Memilih Balutan Luka berdasarkan Konsep Moisture Balance

21 occlusive dressing meningkatkan proses penyembuhan dua kali lipat dibandingkan dengan membiarkan luka tetap terbuka. Selain Winter ada beberapa ahli juga yang menyatakan bahwa lingkungan lembab juga lebih baik dari lingkungan kering, Rovee et al pada tahun 1972 menyatakan bahwa lingkungan lembab dilalui tanpa proses perpanjangan inflamasi, Moden et al pada tahun 1989 dan Kats et al pada tahun 1991 menyatakan bahwa lingkungan lembab mempercepat kreatinosit proliferasi. Leipziger et al pada tahun 1985 menyatakan lingkungan lembab dapat meningkatkan collagen gats, dan Holloway menyatakan bahwa lingkungan lembab dapat mengurangi nyeri Menurut Haimowitz, Julia.E., 1997, ada beberapa keuntungan prinsip moisture balance dalam perawatan luka, yaitu: a mencegah luka menjadi kering dan keras; b meningkatkan laju epitalisasi; c menjaga pembentukan jaringan eskar; d meningkatkan pembentukan jaringan dermis; e mengontrol inflamasi dan memberikan tampilan yang lebih kosmetis; f mempercepat proses autolisi dan debridement; g dapat menurunkan kejadian infeksi; h Cost effective; i mempertahankan gradient voltase normal; j mempertahankan aktifitas neutrofil; k menurunkan nyeri; l memberikan keuntungan psikologis; dan m mudah digunakan.

2.3 Memilih Balutan Luka berdasarkan Konsep Moisture Balance

Ada pun hal yang dibahas pada meliputi hal yang diperhatikan dalam memilih balutan, tujuan pemilihan balutan, serta jenis dan kegunaan balutan. Universitas Sumatera Utara 22

2.3.1 Hal yang diperhatikan dalam Memilih Balutan

Memilih balutan luka pada perawatan luka dengan metode moisturebalancemerupakan sesuatu yang penting, adahal yang harus diperhatikan, yaitu: a tujuan dari balutan luka; b karakteristik yang spesifik dari balutan lika, terutama didalamnya adalah kemampuan balutan untuk menyerap eksudat; c aplikasi yang benar dari balutan luka; d apakah balutan sekunder dibutuhkan; dan e kapan balutan akan diganti, ini bervariasi tergantung dari jumlah eksudat, namun biasanya ada ketentuan waktu untuk tiap balutan luka.

2.3.2 Tujuan Pemilihan Balutan Luka

Dalam pemilihan balutan luka yang dipaparkan oleh Kerlyn, yaitu tujuan jangka pendek yang dicapai setiap kali mengganti balutan dan dapat menjadi bahan evaluasi keberhasilan dalam menggunakan satu atau beberapa jenis balutan, yaitu: a menciptakan lingkungan yang kondusif dalam penyembuhan luka; b meningkatkan kenyamanan pasien; c melindungi luka dan sekitar luka; d mengurangi nyeri dengan mengeluarkan udara dari ujung saraf; e mempertahankan suhu luka; f mengontrol dan mencegah perdarahan; g menampung eksudat; h imobilisasi bagian tubuh yang luka, i aplikasi penekanan pada area perdarahan atau vena yang statis; j mencegah dan menangani infeksi pada luka; dan k mengurangi stres yang ditimbulkan oleh luka dengan menutup secara tepat. Universitas Sumatera Utara 23

2.3.3 Jenis dan Kegunaan Balutan pada Metode Moisture Balance

Ada banyak cara yang bisa digunakan untuk menciptakan kondisi lembab pada luka. Berikut beberapa jenis balutan yang dapat menjadi pilihan beserta kegunaannya: a. Transparant Film. Balutan ini juga dengan istilah semipermiable film dressing, balutan ini memenuhi seluruh kriteria balutan luka advance. Balutan transparant film adalah balutan yang terdiri atas lapisan elastik semipermiabel dari poliuteran dilapisi dengan lapisan akrilik hipoalergik yang lengket pada satu sisi. Balutan luka menempel pada daerah sekelilin luka, namun tidak pada dasar luka. Balutan ini biasanya dipakai untuk luka superfisial yang memiliki eksudat sedikit, untuk proteksi luka operasi, dan memfiksasi balutan yang lain, namun balutan ini tidak boleh digunakan untuk luka yang memiliki eksudat sedang atau banyak karena dapat mengakibatkan terjadinya maserasi. b. Hidrogel Balutan hidrogel juga memiliki seluruh kriteria balutan luka advance. Balutan ini merupakan polimer dengan kandungan air 90-95 dan memiliki sifat semi transparan dan nonadherent. Balutan ini digunakan untuk luka nekrotik atau lembab untuk rehidrasi dan mengangkat jaringan mati, karena sifatnya yang tidak lengket maka tidak menimbulkan nyeri pada saat pergantian balutan. Universitas Sumatera Utara 24 c. Hidrokoloid Beberapa wound expert menyatakan bahwa hidrokoloid merupakan balutan hampir memenuhi semua kriteria balutan ideal. Balutan hidrokoloid ini memiliki sifat impermiable terhadap cairan dan oksigen, kemampuannya dalam menyerap kelembaban yang berlebih membuatnya menjadi dressing favorit. d. Alginate Balutan ini terbuat dari polisakarida rumput laut, dapat menghentikan perdarahan minor pada luka, tidak lengket, menyerap eksudat, dan berubah menjadi gel bila kontak dengan cairan tubuh. e. Hidrofiber Balutan ini terbuat dari carboxymethylcellulose CMC yang mampu menyerap banyak eksudat dan berubah menjadi gel sehingga tidak menimbulkan trauma jaringan saat pergantian balutan. Dalam hal ini hidrofiber juga mendukung proses autoliti debridement, dan meningkatkan kenyamanan pasien. f. Foam Balutan foam terdiri dari poliuteran atau silikon. Tergantung dari jenis komposisinya, balutan ini menyerap eksudat dalam jumlah sedang sampai banyak. Balutan foam dapat menjadi insulasi panas yang baik dan dapat juga digunakan untuk bantalan luka. Balutan ini tidak cocok untuk luka yang kering. Lapisan silikon mencegah lengketnya luka dengan Universitas Sumatera Utara 25 balutan sehingga meminimalkan kerusakan terhadap jaringan, dan mengurangi nyeri pada saat pergantian balutan. g. Silver Dressing Silver dressing merupakan balutan luka antimikroba yang digunakan untuk luka kronis yang lama sembuh karena memiliki kemampuan dalam mengendalikan kolonisasi bakteri pada permukaan luka sehingga mempercepat re-epitalisasi hingga 40 dibandingkan dengan penggunaan cairan antibiotik. h. Kolagen Balutan kolagen merupakan balutan yang berasal dari pad, gel atau partikel. Balutan ini merangsang deposit baru kolagen pada dasar luka, selain itu balutan ini juga mengabsorpsi eksudat dan menciptakan suasana lembab.

3. Studi Fenomenologi