modal dipengaruhi oleh dana alokasi umum yang diterima dari Pemerintah Pusat. Hal ini mengindikasikan bahwa perilaku belanja daerah terutama belanja modal
dipengaruhi oleh DAU dan DAK.
4.4.4. Pengaruh Dana Bagi Hasil DBHTerhadap Belanja Daerah
Hasil analisis deskriptif memperlihatkan bahwa nilai DBH Dana Bagi Hasil Provinsi Jawa Tengah pada khususnya adalah baik dan nilai BD Belanja
Daerah Provinsi Jawa Tengah pada khususnya adalah baik. Hal ini mengindikasikan bahwa ada hubungan linier antara Dana Bagi Hasil DBH
dengan Belanja Daerah BD. Dengan kata lain, semakin tinggi Dana Bagi Hasil semakin tinggi pula Belanja Daerah. Hal ini juga dikonfirmasi oleh hasil analisis
kuantitatif dimana Dana Bagi Hasil DBH memberi pengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y Belanja Daerah.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Dwi Putra, 2015, Universitas Udayana Bali dengan judul Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil,
Dana Alokasi Khusus dan Pendapatan Asli Daerah Provinsi Bali dan hasil Penelitian ini menemukan bahwa Dana Alokasi umum, Dana Bagi Hasil dan
Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positif dan signifikan pada Belanja Daerah, sedangkan Dana Alokasi Khusus berpengaruh positif tidak signifikan pada
Belanja Daerah. Fenomena flypaper effect tidak terjadi pada Belanja Daerah KabupatenKota di Provinsi Bali terbukti dengan nilai koefisien regresi Dana
Alokasi Umum yang lebih kecil dari nilai koefisien regresi Pendapatan Asli Daerah
Universitas Sumatera Utara
Menurut Sidik 2002, ciri utama yang menunjukkan suatu daerah otonom mampu berotonomi terletak pada kemampuan keuangan daerah. Artinya, daerah
otonom harus memiliki kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber - sumber keuangan sendiri, mengelola dan menggunakan keuangan sendiri yang
cukup memadai untuk membiayai penyelen ggaraan pemerintahan daerahnya. Ketergantungan kepada bantuan pusat harus seminimal mungkin, sehingga PAD
khususnya pajak dan retribusi daerah harus menjadi bagian sumber keuangan terbesar, yang didukung oleh kebijakan perimbangan keuangan pusat dan daerah
sebagai prasyarat mendasar dalam sistem pemerintahan negara Hasil penelitian ini juga sejalan dengan terdahulu oleh Tambunan 2011
yang meneliti tentang pengaruh Dana Alokasi Umum DAU, Pendapatan Asli Daerah PAD dan Dana Alokasi Khusus DAK dan pendapatan lain yang
dianggap sah terhadap belanja pemerintah daerah Kabupaten Kota di Provinsi Jawa Tengah dimana dengan menggunakan analisis regresi linier berganda
membuktikan bahwa Pendapatan Asli Daerah PAD, Dana Alokasi Umum DAU dan Dana Alokasi Khusus DAK memberi pengaruh signifikan terhadap
variabel terikat Belanja daerah
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data tentang pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Dana Bagi Hasil terhadap
Belanja Daerah kabupatenkota Provinsi Jawa Tengah, dapat disimpulkan bahwa: 1.
Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus dan Dana Bagi Hasil berpengaruh signifikan dan positif baik secara
simultan terhadap Belanja Daerah. Hal ini diindikasikan oleh nilai F-
hitung
44.931 F-
tabel
2.69 dan sig-p 0.000 0.05 2.
Pendapatan Asli Daerah secara parsial berpengaruh signifikan dan positif terhadap Belanja Daerah. Hal ini diindikasikan oleh nilai t-
hitung
X1 2.111 t-
tabel
1.98 dan p-value 0.037 0.05. 3.
Dana Alokasi Umum secara parsial berpengaruh signifikan dan positif terhadap Belanja Daerah. Hal ini diindikasikan oleh nilai t-
hitung
X2 3.188 t-
tabel
1.98 dan p-value 0.002 0.05. 4.
Dana Alokasi Khusus secara parsial berpengaruh signifikan dan positif terhadap Belanja Daerah. Hal ini diindikasikan oleh nilai t-
hitung
X3 2.328 t-
tabel
1.98 dan p-value 0.022 0.05. 5.
Dana Bagi Hasil secara parsial berpengaruh signifikan dan positif terhadap Belanja Daerah. Hal ini diindikasikan oleh nilai t-
hitung
X4 8.283 t-
tabel
1.98 dan p-value 0.012 0.05.
Universitas Sumatera Utara