Semen Portland Pasir Air Debu Vulkanik

3.3 Lokasi dan Waktu Pengujian

1. Tempat Penelitian dilakukan di Laboratorium Struktur Beton Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. 2. Waktu Pengujian dilakukan mulai pada bulan Juli sampai dengan bulan September 2016.

3.4 Bahan yang Digunakan

Bahan penyusun paving block terdiri dari semen portland, agregat halus dan air. Sering pula ditambah bahan campuran tambahan yang sangat bervariasi untuk mendapatkan sifat-sifat batako yang diinginkan. Biasanya perbandingan campuran yang digunakan adalah perbandingan jumlah bahan penyusun paving block yang lebih ekonomis dan efektif. Bahan-bahan penyusun paving block yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

3.4.1 Semen Portland

Semen Portland yang dipergunakan adalah semen dengan merk dagang Semen Andalas dalam kemasan 50 kg.

3.4.2 Pasir

Pasir yang dipergunakan dalam penelitian ini diambil dari quarry Sei Wampu, Binjai. Pemeriksaan yang dilakukan terhadap agregat halus meliputi: a. Analisa ayakan pasir; b. Pemeriksaan berat isi agregat halus; c. Pemeriksaan kandungan organik colorimetric test pada agregat halus; d. Pemeriksaan berat jenis pada semen dan debu vulkanik; e. Pemeriksaan kadar lumpur dan kadar liat agregat halus;

3.4.3 Air

Air yang digunakan sebagai bahan pencampur berasal dari Laboratorium Bahan Rekayasa Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara .

3.4.4 Debu Vulkanik

Pada penelitian ini, bahan debu vulkanik yang dipakai untuk batako berasal dari erubsi gunung sinabung tanggal 24 Februari 2016 dengan jarak 5 km dari puncak gunung sinabung dan di ayak dengan ayakan No.200 . Universitas Sumatera Utara 3.5 Pemeriksaan Bahan-bahan Penyusun Paving Block 3.5.1 Analisa Ayak Agregat Halus SNI 03-1968-1990 dan Analisis Ayak Debu Vulkanik a. Tujuan Percobaan 1 Menentukan gradasidistribusi butiran pasir 2 Mengetahui modulus kehalusan fineness modulus pasir b. Peralatan 1 Timbangan 2 Sieve shaker machine 3 1 set ayakan 4 Oven 5 Sample splitter c. Bahan Pasir kering oven sebanyak 1000 gram. d. Prosedur Percobaan 1 Ambil pasir yang telah kering oven 110±5ºC; 2 Sediakan pasir sebanyak 2 sampel masing-masing seberat 1000 gr dengan menggunakan sampel splitter; 3 Susun ayakan berturut-turut dari atas ke bawah: 9,52 mm; 4,76 mm; 2,38 mm; 1,19 mm; 0,60 mm; 0,30 mm; 0,15 mm dan pan; 4 Tempatkan susunan ayakan tersebut diatas sieve shaker machine; 5 Masukkan sampel 1 pada ayakan yang paling atas lalu ditutup rapat; 6 Mesin dihidupkan selama 5 lima menit; 7 Timbang sampel yang tertahan pada masing-masing ayakan; 8 Lakukan percobaan diatas untuk sampel 2. e. Rumus 3.1 Dimana: FM = Fineness Modulus Derajat kehalusan kekasaran suatu agregat ditentukan oleh modulus kehalusan fineness dengan batasan-batasan sebagai berikut: - Pasir halus : 2,20 FM 2,60 - Pasir sedang : 2,60 FM 2,90 Universitas Sumatera Utara - Pasir kasar : 2,90 FM 3,20 f. Hasil Percobaan Modulus kehalusan pasir FM = 2,51 Modulus kehalusan Debu Vulkanik FM = 0.37 Pasir dapat dikategorikan sebagai pasir halus. 2,20 FM 2,60

3.5.2 Berat Isi Agregat Halus ASTM C-29 Dan Berat isi Debu Vulkanik.