Ketahanan Terhadap Natrium Sulfat

pengausan, permukaan yang diaus harus selalu diamati setiap menit apakah lapisan kepala ini telah ada yang habis. 6 Benda uji yang lapisan kepalanya tidak habis setelah pengausan selama 5 menit, dibersihkan dari debu dan serpihan kemudian ditimbang ampai ketelitian 10 mg. 7 Jika sebelum pengausan berlangsung 5 menit lapisan kepala telah ada yang habis, pengausan dihentikan pada menit terakhir habisnya lapisan kepala, lalu benda uji dibersihkan dari debu dan ditimbang. 8 Catat hasil penimbangan ini dan hitung selisih berat benda uji sebelum dan sesudah diaus. Bagi benda uji yang belum habis lapisan kepalanya, pengausan dapat dilanjutkan sampai pada menit-menit habisnya lapisan kepala atau sampai menit ke 15. 9 Benda uji untuk berat jenis lapisan kepala, setelah kering ditimbang lalu ditentukan volumenya. Hitung berat jenis masing-masing benda uji dengan ketelitian sampai 2 desimal, dan hitung nilai rata-rata dari 10 benda uji. 10 Ketahanan aus masing-masing benda uji dapat dihitung sebagai berikut : Dimana : A = selisih berat benda uji sebelum dan sesudah diaus, dalam g BJ= berat jenis rata-rata lapisan kepala I = Luas permukaan bidang aus, dalam w = Lamanya pengausan, dalam menit.

2.7.5 Ketahanan Terhadap Natrium Sulfat

a. Peralatan pengujian : 1 Larutan jenuh garam natrium sulfat yang jernih dengan berat jenis antara 1,151-1,174. 2 Bejana tempat merendam contoh dalam larutan natrium sulfat b. Prosedur Pengujian : 1 Dua buah benda uji utuh bekas pengujian ukuran dibersihkan dari kotoran yang melekat, kemudian dikeringkan dalam dapur pengering pada suhu 105+2 C hingga berat tetap lalu didinginkan dalam eksikaor Universitas Sumatera Utara 2 Setelah dingin ditimbang sampai ketelitian 0,1 gram, kemudian direndam dalam larutan jenuh garam natrium sulfat selama 16 sampai dengan 18 jam, setelah itu diangkat dan didiamkan dulu agar cairan yang berlebih meniris. 3 Selanjutnya masukkan benda uji kedalam dapur pengering pada suhu 105+2 °C selama kurang lebih 2 jam, kemudian didinginkan sampai suhu kamar. 4 Ulangi pernedaman dan pengeringan ini sampai 5 kali berturut-turut. 5 Pada pengeringan yang terakhir, benda uji dicuci sampai tidak ada lagi sisa sisa garam sulfat yang tertinggal. 6 Untuk mengetahui bahwa tidak ada lagi garam sulfat yang tertinggal, larutan pencucinya dapat diuji dengan larutan �� 2 . 7 Untuk mempercepat pencucian dapat dilakukan pencucian dengan air panas bersuhu kurang lebih 40-50 °C. 8 Setelah pencucian sampai bersih, benda uji dikeringkan dalam dapur pengering sampai berat tetap ± 2-4 jam, didinginkan dalam eksikator. Kemudian ditimbang lagi sampai ketelitian 0,1 gram. 9 Disamping itu diamati keadaan benda uji apakah setelah perendaman dalam larutan garam natrium sulfat terjadi atau Nampak adanya retakan, gugusan atau cacat-cacat lainnya. 10 Laporkan keadaan setelah perendaman itu dengan kata-kata : - Baik tidak cacat, bila tidak Nampak adanya retak-retak atau perubahan lainnya - Cacat retak-retak, bila Nampak adanya retak-retak meskipun kecil, rapuh, gugus dan lain- lain. 11 Apabila selisih penimbangan sebelum perendaman dan setelah perendaman tidak lebih dari 1 dan benda uji tidak cacat nyatakan benda-benda uji tadi baik. Bila selisih penimbangan dari 2 diantara 3 benda uji tadi lebih besar dari 1 , sedang benda ujinya baik tidak cacat nyatakan benda uji secara keseluruhan menjadi cacat. Universitas Sumatera Utara 19

2.7.6 Pengujian Penyerapan Air 1