15 bersifat lebih kental sehingga diperlukan daya yang tinggi untuk pengadukan
[15] .
c. Suhu reaksi.
Pada dasarnya, reaksi transesterifikasi katalis heterogen dilakukan dekat dengan titik didih metanol 60-70
o
C pada tekanan atmosfer. Semakin meningkatnya temperatur, akan ada kemungkinan metanol yang hilang di
dalam reaksi sehingga menurunkan yield biodiesel [12]
. d.
Waktu reaksi. Pada dasarnya, reaksi transesterifikasi katalis heterogen dilakukan dengan
waktu reaksi 3-24 jam [12]
. Semakin lama waktu reaksi akan mengurangi yield biodiesel karena adanya reaksi balik yaitu metil ester yang terbentuk
kembali menjadi trigliserida [46]
. e.
Kandungan asam lemak dan air dalam minyak atau lemak. Bahan baku untuk proses transesterifikasi harus memiliki angka asam lemak
bebas 0,5 [9]
. Jika angka asam lemak bebas melebihi jumlah ini, pembentukan sabun akan menghambat pemisahan metil ester dari gliserol dan
juga mengurangi tingkat konversi metil ester [45]
.
2.7 ANALISIS EKONOMI
Lemak sapi merupakan salah satu bahan sisa dari rumah pemotongan hewan yang tujuan utamanya adalah industri sabun, tapi ketika pasar kelebihan bahan,
lemak biasanya dibakar atau dibuang. Kemudian populasi sapi potong dari tahun ke tahun semakin meningkat, sehingga lemak sapi dapat dijadikan alternatif baru
dan memiliki potensi besar sebagai bahan baku pembuatan biodiesel untuk meminimalkan dampak lingkungan. Karena memiliki potensi yang cukup besar,
lemak sapi diharapkan dapat menjadi sumber alternatif bahan baku untuk pembuatan biodiesel guna mencukupi kebutuhan bahan bakar dalam negeri yang
semakin tinggi. Adapun peluang untuk mengembangkan potensi biodiesel sendiri di Indonesia cukup besar terutama untuk substitusi minyak solar mengingat saat
ini penggunaan minyak solar mencapai sekitar 40 dari total penggunaan BBM untuk sektor transportasi. Sementara penggunaan solar pada industri dan PLTD
adalah sebesar 74 dari total penggunaan BBM pada kedua sektor tersebut.
Universitas Sumatera Utara
16 Untuk itu, perlu dilakukan kajian potensi ekonomi biodiesel dari lemak sapi.
Namun, dalam tulisan ini hanya akan dikaji potensi ekonomi secara sederhana. Sebelum melakukan kajian tersebut, perlu diketahui harga bahan baku yang
digunakan dalam produksi dan harga jual biodiesel.
Biaya bahan baku untuk 9 run : •
Biaya pembelian limbah lemak sapi = Rp 5.000kg 750 mlkg = Rp 6.700 L
• Biaya listrik pembuatan CaO = 230 V x 30 A x 2 jam 1000 x Rp 1.352
= Rp 18.658 [47]
• Biaya pembelian metanol
= 667 ml 1 L Rp 15.000 = Rp 10.005
[48] •
Biaya listrik pada hot plate = 500 W 1000 x 3210 mnt 60 x Rp 1.352
= Rp 36.166 [47]
• Biaya pembelian asam sulfat = 5 ml 2,5 L Rp 396.000
= Rp 792 [48]
Total biaya bahan baku = Rp 72.321
Harga jual biodiesel untuk 9 run : Rp 7.895 liter x 0,84 L = Rp 6.632 [49]
Dapat dilihat bahwa, harga jual bahan baku pembuatan biodiesel dari limbah lemak sapi berada di bawah harga jual bahan baku dari CPO Crude Palm Oil
yaitu sekitar Rp 7.500liter [50]
. Tentu hal ini membawa nilai ekonomis dalam pembuatan biodiesel dari lemak sapi. Dengan adanya kebijakan pemerintah yang
ditetapkan oleh peraturan menteri ESDM, penetapan harga jual biodiesel sendiri bisa fleksibel mengikuti harga bahan baku serta biaya produksi saat ini yang
ditutupi dengan subsidi, sehingga produksi biodiesel menggunakan bahan baku lemak sapi berpotensi untuk menjadi industri alternatif yang berkembang ke
depannya menjadikan Indonesia sebagai penghasil terbesar biodiesel dan pelaku ekspor biodiesel di dunia.
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG