32 Data hasil pengukuran absorbansi larutan baku dan perhitungan persamaan
garis regresi mangan dan zink dapat dilihat pada Lampiran 7 dan 8 halaman 50 sampai 53.
4.4.2 Analisis Kadar Mangan dan Zink pada Daun Kelor Kering dan Daun Kelor Rebus
Penentuan kadar mangan dan zink dilakukan secara spektrofotometri serapan atom. Konsentrasi mangan dan zink dalam sampel ditentukan berdasarkan
persamaan garis regresi kurva kalibrasi larutan baku masing-masing mineral. Agar konsentrasi mineral mangan dan zink dalam sampel berada pada rentang kurva
kalibrasi maka masing-masing sampel diencerkan terlebih dahulu dengan faktor pengenceran yang berbeda-beda.
Konsentrasi mangan dan zink pada sampel daun kelor kering melebihi dari rentang kurva kalibrasi, maka masing-masing sampel harus diencerkan lagi
faktor pengenceran = 50. Pada sampel daun rebus, konsentrasi mangan melebihi rentang kurva kalibrasi sehingga harus dilakukan pengenceran faktor
pengenceran = 5, namun pada zink, konsentasi telah berada dalam rentang kurva kalibrasi sehingga tidak perlu dilakukan pengenceran faktor pengenceran = 1.
Data dan contoh perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 11 sampai dengan Lampiran 12, halaman 56-57.
Analisis kemudian dilanjutkan dengan perhitungan statistik hasil perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 13 sampai dengan lampiran 14, halaman
58-67. Hasil analisis kuantitatif mangan dan zink pada sampel dapat dilihat pada
Tabel 4.2
Universitas Sumatera Utara
33
Tabel 4.2 Hasil Analisis Kadar Mangan dan Zink dalam Sampel
No. Sampel
Kadar Mangan mg100 g
Kadar Zink mg100 g
1. Daun Kelor
Kering 13,9649 ± 0,0648
12,24744 ± 0,0986
2.
Daun Kelor Rebus
0,9753 ± 0,0104 0,112626 ± 0,00204
Pada Tabel 4.2 di atas menunjukkan kadar mangan dan zink pada daun kering kelor adalah 13,9649 ± 0,0648 mg100 g dan 12,24744 ± 0,0986
mg100 g, sedangkan kadar mangan dan zink pada daun kelor rebus adalah 0,9753 ± 0,0104 mg100 g dan 0,112626 ± 0,00204 mg100 g.
Berdasarkan Tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa kadar mangan pada daun kelor kering lebih besar dibandingkan di daun rebus kelor, menurut Sikorsi,
2002, komposisi makanan dapat berubah akibat pengaruh enzim mikroba, bentuk aktif dari oksidasi, pemanasan, penambahan zat, dan proses dalam kondisi
pH rendah atau tinggi. Perubahan komposisi pada sampel daun kelor ini diakibatkan oleh adanya pemanasan.
Pada jaringan tanaman, mineral zink dapat ditemukan dalam bentuk garam atau kompleks terlarut, pada sel daun mineral tepatnya pada bagian vakuola
zink ditemukan dalam bentuk kompleks Zn–asam organik dan kompleks asam karboksilat seperti sitrat dan malat pada bagian xylem, yang bersifat mudah
terlarut dalam air White dan Broadley, 2011. Zn juga dapat ditemukan di tumbuhan dalam bentuk Cu-Zn superoxide dismutase atau Cu-Zn SOD yang
terakumulasi dalam klorofil Hernandez-Saavedra dan Ochoa, 1999. Seperti
Universitas Sumatera Utara
34 halnya zink, mangan ternyata di dalam tumbuhan berikatan dengan superoxide
dismutase atau SOD membentuk kompleks Mn-SOD yang merupakan enzim antioksidan yang penting di dalam mitokondria. Superoxide dismutase merupakan
senyawa yang bersifat hidrofil Sharma, dkk., 2014 sehingga dengan adanya pemanasan pada proses perebusan yang dilakukan pada sampel akan terjadi
peluruhan senyawa yang dalam hal ini SOD berikatan dengan mineral Mn dan Cu-Zn.
Kadar mangan dan zink yang diperoleh pada penelitian ini memiliki hasil yang lebih besar dibandingkan yang dilakukan oleh Ilyas, dkk., 2015.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ilyas, dkk., 2015 kadar mangan dalam daun kelor kering 8,009 ± 0.21 mg100 g dan kadar zink pada daun kelor kering
7,009 ± 0.13 mg100 g. Kandungan hara dalam tanaman berbeda-beda tergantung pada jenis hara, jenis tanaman, kesuburan tanah atau jenis tanah dan
pengelolaan tanaman Rosmarkam dan Yuwono, 2002. Daun kelor yang digunakan pada penelitian Ilyas, dkk., 2015 tidak diperoleh dari daerah
Indonesia yang tidak diketahui jenis dan kesuburan tanahnya, sedangkan daun kelor pada penelitian ini diperoleh dari daerah di Indonesia tepatnya di Desa
Bintang Meriah, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara yang tanahnya subur sehingga ketersediaan unsur haranya baik.
4.4.3 Uji Perolehan Kembali Recovery