7 Untuk mempercepat pencucian dapat dilakukan pencucian dengan air panas bersuhu kurang lebih 40-50 °C.
8 Setelah pencucian sampai bersih, benda uji dikeringkan dalam dapur pengering sampai berat tetap ± 2-4 jam, didinginkan dalam eksikator. Kemudian ditimbang lagi sampai
ketelitian 0,1 gram. 9 Disamping itu diamati keadaan benda uji apakah setelah perendaman dalam larutan
garam natrium sulfat terjadi atau Nampak adanya retakan, gugusan atau cacat-cacat lainnya.
10 Laporkan keadaan setelah perendaman itu dengan kata-kata : - Baik tidak cacat, bila tidak Nampak adanya retak-retak atau perubahan lainnya
- Cacat retak-retak, bila Nampak adanya retak-retak meskipun kecil, rapuh, gugus dan lain- lain.
11 Apabila selisih penimbangan sebelum perendaman dan setelah perendaman tidak lebih dari 1 dan benda uji tidak cacat nyatakan benda-benda uji tadi baik. Bila selisih
penimbangan dari 2 diantara 3 benda uji tadi lebih besar dari 1 , sedang benda ujinya baik tidak cacat nyatakan benda uji secara keseluruhan menjadi cacat.
3.8.5 Pengujian Ketahanan Aus
a Prosedur penelitian 1 Ambil lima buah contoh uji dipotong berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 50 mm x
50 mm dan tebal 20 mm untuk pengujian ketahanan aus. 2 Sisa dari pemotongan dibuat benda uji persegi dengan ukuran kurang dari 20 mm
untuk penentuan berat jenis 3 Mesin aus yang dipergunakan, cara-cara mengaus dan mencari berat jenis dikerjakan
sesuai SNI 03-0028-1987, cara uji ubin semen. 4 Benda uji yang telah diukur dan telah ditimbang, diletakkan pada tempatnya pada mesin
pengaus, dibebani dengan beban tambahan sebesar 3 13 kg. 5 Mesin pengaus dijalankan dans etelah pengaus pertama berlangsung 1 menit, benda uji
diputar 90°, dan pengausan dilanjutkan. 6 Setiap setelah pengausan berlangsung 1 menit benda uji diputar 90°, dan hal ini
dilakukan sampai berlangsung 5x1 menit. Selama menit-menit pengausan, permukaan yang diaus harus selalu diamati setiap menit apakah lapisan kepala ini telah ada yang
habis.
Universitas Sumatera Utara
7 Benda uji yang lapisan kepalanya tidak habis setelah pengausan selama 5 menit, dibersihkan dari debu dan serpihan kemudian ditimbang ampai ketelitian 10 mg.
8 Jika sebelum pengausan berlangsung 5 menit lapisan kepala telah ada yang habis, pengausan dihentikan pada menit terakhir habisnya lapisan kepala, lalu benda uji
dibersihkan dari debu dan ditimbang. 9 Catat hasil penimbangan ini dan hitung selisih berat benda uji sebelum dan sesudah
diaus. Bagi benda uji yang belum habis lapisan kepalanya, pengausan dapat dilanjutkan sampai pada menit-menit habisnya lapisan kepala atau sampai menit ke 15.
10 Benda uji untuk berat jenis lapisan kepala, setelah kering ditimbang lalu ditentukan volumenya. Hitung berat jenis masing-masing benda uji dengan ketelitian sampai 2
desimal, dan hitung nilai rata-rata dari 10 benda uji. 11 Ketahanan aus masing-masing benda uji dapat dihitung sebagai berikut :
Dimana : A = selisih berat benda uji sebelum dan sesudah diaus, dalam g
BJ= berat jenis rata-rata lapisan kepala I = Luas permukaan bidang aus, dalam
w = Lamanya pengausan, dalam menit. 3.9 Perhitungan Mix Design Paving Block
Perhitungan mix design Paving Block ini didasarkan pada perbandingan komposisi Semen : Pasir : Abu Batu yaitu 1: 2 : ½ . Dan dalam pencampuran ini air yang dipakai
menggunakan sistem trial.
Tabel 3.1.
Perencanaan Mix Desain Paving Block No
Variasi Jumlah
Benda Uji Semen
gr Debu
Vulkanik gr Pasir
gr Abu Batu
gr
1 30
24000 48000
12000 2
25 30
18000 6000
48000 12000
3 50
30 12000
12000 48000
12000 4
75 30
6000 18000
48000 12000
5 100
30 24000
48000 12000
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.1 Diagram alir penelitian
Data
Studi literature pengumpulan data
Identifikasi masalah
Persiapan bahan
Pembuatan Benda Uji
Masa pemeliharaan selama 28 hari
SIFAT TAMPAK, UKURAN, PENYERAPAN AIR
KUAT TEKAN
KETAHANAN AUS, DAN KETAHANAN TERHADAP NATRIUM
.
Analisa data dan Pembahasan
Semen Debu Vulkanik
Pasir
Memenuhi Standar SNI
Kesimpulan dan Saran
Mulai
Selesai Ya
Tidak Pengujian Bahan
Persiapan alat
Pemeriksaan material
Paving block 20 x 10 x
8 cm
Abu Batu
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1Pengujian Paving Block 4.1.1 Pemeriksaan Sifat Tampak
Dari pemeriksaan sifat tampak paving block diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.1
Hasil Pengujian Sifat Tampak
Uraian Variasi Paving Block
Paving Paving
Paving Paving
Paving Block
Block Block
Block Block
Debu Debu
Debu Debu
Normal Vulkanik Vulkanik Vulkanik Vulkanik 25
50 75
100 1. Bidang-bidang
Tidak Retak
Tidak
Tidak Tidak
Tidak Tidak
Retak Tidak
Tidak Tidak
Tidak a. Kerataan
Rata Rata
Rata b. Keretakan
Tidak Tidak
Tidak c. Kehalusan
Halus Halus
Halus 2. Rusuk-rusuk
a. Kesikuan Siku
Siku Siku
b. Ketajaman Tajam
Tajam Tajam
c. Kekuatan Kuat
Kuat Kuat
Sumber : Data Primer Dari hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa penggunaan debu vulkanik sebagai
substitusi semen dari beberapa variasi yang telah ditentukan yaitu paving block normal, paving block dengan substitusi abu vulkanik 25 , dan paving block dengan substitusi
abu vulkanik 50 dalam penelitian ini menghasilkan
Paving Block
yang mempunyai permukaan bidang rata, tidak retak, dan halus dan tidak berongga dan telah memenuhi
syarat tampak luar menurut SNI 03-0691-1996. Namun paving block dengan substitusi abu vulkanik 75 dan 100 menghasilkan paving block yang tidak sesuai dengan
persyaratan SNI 03-0691-1996.
4.1.2 Pemeriksaan Ukuran
Setelah melakukan pemeriksaan sifat tampak kemudian dapat dilakukan pemeriksaan ukuran dimensi dan penampang sesuai dengan ketentuan SNI 03- 0691-
1996, dengan menggunakan paving block rata-rata digunakan 10 buah benda uji yang utuh. Sebagai alat pengukur digunakan mistar dengan ketelitian 0,1 mm dan
Universitas Sumatera Utara