57
4. Pembahasan
Pada bagian pembahasan ini akan diuraikan teori-teori yang terkait dengan pengalaman pasien dalam menjalani perawatan luka dengan metode moisture
balance yang meliputi 1tahap perawatan luka kaki diabetik dengan metode moisture balance, 2 manfaat penerapan perawatan luka kaki diabetik dengan
metode moisture balance pada pasien, 3 kendala dalam menjalani perawatan luka kaki diabetik dengan metode moisture balance pada pasien, 4 riwayat
aktivitas sehari-hari, 5 cara pasien menjaga luka dirumah. Tema-tema tersebut akan diuraikan sebagai berikut :
4.1 Tahap Perawatan Luka Kaki Diabetik dengan Metode Moisture
Balance Luka kaki diabetik merupakan salah satu kompilakasi dari penyakit
diabetes melitus. Dalam hal ini yang perawatan luka kaki diabetik dengan metode moisture balance dilakukan dengan beberapa tahap yaitu pencucian luka,
debridement, dan dressing Gitarja, 2008. Berdasarkan hasil analisa data yang telah dilakukan, peneliti menemukan ada tiga tahap dalam melakukan perawatan
luka kaki diabetik dengan metode moisture balance. 1.
Pencucian Luka Hasil analisa data diperoleh penatalaksanaan pencucian luka dilakukan
menggunakan air aquades dan cairan normal saline. Hal ini sesuai dengan penjelasan Gitarja, 2008 yang menjelaskan bahwa cairan normal saline dan air
yang steril sangat direkomendasikan sebagai cairan pencuci luka. Cairan ini merupakan cairan isotonik, tidak toksik terhadap jaringan, tidak menghambat
Universitas Sumatera Utara
58
proses penyembuhan luka dan tidak menyebabkan reaksi alergi atau merubah flora bakteri Sari, 2010. Sejalan dengan penelitian Braun et al 2013 yang
menyataklan bahwa luka yang dicuci dengan cairan normal saline akan lebih cepat sembuh dibandingakn luka kaki diabetik yang dicuci dengan menggunakan
alkohol. Namun selain kedua cairan tersebut ada juga cairan tradisional yang digunakan untuk mencuci luka pada partisipan dalam penelitian ini yaitu air
rebusan daun jambu biji. Sama halnya dengan penjelasan Gitarja, 2008 yang menjelaskan bahwa dengan rebusan daun jambu biji dapat meningkatkan sirkulasi
pembuluh darah dan mengurangi bau luka. 2.
Debridement Hasil analisa data diperoleh penatalaksanaan debridement dilakukan
dengan menggunakan pinset dan gunting mekanikal debridement. Hal ini sesuai dengan penjelasan Sari, 2010 yang menjelaskan bahwa debridement bedah
merupan tipe debridement yang paling cepat dan efektif, selain itu debridement yang dilakukan juga adalah autolysis debridement, dimana lingkungan luka dijaga
kelembapannya Gitarja, 2008. 3.
Dressing Hasil analisa diperoleh pemakaian dressing dibarengi dengan
penggunaan topycal therapyyaitu hydroaktif gel. Hal ini sesuai dengan penjelasan Ekaputa, 2013 yang menyatakan bahwa hydrogeal banyak mengandung air yang
dapat membuat suasana luka menjadi lembab Selain itu ada juga jenis thopycal therapy lain yang digunakan oleh partisipan yaitu zinc cream metcovazin. Hal
ini sesuai dengan penjelasan Gitarja, 2008 yang menjelaskan bahwa topikal jenis
Universitas Sumatera Utara
59
ini mudah digunakan karena hanya tinggal mengoles saja dan topikal ini dapat digunakan untuk semua dasar luka serta mempersiapkan dasar luka menjadi sehat.
Silver dressing sebagai thopycal therapi juga digunakan oleh partisipan dalam penelitian ini. Hal ini disebabkan karena silver dressing dapat menangani luka
yang sudah terinfeksi dan mengangkat biofilm yang ada pada luka Arisanty, 2014.
4.2 Manfaat Penerapan Perawatan Luka Kaki Diabetik dengan Metode
Moisture Balance pada Pasien Berdasarkan hasil analisa data yang telah dilakukan, peneliti menemukan
bahwa ada tiga bagian dari manfaat dalam menjalani perawatan luka kaki diabetik dengan metode moisture balance menurut partisipan diantaranya adalah manfaat
yang dirasakan di bidang psikologis merasa senang, dan merasa semangat, manfaat yang dirasakan dibidang fisik rasa nyeri berkurang, luka cepat sembuh,
jaringan cepat tumbuh, kondisi tubuh membaik, dan bau luka berkurang, dan manfaat yang dirasakan di bidang ekonomi biaya perawatan sebanding dengan
kesembuhan, dan biaya perawatan lebih murah dari pengobatan lain. 1.
Manfaat yang dirasakan di bidang psikologis Hasil analisa data menunjukkan bahwa penerapan perawatan luka kaki
diabetik dengan metode moisture balance sangat bermanfaat dalam mendukung kondisi psikologis pasien. Hal ini sesuai dengan penelitian Wijonarko, 2013
yang menyatakan bahwa implementasi metode perawatan luka moisture balance dapat mengurangi ketakutan karena tidak mengalami nyeri saat perawatan luka
sehingga pasien bersemangat dan senang dalam menjalani perawatan. Selain itu
Universitas Sumatera Utara
60
hasil penelitian Jones et al, 2007 menyatakan bahwa perawatan luka diabetik dengan metode moisture balance dapat mengurangi perasaan ketidakberdayaan
dan sedih karena secara fisik memiliki keterbatasan. 2.
Manfaat yang dirasakan di bidang fisik Hasil analisa data menunjukkan bahwa penerapan perawatan luka kaki
diabetik dengan metode moisture balance sangat bermanfaat juga dalam mendukung kondisi fisik yang sangat baik. Hal ini sesuai dengan penjelasan
Ekaputra, 2013 yang menyatakan bahwa dengan adanya perawatan moisture balance maka proses pemulihan luka akan berlangsung lebih cepat karena kondisi
luka lembab, selain itu penelitian O’Connor, 2009 manfaat yang dirasakan secara fisik adalah tumbuhnya jaringan dengan cepat serta rasa nyeri berkurang,
terutama saat pergantian balutan. 3.
Manfaat yang dirasakan di bidang ekonomi Hasil analisa data menunjukkan hasil pada beberapa partisipan bahwa
penerapan perawatan luka kaki diabetik dengan metode moisture balance bermanfaat untuk mengurangi biaya pengeluaran saat perawatan. Hal ini sesuai
dengan penjelasan Ekaputra, 2013 yang menyatakan bahwa dengan perawatan luka moisture balance keringanan biaya didapatkan oleh pasien karena pergantian
balutan tidak dilakukan setiap hari sehingga kualitas hidup pun semakin meningkat. Sejalan dengan penelitian Tallis et al 2013 yang menyatakan bahwa
dilihat dari standard ekonomi, perawatan luka kaki diabetik dengan metode moisture balance lebih rendah dibandingkan dengan perawatan luka
konvensional.
Universitas Sumatera Utara
61
4.3 Kendala dalam Menjalani Perawatan Luka Kaki Diabetik dengan
Metode Moisture Balance pada Pasien Berdasarkan hasil analisa data yang telah dilakukan, peneliti menemukan
bahwa ada tiga bagian dari kendala dalam menerapkan perawatan luka kaki diabetik dengan metode moisture balance pada beberapa partisipan diantaranya
adalah kendala dibidang ekonomi kesulitan membiayai perawatan, dan kebingungan memikirkan biaya perawatan, dan kendala di bidang transportasi
mengalami kesulitan akses ke klinik perawatan, dan mengalami kesulitan kendaraan
1. Kendala di bidang ekonomi
Hasil analisa data menunjukkan bahwa terdapat kendala dalam menerapkan perawatan luka kaki diabetik dengan metode moistureditinjau dari
bidang ekonomi dikarenakan tidak semua partisipan berasal dari Medan, ada yang berasal dari luar Medan yang juga membutuhkan biaya transportasi tidak hanya
untuk biaya pengobatan, ditambah lagi ada sebagian partisipan yang kehilangan pekerjaan untuk menjalani perawatan luka kaki diabetik.
2. Kendala di bidang transportasi
Hasil analisa data menunjukkan bahwa terdapat kendala dalam menerapkan perawatan luka kaki diabetik dengan metode moistureditinjau dari
bidang transportasi dikarenakan akses jalan ke klinik sangatlah kecil sehingga kendaraan sulit masuk dan pasien harus dipapah dari simpang klinik sampai
masuk ke klinik, dan ada beberapa pasien yang memiliki kesulitan untuk datang ke klinik karena kendaraan yang tidak memadai.
Universitas Sumatera Utara
62
4.4 Riwayat Aktivitas Pasien Sehari-hari
Berdasarkan hasil analisa data yang telah dilakukan, peneliti menemukan bahwa ada dua bagian dari riwayat aktivitas pasien sehari-hari
sebelum dan sesudah menjalani perawatan luka kaki diabetik dengan metode moisture balance pada partisipan yaitu aktivitas pasien sebelum menjalani
perawatan luka dengan metode moisture balance Kesulitan melakukan personal hygiene, kesulitan berjalan, kesulitan melakukan usaha, dan aktivitas pasien
setelah menjalani perawatan luka dengan metode moisture balance kemampuan berjalan, kemampuan melakukan personal hygiene.
1. Aktifitas pasien sebelum menjalani perawatan luka dengan metode
moisture balance Hasil analisa data menunjukkan bahwa sebelum partisipan menjalani
perawatan luka kaki diabetik dengan metode moisture balance, tidak jarang dari mereka kesulitan dalam beraktifitas. Hal ini sesuai dengan penelitian Bolton,
2010 yang menyatakan bahwa pasien luka kaki diabetik akan mengalami kesulitan dalam untuk melakukan aktifitas fisik karena kondisi luka yang buruk
dan metode yang digunakan masih menimbulkan rasa nyeri saat pergerakan. 2.
Aktifitas pasien setelah menjalani perawatan luka dengan metode moisture balance
Hasil analisa data menunjukkan bahwa setelah partisipan menjalani perawatan luka kaki diabetik dengan metode moisture balance mendapat
kemajuan dalam beraktifitas. Hal ini sesuai dengan penelitian Parson, 2010 yang menyatakan bahwa pasien luka kaki dabeetik yang telah menjalani perawatan luka
Universitas Sumatera Utara
63
dengan metode moisture balance memiliki kemampuan berjalan, hal ini disebabkan karena dengan keadaan moist jaringan mati pada luka luruh dengan
topikal yang diberikan, dan cairan luka yang semakin hari berkurang sehingga kaki pasien tidak lagi terasa berat untuk digerakkan. Namun pada beberapa
partisipan hal ini tidak sesuai karena terkadang balutan yang digunakan terlalu tebal.
4.5 Cara Pasien Menjaga Luka di Rumah
Berdasarkan hasil analisa data yang telah dilakukan, peneliti menemukan bahwa ada tiga cara yang dilakukan oleh partisipan untuk menjaga lukanya selama
masa perawatan luka kaki diabetik dengan metode moisture balance yaitu pembatasan aktifitas berjalan seperlunya, dan menggunakan sendal diabetik, dan
mengkonsumsi gizi seimbang mengkonsumsi susu diabetes, mengatur pola makan, mengkonsumsi vitamin.
1. Pembatasan aktifitas
Hasil analisa data menunjukkan bahwa hal yang dilakukan partisipan untuk menjaga agar lukanya tetap baik adalah dengan membatasi akfifitas. Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian Wijonarko, 2013 yang menyatakan bahwa pembatasan aktifitas terutama off loading terbukti dapat mempercepat
penyembuhan luka, pembatasan tersebut dapat berupa penggunaan alas kaki dalam hal ini sendal diabetik, mengurangi kecepatan saat berjalan kaki Braun et
al, 2014.
Universitas Sumatera Utara
64
2. Mengkonsumsi gizi seimbang
Hasil analisa data menunjukkan bahwa hal lain yang dilakukan partisipan untuk menjaga lukanya di rumah adalah dengan menjaga konsumsi gizi seimbang.
Hal ini bertujuan agar tubuh mempunyai mekanisme penyembuhan dari dalam tidak hanya dari pengobatan luar tubuh Ekaputra, 2013. Selain itu menurut
penjelasan Gitarja, 2009 proses penyembuhan luka akan berjalan dengan lambat bila tidak didukung nutrisi yang seimbang. Arisanty 2014 menjelaskan bahwa
asupan makanan sangat mempengaruhi penyembuhan luka, karena apabila nutrisi buruk maka dapat meghambat proses penyembuhan bahkan dapat menyebabkan
infeksi.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan