BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Tenaga kerja wanita lebih banyak mencurahkan tenaganya dalam usahatani
kubis dibandingkan dengan tenaga kerja pria. 2.
Pendapatan keluarga wanita tani Kubis di Desa Surbakti per musim tanam sebesar Rp 11.387.855 per petani dan pendapatan bersih rumah tangga wanita
tani kubis per hektar sebesar Rp 27.928.062 3.
Wanita menyumbangkan rata-rata Rp 2.518.993 per bulan dengan persentase 66,36 terhadap total pendapatan keluarga sedangkan pria menyumbangkan
rata-rata Rp 1.276.958 per bulan dengan persentase 33,64 terhadap total pendapatan keluarga. Hal ini terbukti sangat membantu pendapatan wanita
dalam menambah pendapatan keluarga petani sampel. Sehingga keterlibatan wanita dalam kegiatan usahatani dalam menambah pendapatan keluarga tidak
dapat diabaikan.
Universitas Sumatera Utara
Saran 1. Kepada Petani
Sebaiknya priasuami, wanitaistri bersama-sama berperan maksimal dalam kegiatan usahatani keluarga maupun non-keluarga untuk meningkatkan
pendapatan keluarga.
2. Kepada Pemerintah
Disarankan kepada pemerintah untuk memberikan pelatihan-pelatihan dan pendampingan bagi tenaga kerja wanita dalam kegiatan usahatani untuk
meningkatkan produktifitas usahatani baik melalui pembentukan kelompok tani maupun dengan melakukan penyuluhan pertanian yang rutin, dan juga
disarankan kepada pemerintah untuk mendirikan dan melengkapi lembaga- lembaga seperti koperasi yang menyediakan modal dan sarana produksi bagi
usahatnai agar tenaga kerja wanita dapat memperoleh kebutuhan sarana produksi bagi usahataninya dengan mudah.
3. Kepada Peneliti Selanjutnya
Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk membuat penelitian yang berkelanjutan mengenai peranan wanita dalam menyumbangkan pendapatan
keluarga tidak hanya di daerah penelitian saja.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sekilas Tentang Kubis
Kubis, kol, kobis, atau kobis bulat adalah nama yang diberikan untuk tumbuhan sayuran daun yang populer. Tumbuhan dengan nama ilmiah Brassica
oleracea L. Kelompok Capitata ini dimanfaatkan daunnya untuk dimakan. Daun ini tersusun sangat rapat membentuk bulatan atau bulatan pipih, yang disebut krop
atau kepala capitata berarti berkepala. Berdasarkan tata nama sistematika botani, tanaman kubis diklasifikasikan ke dalam :
Division : Spermatophyte
Subdivision : Angiospermae Kelas
: dicotyledonae Ordo
: Papavorales Family
: Cruciferae Brassicaceae Genus
: Brassica Spesies : Brassica oleracea L. var. capitata.L. Kubis berasal dari Eropa Selatan dan Eropa Barat dan, walaupun tidak ada
bukti tertulis atau peninggalan arkeologi yang kuat, dianggap sebagai hasil pemuliaan terhadap kubis liar B. oleracea var. sylvestris.Nama kubis diambil
dari bahasa Inggris cabbage, yang juga merupakan pinjaman dari bahasa Normandia caboche.Nama kol diambil dari bahasa Belanda yaitu kool.
Kubis segar mengandung banyak vitamin A, beberapa B, C, dan E. Kandungan Vitamin C cukup tinggi untuk mencegah skorbut sariawan
akut.Mineral yang banyak dikandung adalah kalium, kalsium, fosfor, natrium, danbesi.
Universitas Sumatera Utara
Kubis segar juga mengandung sejumlah senyawa yang merangsang pembentukan glutation, zat yang diperlukan untuk menonaktifkan zat beracun
dalam tubuh manusia.
2.1.2 Usahatani
Usahatani adalah kesatuan organisasi antara faktor produksi berupa lahan, tenaga kerja, modal dan manajemen yang bertujuan untuk memproduksi
komoditas pertanian. Usahatani sendiri pada dasarnya merupakan bentuk interaksi antara manusia dan alam di mana terjadi saling mempengaruhi antara manusia dan
alam sekitarnya Suratiyah,2009. Bachtiar Rivai 1980 dalam Hernanto, F 1996:7 mendefinisikan usahatani sebagai organisasi dari alam, kerja, dan modal
yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian.Tata laksana pertanian berdiri sendiri dan sengaja diusahakan oleh seorang atau sekumpulan orang,
segolongan sosial, baik yang terikat genologis, politis, maupun territorial sebagai pengelolanya.
Defenisi usahatani di atas kemudian diturunkan pengertian adanya empat unsur pokok yang selalu ada pada suatu usahatani. Unsur tersebut juga dikenal
dengan istilah lain dengan sebutan faktor-faktor produksi diantaranya: tanah, tenaga kerja, modal, dan Pengelolaan management Hernanto, F:1996.
Tanah merupakan faktor produksi yang penting dan mempunyai nilai terbesar dalam usahatani karena tanah merupakan tempat tumbuhnya tanaman,
ternak, dan usahatani keseluruhannya.Hubungan tanah dan manusia dapat dibedakan dalam tiga tingkat dari yang terkuat sampai yang terlemah yaitu hak
milik, hak sewa, dan hak bagi hasil sakap. Perbedaan hubungan tersebut akan berpengaruh pada kesediaan petani dalam meningkatkan produksi, memperbaiki
kesuburan tanah, dan intensifikasi Suratiyah, 2009
Universitas Sumatera Utara
Tenaga kerja manusia dalam usahatani dibedakan atas tenaga kerja pria, wanita, dan anak-anak.Tenaga kerja tersebut dapat diperoleh dari dalam keluarga
dan dari luar keluarga. Tenaga kerja luar keluarga diperoleh dengan cara upahan, sambatan, dan arisan tenaga kerja. Sedangkan tenaga kerja dalam keluarga
umumnya oleh para petani tidak diperhitungkan dan sulit pengukuran penggunaannya Hernanto, 1996.
Menurut Suratiyah 2009 sistem upah dibedakan menjadi 3 yaitu : a upah borongan yaitu upah yang diberikan sesuai dengan perjanjian antara pemberi kerja
dengan pekerja tanpa memperhatikan lamanya waktu kerja; b upah waktu adalah upah yang diberikan berdasarkan lamanya waktu kerja ; c upah premi adalah
upah yang diberikan dengan memperhatikan produktivitas dan prestasi kerja. Dipandang dari sudut efisiensi, semakin luas lahan yang diusahakan maka
semakin tinggi produksi dan pendapatan per kesatuan luasnya. Pengukuran luas usahatani dapat diukur dengan: a luas total lahan yaitu seluruh jumlah tanah yang
ada dalam usahatani termasuk sawah, tegal, pekarangan, jalan saluran, dan sebagainya; b luas lahan pertanaman yaitu jumlah seluruh tanah yang dapat
ditanamidiusahakan; dan c luas tanaman adalah jumlah luas tanaman yang ada pada suatu saat.
Lokasi lahan usahatani menentukan kelancaran pemasaran.Lokasi yang jauh dari sarana dan prasarana transportasi dapat memperburuk usahatani dari
aspek ekonomi.Keberadaan fasilitas-fasilitas dalam usahatani berupa pengairan dan drainase sangat membantu dalam pertumbuhan tanaman sehingga
meningkatkan produksi dan penerimaan Suratiyah, 2009
.
Universitas Sumatera Utara
Modal yang tersedia berhubungan langsung dengan peran petani sebagai manajer dan juru tani dalam mengelola usahataninya. Jenis komoditas yang akan
diusahakan tergantung modal. Komoditas yang padat modal memerlukan biaya yang cukup tinggi untuk mengusahakannya. Demikian pula seberapa besar tingkat
penggunaan faktor produksi tergantung pada modal yang tersedia Suratiyah,2006
Pengelolaan management adalah kemampuan petani menentukan, mengorganisir, dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi yang dikuasainya
sebaik-baiknya dan mampu memberikan produksi pertanian sebagaimana yang diharapkan. Ukuran dari keberhasilan pengelolaan itu adalah produktifitas dari
setiap faktor maupun produktifitas dari setiap usahanya Hernanto,F,1996.
2.1.3 Tenaga Kerja Wanita
Banyaknya partisipasi wanita dalam pasar kerja dikarenakan peranan wanita secara tradisional sebenarnya cukup besar, terutama di daerah pedesaan
dan khususnya sektor pertanian.Banyaknya jumlah wanita yang bekerja disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu peningkatan dari penawaran dan
pemintaan.Dari sisi penawaran disebabkan oleh semakin membaiknya tingkat pendidikan wanita.Hal tersebut didorong oleh kondisi dimana semakin besarnya
masyarakat yang menerima wanita bekerja di luar rumah. Sedangkan dari sisi permintaan, tenaga kerja wanita diperlukan dalam proses produksi seperti industri
tekstil dan garmen. Sedangkan fenomena lain yang mendorong masuknya wanita ke lapangan pekerjaan adalah karena semakin tingginya biaya hidup jika hanya
ditanggung oleh pendapatan rendah Ihromi, 1995.
Universitas Sumatera Utara
Meningkatnya jumlah wanita yang memasuki dunia kerja merupakan suatu fenomena yang umum di Indonesia. Hal ini sesuai dengan GBHN Bab IV
mengenai “peranan wanita dalam pembangunan dan pembinaan bangsa”, yang antara lain menyebutkan “pembangunan menyeluruh mensyaratkan ikut sertanya
pria maupun wanita secara maksimal di ssegala bidang”. Oleh karena itu, wanita mempunyai hak, kewajiban dan kesempatan yang sama dengan pria untuk ikut
serta sepenuhnya dalam segala kegiatan pembangunan Notopuro, 1979. Konteks pembangunan segala sumber daya seharusnya dikembangkkan
dan didayagunakan, baik sumber daya fisik maupun sumber daya insani termasuk didalamnya wanita yaitu dengan usaha meningkatkan peran wanita, baik dalam
lingkup rumah tangga maupun dalam lingkup masyarakat. Jadi wanita dalam statusnya sebagai ibu rumah tangga memiliki peranana untuk mengatur rumah
tangga dengan kegiatannya yang terpusat sekitar rumah dan kegiatan pria diluar rumah Sajogyo, 1983
Secara konseptual ada beberapa macam pengelompokan kerja perempuan, seperti system produksi terdiri atas subsistem yaitu pekerjaan tanpa upah dalam
produksi keluarga, dan systemputting-up, seperti pekerjaan rumah home worker, pembantu rumah tangga, buruh upahan, dan usaha mandiri self employed.
Semua itu menunjukkan bahwa hanya itulah ruang yang tersisa bagi perempuan marjinal Chotim dan Ratih, 2004
Wanita disamping sebagai ibu rumah tangga ia juga berperan dalam peningkatan pendapatan keluarga, besarnya kemampuan dalam memberi
kontribusi terhadap pendapatan dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial ekonomi yang dalam penelitian ini dibatasi pada faktor upah dan jumlah pendapatan suami
Moenandar, 1985.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Partisipasi Wanita Terhadap Pendapatan Keluarga
Kontribusi pendapatan dari satu jenis kegiatanterhadap total pendapatan rumah tanggatergantung pada produktivitas faktor produksiyang digunakan dari
jenis kegiatan yangbersangkutan. Stabilitas pendapatan rumah tanggacenderung dipengaruhi dominasi sumber-sumberpendapatan.Jenis-jenis pendapatan yang
berasaldari luar sektor pertanian umumnya tidak terkaitdengan musim dan dapat dilakukan setiap saatsepanjang tahun Nurmanaf, 2006.
Partisipasi wanita saat ini bukan sekadar menuntut persamaan hak tetapi jugamenyatakan fungsinya mempunyai arti bagipembangunan dalam masyarakat
di Indonesia.Secara umum alasan perempuan bekerja adalah untuk membantu ekonomi keluarga. Keadaan perekonomian yangsemakin tidak menentu, harga-
hargakebutuhan pokok yang semakin meningkat,pendapatan keluarga yang cenderung tidakmeningkat akan berakibat pada terganggunya stabilitas
perekonomian keluarga. Kondisi inilah yang mendorong ibu rumah tangga yang sebelumnya hanya menekuni sektor domistik mengurus rumahtangga, kemudian
ikut berpartisipasi disektor publik dengan ikut serta menopang perekonomian keluarga.Sebagai tenaga kerja wanita dalam keluarga, umumnya ibu rumah tangga
cenderung memilih bekerja disektor informal.Hal ini dilakukan agar dapat membagi waktu antara pekerjaan dankeluarga.
2.2. Landasan Teori 2.2.1 Pendapatan Keluarga
a. Pendapatan Isteri
Keinginan para wanita untuk dapat meningkatkan taraf hidup dan perbaikan ekonomi serta keadilan social keluarga senantiasa tergambar dari upaya
yang selalu mereka lakukan, misalnya dengan bekerja dibidang pertanian atau
Universitas Sumatera Utara
mencari nafkah untuk menambah penghasilan keluarga. Wanita pada umumnya sangat peka dengan keadaan dan permasalahan yang terjadi dalam keluarga,
wanita akan menjadi penengah untuk setiap masalah yang terjadi dalam keluarga dan juga tidak akan segan-segan untuk memasuki dunia pekerjaan yang beresiko
tinggi apabila keadaan keluarga mengharuskan untuk berbuat demikianIhromi, 1995.
Sebagai wanita yang telah menikah mempunyai peran dalam keluarga inti sebagai istri, sebagai pengurus rumah tangga, dan sebagai pencari nafkah.Ini pada
umumnya dirasakan sebagai tugas utama dari seseorang wanita yang terkait dalam gambaran perkawinan.Dalam tiga peran tersebut, wanita memberikan diri
sepenuhnya demi kesejahteraan bagi keluarganya. Banyak wanita merasa tidak puas dalam ketiga peran diatas dan sering keadaan ekonomi keluarganya menuntut
untuk bekerja diluar, atau mencari suatu kegiatan yang menambah penghasilan keluarganya Moenandar, 1985
Pendapatan rata-rata rumah tangga yang kecil biasanya memberikan kelonggaran yang sedikit sekali untuk pengeluaran-pengeluaran lain, selain
daripada itu untuk keperluan mencukupi kebutuhan hidup sangat minim seperti makanan dan pakaian umumnya mereka tidak mempunyai uang tabungan.
Kesukaran-kesukaran kecil biasanya dapat menyebabkan krisis keuangan dalam rumah tangga sehingga mereka terpaksa melakukan pinjaman atau seluruh
anggota keluarga terpaksa bekerja untuk mepertahankan hidup keluarga dan untuk menutupi kebutuhan-kebutuhan Sumardi dan Hans, 1982.
Universitas Sumatera Utara
b. Pendapatan Suami