Mikroanatomi Uterus Mencit Mus musculus L. Dengan Pewarnaan Hematoksilin Eosin Mikroanatomi Ovarium Mencit Mus musculus L. Dengan Pewarnaan Hematoksilin Eosin

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Mikroanatomi Uterus Mencit Mus musculus L. Dengan Pewarnaan Hematoksilin Eosin

Hasil pengamatan mikroanatomi uterus mencit dengan pewarnaan HE Hematoksilin Eosin dapat dilihat pada Gambar 4.1 Gambar 4.1. Mikroanatomi Uterus Mencit Mus musculus L.. A uterus mencit dengan perbesaran 40 x, B uterus mencit dengan perbesaran 1000x. Pada jaringan uterus terdapat 3 lapisan yaitu lapisan pertama yang merupakan lapisan terluar, lapisan kedua merupakan lapisan yang banyak mengandung urat syaraf dan lapisan ketiga merupakan lapisan terdalam yang banyak mengandung kelenjar-kelenjar. Menurut Partodihardjo 1982 dinding uterus terdiri dari 3 lapis, dari luar ke dalam yaitu: lapisan pertama, membrana serosa yang merupakan lapis pertama dari luar atau merupakan dinding paling luar. Lapis kedua, myometrium lapisan urat daging licin yang berjalan longitudinal, lapis tengah yang megandung urat syaraf dan pembuluh darah, dan lapisan serabut urat daging licin, yang berjalan circulair. Lapisan ketiga, endometrium yaitu lapisan yang merupakan dinding lumen uterus dan terdiri atas: epitel, lapisan kelenjar-kelenjar uterus dan tenunan pengikat. Lapisan pertama Lapisan kedua Lapisan ketiga A B Menurut Martoprawiro 1986 aktivitas daur uterus pada yang non pregnan tak hamil dapat dibagi dalam tiga stadia: stadium proliferasi folikular, stadium sekretori atau luteal, dan stadium menstruasi. Menurut Partodihardjo 1982 uterus pada umumnya mempunyai fungsi penting dalam proses reproduksi. Dari sejakhewan betina berahi sampai bunting dan melahirkan, uterus mengalami berbagai-bagai perubahan. Perubahan- perubahan tersebut erat hubungannya dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada embrio dan ovarium.

4.2. Mikroanatomi Ovarium Mencit Mus musculus L. Dengan Pewarnaan Hematoksilin Eosin

Hasil pengamatan mikroanatomi ovarium mencit dengan pewarnaan HE Hematoksilin Eosin dapat dilihat pada Gambar 4.2 Gambar 4.2. Mikroanatomi ovarium mencit Mus musculus L. dengan pewarnaan hematoxilyn eosin. A ovarium mencit dengan perbesaran 40 x, B ovarium mencit dengan perbesaran 1000x. Bagian-bagian yang jelas terlihat adalah epitel permukaan, korpus luteum, folikel dan oosit. Folikel dari ovarium berasal dari epitel benih yang melapisi permukaan ovarium. Menurut Martoprawiro 1986 pada potongan melintang, korpus luteum terlihat sebagai masa tebal jaringan kelenjar yang sangat berlipat-lipat dengan pusat tengah terdiri dari sisa-sisa cairan folikel, serum, kadang-kadang sedikit darah, dan jaringan ikat jarang. Epitel permukaan Oosit Folikel Korpus luteum A B Menurut Partodihardjo 1982 pertumbuhan folikel terbagi atas empat tahap yaitu: Tahap pertama, pertumbuhan yang terjadi pada waktu hewan betina yang baru lahir hanya mempunyai folikel primer, kalaupun terdapat folikel sekunder, jumlahnya tidak banyak. Tahap kedua, pertumbuhan folikel primer menjadi folikel sekunder merupakan tahap kedua dan terjadi pada waktu hewan betina telah lahir dan menjalani proses pendewasaan tubuh. Tahap ketiga, pertumbuhan folikel dari folikel sekunder menjadi foliker tersier terjadi pada waktu hewan menjadi dewasa. Tahap keempat, pertumbuhan folikel tersier menjadi folikel de Graaf. Menurut Martoprawiro 1986 banyak folikel dalam berbagai tahap perkembangan dibenam dalam stroma korteks yang paling banyak adalah folikel primer, terdapat dalam daerah perifer korteks di bawah tunika albugineadengan struktur paling sederhana dan terkecil. Folikel-folikel terbesar mungkin folikel matang dewasa. Bermacam-macam bagiannya dapat dikenali: teka mengelilingi folikel, membrane granulose, antrum folikel besar terisi cairan folikel likuor folikel, dan cumulus ooforus dengan oosit primer terpendam di dalamnya. Folikel lebih kecil, dengan sel-sel folikel berlapis mengitari oosit, adalah folikelsedang berkembang. Folikel lebih besar dengan rongga-rongga antrum dengan ukuran besarnya bermacam-macam disebut folikel vesikular sekunder. 4.3. Ekspresi Protein C-myc Pada Jaringan Uterus Dan Ovarium Mencit Mus musculus L. Dengan Metode Imunohistokimia Hasil pengamatan ekspresi protein c-myc pada jaringan uterus dan ovarium mencit Mus musculus L. dengan metode imunohistokimia dapat dilihat pada Gambar 4.3. Gambar 4.3. Ekspresi protein c-myc di jaringan uterus dan ovarium. Ekspresi protein c-myc warna coklat yang ditunjuk panah pada jaringan uterus terdapat pada lamina propia stroma antar kelenjar uterus A, sedangkan pada ovarium diekspresikan pada sel teka, sel granulosa dan oosit folikel yang sedang berkembang di jaringan ovarium B. Perbesaran 1000x. Ekspresi Protein c-myc pada uterus diekspresikan di lamina propia stroma antar kelenjar. Lamina propia stroma antar kelenjar pada uterus banyak mengalami perubahan dan sering terjadi pertumbuhan sel pada setiap fase yang dilewati, pada setiap fase yang dilewati dapat mengakibatkan aktivasi jalur transkripsi faktor c-myc. Sedangkan pada ovarium ekspresi protein c-myc diekspresikan pada sel teka, sel granulosa dan cairan folikel. Cairan folikel pada ovarium banyak mengandung hormon estrogen yang dihasilkan sel granulosa dan sel teka, peningkatan hormon estrogen yang akan mengaktivasi jalur transkripsi faktor c-myc. Ovarium merupakan jaringan yang sering mengalami perkembangan dan terjadi proliferasi sel, protein c-myc berperan pada proliferasi sel yang di folikel dan disekitarnya. Ekspresi protein c-myc terekspresi berwarna coklat ditunjuk oleh panah, warna coklat yang ditimbulkan karna adanya reaksi enzimatis pada tahap A B pewarnaan imunohistikimia yaitu antigen pada jaringan berikatan dengan antibody primer chicken anti-cmyc yang dilabeli oleh antibodi sekunder Goat anti-chicken berkonjugat HRP Horseradish Peroxidase setelah semua berikatan dilakukan penambahan substrat diaminobenzidine DAB maka terjadi reaksi yang menimbulkan warna coklat. Pada gambar diatas dapat dilihat pendeteksian ekspresi protein c-myc warna coklat yang ditunjuk panah pada jaringan uterus berada di lamina propia stroma antar kelenjar sedangkan pada jaringan ovarium ada pada sel teka, sel granulosa dan oosit. Menurut Baratawidjaja 2004 penambahan substrat Diaminobenzinide DAB akan memberikan warna coklat terhadap antigen yang berikatan dengan antibodi primer yang dilabeli antibodi sekunder. Menurut Martoprawiro 1986 pada uterus selama stadium sekretoris, endometrium menjadi bertambah tebal, karena sebagian besar bertambah aktivitas sekretoris kelenjar dan karena cairan edema dalam stroma. Sel-sel kelenjar mengalami hipertrofi oleh karna berkumpulnya sejumlah besar hasil sekresi. Protein c-myc banyak terdapat pada sel-sel yang sedang berkembang. Menurut Bahram 2000 Protein c-myc merupakan salah satu Protoonkogen yang menyandikan faktor transkripsi yang memainkan peran penting dalam regulasi siklus sel, diferendiasi, dan apoptosis. C-myc juga memiliki peran penting dalam perkembangan sel tumor. Mutasi pada penyandian daerah penyandian c-myc sering ditemukan pada limfoma manusia. Namun belum dapat dijelaskan bagaimana mutasi mempengaruhi akttivitas c-myc. Menurut Martoprawiro 1986 pada ovarium sel-sel folikel membelah secara mitosis menjadi lapisan sel-sel kuboid agak bulat , ini disebut sel-sel granulosa, yang mengelilingi oosit primer. Pada ovarium yang sedang berkembang protein c-myc berperan namun jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan uterus. Hasil skoring Lampiran 2 ekspresi protein c-myc pada jaringan uterus dan ovarium dapat dilihat pada Gambar 4.4 Gambar 4.4 Grafik skoring ekspresi protein c-myc pada jaringan uterus dan ovarium. Ekspresi protein c-myc pada kedua jaringan berbeda nyata yaitu ekspresi protein c-myc di jaringan uterus lebih tinggi dengan skor 2,5 ekspresi sedang daripada di jaringan ovarium dengan skor 1,75 ekspresi rendah. Hasil yang diperoleh sesuai dengan dugaan awal penelitian yakni ekspresi protein c-myc di jaringan uterus lebih tinggi daripada di jaringan ovarium. Protein c-myc yang berada pada kedua jaringan tersebut adalah protoonkogen yang normal, namun dilihat dari peran protein c-myc pada proliferasi sel yang sangat banyak, maka diduga jumlah ekspresi protein c-myc pada jaringan mempengaruhi kerentanan terhadap penyakit kanker, penyakit kanker yang disebabkan oleh mutasi protein c-myc, maka disimpulkan bahwa semakin tinggi ekspresi protein c-myc pada jaringan semakin rentan terhadap penyakit kanker. Hasil penelitian ini menunjukkan ekspresi protein c-myc pada jaringan uterus lebih tinggi dibandingkan dengan ekspresi protein c-myc pada jaringan ovarium yang artinya jaringan uterus lebih rentan terhap penyakit kanker dibandingkan dengan jaringan ovarium yang dikuatkan dengan teori Davies yang mengatakan umur evolusi mempengaruhi kerentanan terhadap penyakit kanker, semakin muda umur evolusi jaringan semakin rentan terhadap penyakit kanker 2,5 1,75 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 Uterus Ovarium S k o r E k sp res i P ro tei n c -M yc Jaringan Aturan skor 1 = sel positif sd 10 rendah 2 = sel positif 11-25 sedang 3 = sel positif 26-50 tinggi 4 = sel positif 50 sangat tinggi n=12 n=12 dan uterus memiliki umur evolusi lebih muda dibandingkan dengan umur evolusi jaringan ovarium. Protein c-myc selalu berperan pada jaringan yang berkembang dan aktivitas tinggi, kedua jaringan ini merupakan jaringan yang selalu berkembang dan terjadi perubahan-perubahan jika melewati suatu masa-masa tertentu, seperti saat stadium sekretoris pada jaringan uterus dan pertumbuhan oosit pada ovarium. Menurut Sloane 2003, pada jaringan uterus jumlah reseptor estrogen lebih tinggi dibandingkan pada jaringan ovarium, sehingga mioma uteri sering kali tumbuh lebih cepat pada kehamilan membesar pada usia reproduksi dan biasanya berkurang sesudah menopause. Hormon estrogen berperan penting untuk protein c-myc yaitu untuk aktifasi jalur transkripsi protein c-myc. Menurut Partodihardjo 1980, uterus mempunyai fungsi penting dalam proses reproduksi. Dari sejak hewan betina muda sampai hamil dan melahirkan, uterus mengalami berbagai perubahan. Perubahan-perubahan tersebut erat hubungannya dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada embrio dan ovarium. Pada hewan ovarium terdapat sepasang, tempatnya dekat ginjal dimana gonad berasal. Besarnya ovarium tergantung kepada umur dan masa reproduksi hewan betina. Pertumbuhan ovarium dan pergembangan histologi ovarium selama peralihan masa reproduksi diatur oleh hormone-hormon yang berasal dari kelenjar hormon yaitu kelenjar hipofisa yang terdapat di dasar otak dalam kepala.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN