Pengujian Ketahanan Aus Pengujian Benda Uji .1 Pengujian Visual

7 Untuk mempercepat pencucian dapat dilakukan pencucian dengan air panas bersuhu kurang lebih 40-50 °C. 8 Setelah pencucian sampai bersih, benda uji dikeringkan dalam dapur pengering sampai berat tetap ± 2-4 jam, didinginkan dalam eksikator. Kemudian ditimbang lagi sampai ketelitian 0,1 gram. 9 Disamping itu diamati keadaan benda uji apakah setelah perendaman dalam larutan garam natrium sulfat terjadi atau Nampak adanya retakan, gugusan atau cacat-cacat lainnya. 10 Laporkan keadaan setelah perendaman itu dengan kata-kata : - Baik tidak cacat, bila tidak Nampak adanya retak-retak atau perubahan lainnya - Cacat retak-retak, bila Nampak adanya retak-retak meskipun kecil, rapuh, gugus dan lain- lain. 11 Apabila selisih penimbangan sebelum perendaman dan setelah perendaman tidak lebih dari 1 dan benda uji tidak cacat nyatakan benda-benda uji tadi baik. Bila selisih penimbangan dari 2 diantara 3 benda uji tadi lebih besar dari 1 , sedang benda ujinya baik tidak cacat nyatakan benda uji secara keseluruhan menjadi cacat.

3.8.5 Pengujian Ketahanan Aus

a Prosedur penelitian 1 Ambil lima buah contoh uji dipotong berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 50 mm x 50 mm dan tebal 20 mm untuk pengujian ketahanan aus. 2 Sisa dari pemotongan dibuat benda uji persegi dengan ukuran kurang dari 20 mm untuk penentuan berat jenis 3 Mesin aus yang dipergunakan, cara-cara mengaus dan mencari berat jenis dikerjakan sesuai SNI 03-0028-1987, cara uji ubin semen. 4 Benda uji yang telah diukur dan telah ditimbang, diletakkan pada tempatnya pada mesin pengaus, dibebani dengan beban tambahan sebesar 3 13 kg. 5 Mesin pengaus dijalankan dans etelah pengaus pertama berlangsung 1 menit, benda uji diputar 90°, dan pengausan dilanjutkan. 6 Setiap setelah pengausan berlangsung 1 menit benda uji diputar 90°, dan hal ini dilakukan sampai berlangsung 5x1 menit. Selama menit-menit pengausan, permukaan yang diaus harus selalu diamati setiap menit apakah lapisan kepala ini telah ada yang habis. Universitas Sumatera Utara 7 Benda uji yang lapisan kepalanya tidak habis setelah pengausan selama 5 menit, dibersihkan dari debu dan serpihan kemudian ditimbang ampai ketelitian 10 mg. 8 Jika sebelum pengausan berlangsung 5 menit lapisan kepala telah ada yang habis, pengausan dihentikan pada menit terakhir habisnya lapisan kepala, lalu benda uji dibersihkan dari debu dan ditimbang. 9 Catat hasil penimbangan ini dan hitung selisih berat benda uji sebelum dan sesudah diaus. Bagi benda uji yang belum habis lapisan kepalanya, pengausan dapat dilanjutkan sampai pada menit-menit habisnya lapisan kepala atau sampai menit ke 15. 10 Benda uji untuk berat jenis lapisan kepala, setelah kering ditimbang lalu ditentukan volumenya. Hitung berat jenis masing-masing benda uji dengan ketelitian sampai 2 desimal, dan hitung nilai rata-rata dari 10 benda uji. 11 Ketahanan aus masing-masing benda uji dapat dihitung sebagai berikut : Dimana : A = selisih berat benda uji sebelum dan sesudah diaus, dalam g BJ= berat jenis rata-rata lapisan kepala I = Luas permukaan bidang aus, dalam w = Lamanya pengausan, dalam menit. 3.9 Perhitungan Mix Design Paving Block Perhitungan mix design Paving Block ini didasarkan pada perbandingan komposisi Semen : Pasir : Abu Batu yaitu 1: 2 : ½ . Dan dalam pencampuran ini air yang dipakai menggunakan sistem trial. Tabel 3.1. Perencanaan Mix Desain Paving Block No Variasi Jumlah Benda Uji Semen gr Debu Vulkanik gr Pasir gr Abu Batu gr 1 30 24000 48000 12000 2 25 30 18000 6000 48000 12000 3 50 30 12000 12000 48000 12000 4 75 30 6000 18000 48000 12000 5 100 30 24000 48000 12000 Universitas Sumatera Utara Gambar 3.1 Diagram alir penelitian Data Studi literature pengumpulan data Identifikasi masalah Persiapan bahan Pembuatan Benda Uji Masa pemeliharaan selama 28 hari  SIFAT TAMPAK, UKURAN, PENYERAPAN AIR  KUAT TEKAN  KETAHANAN AUS, DAN KETAHANAN TERHADAP NATRIUM . Analisa data dan Pembahasan Semen Debu Vulkanik Pasir Memenuhi Standar SNI Kesimpulan dan Saran Mulai Selesai Ya Tidak Pengujian Bahan Persiapan alat Pemeriksaan material Paving block 20 x 10 x 8 cm Abu Batu Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Pengujian Paving Block 4.1.1 Pemeriksaan Sifat Tampak Dari pemeriksaan sifat tampak paving block diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.1 Hasil Pengujian Sifat Tampak Uraian Variasi Paving Block Paving Paving Paving Paving Paving Block Block Block Block Block Debu Debu Debu Debu Normal Vulkanik Vulkanik Vulkanik Vulkanik 25 50 75 100 1. Bidang-bidang Tidak Retak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Retak Tidak Tidak Tidak Tidak a. Kerataan Rata Rata Rata b. Keretakan Tidak Tidak Tidak c. Kehalusan Halus Halus Halus 2. Rusuk-rusuk a. Kesikuan Siku Siku Siku b. Ketajaman Tajam Tajam Tajam c. Kekuatan Kuat Kuat Kuat Sumber : Data Primer Dari hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa penggunaan debu vulkanik sebagai substitusi semen dari beberapa variasi yang telah ditentukan yaitu paving block normal, paving block dengan substitusi abu vulkanik 25 , dan paving block dengan substitusi abu vulkanik 50 dalam penelitian ini menghasilkan Paving Block yang mempunyai permukaan bidang rata, tidak retak, dan halus dan tidak berongga dan telah memenuhi syarat tampak luar menurut SNI 03-0691-1996. Namun paving block dengan substitusi abu vulkanik 75 dan 100 menghasilkan paving block yang tidak sesuai dengan persyaratan SNI 03-0691-1996.

4.1.2 Pemeriksaan Ukuran

Setelah melakukan pemeriksaan sifat tampak kemudian dapat dilakukan pemeriksaan ukuran dimensi dan penampang sesuai dengan ketentuan SNI 03- 0691- 1996, dengan menggunakan paving block rata-rata digunakan 10 buah benda uji yang utuh. Sebagai alat pengukur digunakan mistar dengan ketelitian 0,1 mm dan Universitas Sumatera Utara