32
4.2 PREPARASI ABU KULIT TELUR AYAM
Pada percobaan ini limbah kulit telur ayam diaktivasi terlebih dahulu dengan kalsinasi pada suhu tinggi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Jazie, et al., 2013 kondisi optimum proses kalsinasi CaO dari limbah kulit telur ayam diperoleh pada suhu 900
o
C dan waktu 2 jam [10]. Kalsinasi pada suhu yang lebih tinggi menyebabkan desorpsi karbon
dioksida dari kulit telur. Suhu kalsinasi yang tinggi dan waktu treatment yang lebih lama akan mengurangi luas permukaan dan meningkatkan diameter pori
preparasi katalis CaO. Suhu kalsinasi yang tinggi dan waktu treatment yang lama mengurangi luas permukaan menjadi 2 m
2
gr [44]. Waktu optimum kalsinasi antara 2-4 jam [18].
Hasil analisis dengan AAS Atomic Absorption Spectrophotometry untuk mengetahui komposisi yang terkandung di dalam abu kulit telur ayam disajikan
dalam tabel 4.3. Tabel 4.3 Komposisi dari Abu Kulit Telur Ayam
Parameter Satuan
Hasil Uji Metode Uji
CaO 66,16
IK.01.P.05 AAS Kadar Air
0,12 Oven
Dari tabel 4.3, dapat dilihat kandungan CaO yang dihasilkan dari abu kulit telur ayam pada suhu kalsinasi 900
o
C dan waktu 2 jam sebesar 66,16. Dengan demikian, abu kulit telur ayam dapat dijadikan sebagai katalis heterogen dalam
pembuatan biodiesel.
4.3 PROSES ESTERIFIKASI
Pada percobaan ini dilakukan perlakuan awal yaitu esterifikasi pada limbah lemak sapi dengan kondisi optimum perbandingan rasio mol alkoholFFA
6:1, suhu reaksi 60
o
C, jumlah katalis H
2
SO
4
98 sebesar 0,5, waktu reaksi 240 menit dan kecepatan pengadukan 250 rpm [20]. Adapun tujuan dilakukan
esterifikasi adalah untuk menurunkan angka asam lemak bebas pada lemak sapi. Bahan baku untuk proses transesterifikasi harus memiliki angka asam
lemak bebas 0,5 [9]. Jika kadar asam lemak bebas tinggi akan mengakibatkan
Universitas Sumatera Utara
33 reaksi
transesterifikasi terganggu akibat terjadinya reaksi penyabunan antara
katalis dengan asam lemak bebas sehingga menurunkan yield biodiesel [24]. Kadar asam lemak bebas lemak sapi dapat dihitung dengan menggunakan
rumus di bawah ini [27]. Kadar asam lemak bebas =
N x V x M 1000 x gr sampel
x 100 Ket : N = normalitas larutan NaOH moll
V = volume larutan NaOH terpakai ml M = berat molekul FFA grmol
Berdasarkan hasil perhitungan, didapat angka asam lemak bebas lemak sapi sebelum dilakukan esterfikasi yaitu 1,86. Kemudian setelah dilakukan
esterifikasi, angka asam lemak bebas berkurang menjadi 0,35. Dengan demikian, hasil esterifikasi dapat dilanjutkan ke dalam proses transesterifikasi
karena angka asam lemak bebas 0,5.
4.4 PENGARUH VARIABEL PERCOBAAN TERHADAP YIELD