bahkan sebaliknya merupakan salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan mahluk hidup.
Tetapi dalam jumlah yang terlalu banyak, fosfat dapat menyebabkan pengkayaan unsur hara eutrofikasi yang berlebihan di badan air sungai danau, yang ditandai
oleh ledakan pertumbuhan algae dan eceng gondok yang secara tidak langsung dapat membahayakan biota air dan lingkungan oleh karena badan air kekurangan
oksigen akibat dari pertumbuhan algae phytoplankton yang berlebihan yang merupakan makanan bakteri. Anonimous, 2009.
Kualitas limbah itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu volume air limbah, kandungan bahan pencemar, frekuensi pembuangan limbah. Penetapan
standar kualitas limbah harus dihubungkan dengan kualitas lingkungan. Kualitas
Universitas Sumatera Utara
56
lingkungan dipengaruhi berbagai komponen yang ada dalam lingkungan itu seperti kualitas air, kepadatan penduduk, flora dan fauna, kesuburan tanah,
tumbuh-tumbuhan dan lain sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
57
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan