Sumber – sumber Pendapatan Asli Daerah

commit to user Salah satu kriteria penting untuk mengetahui secara nyata kemampuan daerah dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya adalah kemampuan self supporting dalam bidang keuangan daerah. Dengan perkataan lain faktor keuangan merupakan faktor esensial dalam mengukur tingkat kemampuan daerah dalam melaksanakan pembangunan daerah. Hal ini berarti dalam penyelenggaraan urusan rumah tangga daerah membutuhkan dana atau uang. Sehubungan dengan pentingnya posisi keuangan daerah, Pamudji menegaskan, seperti yang dikutip oleh J. Riwu Kaho 1995: 124 : Pemerintah Daerah tidak akan dapat melaksanakan fungsinya dengan efektif dan efisien tanpa biaya yang cukup untuk memberikan pelayanan dan pembangunan. Dan keuangan inilah yang merupakan salah satu dasar kriteria untuk mengetahui secara nyata kemampuan daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri. Bersadarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya, daerah membutuhkan dana atau uang. Tanpa dana yang cukup maka daerah tidak mungkin dapat menyelenggarakan tugas kewajiban serta kewenangan dalam mengatur dan mengurus rumah tangga daerah serta pembangunan yang telah direncanakan tidak tercapai.

b. Sumber – sumber Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan daerah merupakan semua perolehan uang atau dana bagi daerah yang digunakan untuk membiayai urusan-urusan pemerintahan dan pembangunan di daerah. Pendapatan Asli Daerah adalah bagian dari sumber pendapatan daerah yang merupakan sumber dana pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan. Selain itu pendapatan asli daerah juga termasuk usaha daerah guna memperkecil ketergantungan dana dari pemerintah pusat. Adapun sumber-sumber pendapatan daerah menurut UU No. 33 tahun 2004 ada empat, yaitu : a. Hasil pajak daerah b. Hasil retribusi daerah c. Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah lainya yang dipisahkan commit to user d. Lain-lain PAD yang sah Berikut ini penjelasan dari masing-masing sektor Pendapatan Asli Daerah : 1 Pajak Daerah a Pengertian Pajak Daerah Agar suatu daerah dapat membiayai, memajukan dan mengurus rumah tangganya sendiri maka haruslah ditempuh suatu kebijaksanaan yang mewajibkan setiap orang untuk membayar pajak sesuai dengan kewajibanya. Menurut Mardiasmo 2003: 93 ” Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh daerah berdasarkan peraturan pajak yang ditetapkan oleh daerah melalui Perda untuk kepentingan pembiayaan rumah tangga pemerintah daerah. Pendapat lain juga dikemukanan oleh Andriani seperti yang dikutip oleh Mohammad Zain 2005: 10 pajak adalah iuran masyarakat kepada negara yang terutang yang dibayar menurut peraturan-peraturan umum dengan tidak mendapat kontrapestrasi secara langsung dan berguna untuk membiayai pengeluaran-pengeluran pemerintah. Sedangkan menurut Perda kota Surakarta No. 9 dan No. 10 Tahun 2002 tentang pajak hotel dan restoran adalah: ” Pajak daerah yang selanjutnya disebut pajak adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan peraturan perundangan yang berlaku yang diperuntukan untuk membiayai penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan Pembangunan Daerah”. Dari pendapat tersebut di atas terlihat bahwa ciri-ciri mendasar pajak adalah : 1 Pajak dipungut oleh negara berdasarkan undang-undang dan peraturan hukum lainya. 2 Pajak dipungut tanpa adanya kontraprestasi yang secara langsung 3 Hasil pemungutan pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran umum negara untuk menyelenggarakan pemerintahan 4 Pajak disamping sebagai sumber keuangan negara juga berfungsi sebagai pengatur atau melaksanakan kebijakan negara commit to user b Jenis-jenis Pajak Daerah Mengenai ketentuan-ketentuan pokok yang memberikan pedoman kebijaksanaan dan arahan bagi daerah dalam pelaksanaan pemungutan pajak daerah untuk menjamin penerapan prosedur umum pajak daerah telah diatur dalam Undang-undang Nomor 34 tahun 2000 tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Menurut Undang-undang No. 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah jenis dan tarif pajak daerah adalah sebagai berikut : Tabel 3. Jenis dan Tarif Pajak Daerah No. Jenis Pajak Tarif Pajak Pengenaan Tarif Pajak 1 Pajak Propinsi : a. Pajak kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air b. Bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air c. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor d. Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan 5 10 5 20 1 Tarif pajak kendaraan bermotor dikenakan atas nilai jualnya serta faktor-faktor penyesuaian yang mencerminkan biaya ekonomis yang diakibatkan oleh penggunaan kendaraan bermotor, misalnya kerusakan jalan dan lingkungan 2 Tarif pajak kendaraan di atas air dikenakan atas nilai jualnya Atas nilai jualnya Atas nilai jualnya Atas nilai perolehan air yang diambil dan dimanfaatkan, antara lain berdasarkan jenis, volume, kualiatas air, dan lokasi sumber air 2 Pajak kabupaten : a. Pajak hotel 10 Atas jumlah pembayaran yang dilakukan kepada hotel commit to user b. pajak restoran c. Pajak hiburan d. Pajak reklame e. Pajak penerangan jalan f. Pajak pengambilan bahan galian golongan C g. Pajak parkir 10 35 25 10 20 20 Atas jumlah pembayaran yang dilakukan kepada restoran Atas jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar untuk menonton dan atau menikmati hiburan Atas nilai sewa reklame, yang didasarkan atas nilai jual objek pajak reklame dan nilai strategis pemasangan reklame Atas nilai jual tenaga listrik yang terpakai Atas nilai jual hasil pengambilan bahan galian golongan C Atas penerimaan penyelenggaraan parkir yang berasal dari pembayaran atau yang seharusnya dibayar untuk pemakaian tempat parkir kendaraan bermotor Sumber : Diolah Undang-undang No. 34 Tahun 2000 tentang pajak dan retribusi daerah Dari penggolongan jenis pajak diatas, pajak hotel dan restoran adalah salah satu jenis pajak yang termasuk pajak kabupatenkota dan merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah dan keberadaan pajak daerah bertujuan sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat umum yang dikelola dan diserahkan oleh pemerintah daerah dalam rangka pelaksanaan asas desentralisasi Selain jenis-jenis pajak yang telah dikemukakan diatas menurut Deddy Supriadi B dan Dadang Solihin 2002: 268-269 pemerintah daerah dapat menetapkan jenis pajak lainya sesuai dengan peraturan daerah apabila memenuhi kriteria sebagai berikut : 1 Bersifat pajak bukan retribusi 2 Objek pajak terletak atau berada dalam wilayah daerah kabupatenkota yang bersangkutan dan mempunyai mobilitas yang cukup rendah serta hanya melayani masyarakat diwilayah daerah yang bersangkuatan commit to user 3 Objek dan dasar pengenaan pajak tidak bertentangan dengan kepentingan umum 4 Objek pajak bukan merupakan objek pajak propinsi atau objek pajak pusat 5 Potensinya memadai, yang berarti bahwa hasil pajak cukup besar sebagai pendapatan daerah dan laju pertumbuhanya sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi daerah 6 Tidak memberikan dampak ekonomi yang negatif, yang berarti bahwa pajak tidak mengganggu alokasi sumber-sumber ekonomi secara efisien dan tidak menghalangi arus sumberdaya ekonomi antar daerah maupun kegiatan ekspor-impor 7 Memperhatikan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat 8 Menjaga kelestarian lingkungan, yang berarti pajak tidak memberikan kesempatan kepada pemerintah daerah dan masyarakat untuk merusak lingkungan yang nantinya akan menjadi beban pemerintah pusat. 2 Retribusi Daerah Sumber pendapatan asli daerah yang penting lainya adalah retribusi daerah. Pengertian retribusi secara umum adalah pembayaran-pembayaran kepada negara yang dilakukan oleh mereka yang menggunakan jasa-jasa negara. Sedangkan menurut Mardiasmo 2003: 100 ,” Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasapemberian ijin tertentu yang khusus disediakan danatau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan”. Menurut Davey seperti yang dikutip oleh Andrian Sutedi 2008: 78, pembayaran retribusi harus memenuhi dua syarat,yaitu dasar untuk mengenakan retribusi biasanya harus didasarkan pada total cost dari pada pelayanan-pelayanan yang disediakan dan dalam beberapa hal, retribusi biasanya harus didasarkan pada kesinambungan harga jasa suatu pelayanan. commit to user Retribusi daerah pada dasarnya dapat digolongkan menjadi beberapa macam. Menurut Undang-undang No. 34 Tahun 2000 pasal 18 Ayat 2 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, retribusi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu: a Retribusi yang ditetapkan dengan peraturan perintah meliputi : 2 Retribusi jasa umum 3 Retribusi jasa usaha 4 Retribusi perizinan b Retribusi yang ditetapkan dengan peraturan daerah adalah retribusi selain yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah. 3 Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Lainya yang Dipisahkan Sumber pendapatan asli daerah yang lain adalah hasil perusahaan daerah yang diharapkan sebagai sumber pemasukan. Berdasarkan penjelasan UU No.33 Tahun 2004 tentang Keuangan Daerah, Pasal 157 huruf a Angka 3 jenis penerimaan yang termasuk hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan ditetapkan dalam perda berpedoman pada peraturan perundang-undangan. Tiap- tiap daerah memiliki pemasukan yang berbeda tergantung dari potensi daerah masing-masing. Daerah yang memiliki kekayaan yang dipisahkan lalu ditanamkan maka daerah yang bersangkutan akan mendapatkan keuntungan dari investasinya. Keuntungan tersebut bisa berupa bagian laba atau deviden. Daerah yang bersangkutan bisa juga menjual sahamnya kembali 4 Lain -lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Sumber pendapatan asli daerah selanjutnya adalah lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah. Berdasarkan penjelasan UU No. 32 Tahun 2004 pasal 6 Ayat 1 Huruf d, jenis penerimaan yang termasuk lain-lain PAD yang sah adalah : a Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan b Jasa giro c Pendapatan bunga d Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing commit to user e Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan danatau pengadaan barang dan jasa oleh daerah

4. Efektivitas Daya Guna a. Pengertian Efektivitas