17
Secara kimia proses degradasi limbah pencucian pakaianlaundry atau detergen dapat dijelaskan sebagai berikut. Surfaktan ABS menahan gugus alkil
yang diturunkan dari minyak bumi. Surfaktan anionik, gugus alkil biasanya mengandung 9 -15 atom karbon. Gugus alkil mengandung banyak struktur yang
berbeda dan terdapat pengaruh mengenai jenis struktur ini terhadap biodegradasi. Hadirnya sebuah atom karbon kuartener dalam rantai alkil dapat menghambat
proses degradasi karena sebuah atom hidrogen tidak tersedia bagi oksidasi β.
Umumnya percabangan rantai alkil menambah ketahanan terhadap degradasi.
2.3.2 Dampak Limbah Laundry
Pembuangan limbah laundry yang dibuang secara langsung ke sungai maupun ke selokan tanpa pengolahan terlebih dahulu memiliki berbagai dampak
negatif. Beberapa dampak yang terjadi akibat pembuangan limbah tanpa pengolahan yaitu:
1. Mengganggu ekosistem ikan
Limbah deterg en dari “Laundry” yang tidak memiliki tempat pembuangan
limbah yang jelas akan bermuara ke selokan, bahkan akan bermuara ke sungai dan dapat mengganggu ekosistem ikan. Karena detergen dapat
menghancurkan lapisan eksternal lendir yang melindungi ikan, bakteri dan parasit. Selain itu juga dapat menyebabkan kerusakan pada insang.
2. Menyuburkan enceng gondok dan tanaman air lainnya
3. Bahan kimia detergen yang menggunakan fosfat dari nitrogen dapat
menyebabkan alga dan tumbuhan air menjadi lebih subur, sehingga menyebabkan terjadinya eutrofikasi perairan menjadi subur. Busa yang
Universitas Sumatera Utara
18
dihasilkan dari sabun dan detergen dipermukaan air menjadi penyebab udara dan air terbatas sehingga menurunkan oksigen. Dengan demikian dapat
menyebabkan organisme air kekurangan oksigen. 4.
Berbahaya bagi kesehatan manusia Jika air minum yang telah terkontaminasi limbah laundry yang mengandung
detergen dapat meyebabkan penyakit kanker. Saat ini instalasi pengolahan air limbah industri belum mempunyai teknologi yang mampu mengolah limbah
laundry yang mengandung detergen secara sempurna.
2.3.3 Pengendalian Limbah Laundry
Terdapat beberapa proses pengendalian yang dapat dilakukan untuk pengendalian limbah pencucian pakaian laundry. Adapun proses-proses yang
dapat dilakukan yaitu, proses koagulasi dan flokulasi dan proses adsorbsi menggunakan karbon aktif. Proses koagulasi merupakan proses destabilisasi
partikel senyawa koloid dalam limbah cair. Proses pengumpulan atau pengendapan dilakukan dengan cara menambahkan bahan koagulan kedalam
limbah cair sehingga terjadi pengendapan pada dasar tangki penampungan limbah. Sedangkan proses flukasi adalah proses pengendapan pencemar dalam limbah cair
dengan menambahkan bahan koagulan utama dan bahan koagulan pendukung sehingga terjadi pengendapan sebelum mencapai dasar tangki penampungan.
Untuk proses pengendalian limbah dengan cara adsorbsi menggunakan karbon aktif sangat efektif dilakukan. Karena arang aktif karbon aktif memiliki
sifat daya serap, dimana sifat ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Sifat yang mempengaruhi arang aktif adalah sifat adsorben, sifat serapan dan sifat PH
Universitas Sumatera Utara
19
derajat keasaman. Arang aktif yang merupakan adsorben adalah suatu padatan berpori, yang sebagian besar tersusun dari unsur karbon bebas dan masing-masing
terikat secara kovalen. Struktur pori berhubungan dengan luas permukaan, semakin kecil pori-pori arang aktif, mengakibatkan luas permukaan semakin
besar. Dengan demikian kecepatan adsorbsi bertambah.
2.4 Detergen