Manajemen Pengkajian Luka Kaki Diabetik

14 4 Parah Infeksi pada pasien dengan toksisitas sistemik dan kondisi metabolik yang tidak stabil, suhu 39 ̊C atau 36 ̊, denyut nadi 90 per menit, hipotensi, muntah, leukositosis, pernafasan 20 per menit, PaCO2 32 mmHg, sel darah putih 12.000 mm3 atau 4.000 mm3, atau 10 leukosit imatur.

1.5 Manajemen Pengkajian Luka Kaki Diabetik

Pengkajian luka yang baik merupakan bagian penting dalam perawatan luka. Pengkajian yang dilakukan tidak hanya dilakukan pada luka saja, tetapi juga faktor lain yang menghambat penyembuhan luka, ada pun pengkajian yang dilakukan diantaranya:

1.5.1 Keluhan Utama

Keluhan utama pasien merupakan kemudahan petugas dalam mengidentifikasi masalah yang terjadi pada pasien. Hindari keluhan utama yang datangnya dari keluarga, namun berikan kesempatan pada pasien untuk mengidentifikasi sendiri keluhannya. Pada kasus luka kaki diabetik, hampir sebagian besar pasien datang dengan keluhan ada luka yang tiba-tiba membengkak dan mereka tidak sadar kapan kejadian terluka pada awalnya.

1.5.2 Riwayat Kesehatan

Perlu diperhatikan riwayat kesehatan klien yang lalu dan berkaitan dengan penyakit sekarang. Selain riwayat kesehatan klien dan keluarga perlu dikaji juga kebiasaan sehari-hari yang merupakan faktor pencetus terjadinya luka kaki diabetik dan bagaimana penanganannya selama ini atau tindakan apa saja yang sudah dilakukan. Universitas Sumatera Utara 15

1.5.3 Pengkajian Luka Kaki Diabetik

Pengkajian luka kaki diabetik meliputi lokasi dan letak luka, ukuran luka, gambaran klinis, eksudat, kulit sekitar luka, tepi luka, nyeri, bau, status vaskular, status neurologik, dan infeksi. a. Lokasi dan letak luka Letak luka pada pasien luka kaki diabetik juga bisa menggambarkan penyebab luka tersebut. Adanya perlukaan di plantar pedis kemungkinan besar pasien mengalami neuropatui, luka kehitaman di ujung-ujung jari kaki bisa mengindikasikan kemungkinan iskemik. b. Ukuran Luka Menentukan ukuran luka dapat ditentukan dengan beberapa metode yaitu pengukuran linier, menjiplak luka, dan pengukuran area melalui foto. Ada 2 cara yang paling sering digunakan untuk pengukuran linier Sussman Bates Jensen, 2012, yaitu : a pengukuran sisi terpanjang dan terlebar; dan b Pengukuran dengan metode jam. Pengukuran dengan cara menjiplak luka dengan menggunakan plastik yang bergambar kotak-kotak dengan luas 0.5 cm. Jumlah kotak didalam jiplakan kemudian dihitung untuk memperkirakan area. Pengukuran dengan menggunakan foto sebaiknya diambil pada saat penggantian balutan. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah pencahayaan yang baik, posisi penggaris dibawah luka, dan ditulis ID Universitas Sumatera Utara 16 pasien, tanggal pengambilan foto, dan mengambil foto dalam jarak yang sama setiap saat. c. Gambaran Klinis Luka Saat ingin melihat gambaran klinis luka pasien luka kaki diabetik digunakan sistem RYB, yaitu R Red untuk luka kemerahan atau granulasi, Y Yellow untuk luka berslough, dan B Black untuk luka nekrotik. d. Eksudat Cairan eksudat adalah cairan yang diproduksi oleh luka, normalnya adalah warna kuning pucat. Adanya kontaminasi seperti bakteri dapat mengakibatkan perubahan warna eksudat. Inilah hal yang berkaitan dengan moisture balance dan menjadi penting untuk mengetahui jumlah dan tipe eksudat pada pasien luka kaki diabetik. e. Kulit sekitar Luka Melindungi kulit sekitar luka sangatlah penting, terutama untuk luka-luka yang bereksudat, dengan hal ini diharapkan kulit disekitar luka tidak mengalami maserasi atau denudasi. f. Tepi Luka Tepi luka bisa menjadi informasi penting mengenaipenyebab dan status proses penyembuhan. Misalnya; tepi luka yang irriguler dan tajam mengkarakteristikan luka dengan gangguan arteri. Bila terlihat epitalisasi pada tepi luka menunjukkan bahwa luka mengalami proses penyembuhan. Universitas Sumatera Utara 17 g. Nyeri Pengkajian nyeri dapat dilakukan dengan mengkaji waktu munculnya nyeri, durasi, faktor pemicu terjadinya nyeri. Pengkajian nyeri yang dilakukan pada pasien neuropati kan sulit untuk didpatkan karena pasien sudah kehilangan sensasi rasa. h. Bau Bau luka yang menyengat biasanya mengindikasikan jumlah bakteri yang tinggi. Luka dengan jaringan nekrotik dan bauyang busuk mengindikasikan infeksi oleh bakteri anaerob. Bila memungkinkan bakteri sebaiknya diidentifikasikan dengan mikroskop dan kultur. Infeksi kemudian dilakukan pengobatan dengan antibiotik sistemik, antibiotik mikrobal, dan debridemen luka. i. Status Vaskular Menilai status vaskular berhubungan dengan pengangkutan atau penyebaran oksigen yang adekuat ke seluruh lapisan sel yang merupakan unsur penting dalam proses penyembuhan luka. Pengkajian status vaskular meliputi: a palpasimeraba denyut nadi di dorsal pedis atau tibialis untuk melihat ada tidaknya denyut nad; b mengukur pengisian pembuluh darah Capilary Reffill Time; c pengukuran Ankle Brachial Index APBI; d edema; dan e temperatur kulit. j. Status Neurologik Pengkajian status neurologik terbagi dalam pengkajian status fungsi motorik yang berhubungan dengan adanya kelemahan otot secara Universitas Sumatera Utara 18 umum, fungsi sensorik yang berhubungan dengan penilaian terhadap adanya kehilangan sensasi pada ujung-ujung ekstremitas, dan funngsi autonom yang berhubungan dengan tingkat kelembaban kulit. k. Infeksi Kejadian infeksi dapat diidentifikasian dengan adanya tanda infeksi secara klinis, seperti peningkatan suhu tubuh dan jumlah hitungan leukosit yang meningkat.

1.6 Faktor Intrinsik dan Ekstrinsik Penyembuhan Luka Kaki Diabetik