karena orangutan Minah tidak cukup dengan buah yang diberikan dan terus membuntuti wisatawan hingga merasa kenyang, oleh karena itu pemandu wisata
sering memberikan kacang garing bahkan nasi goreng saat bertemu Minah Yuliarta, 2009.
Hal ini tidak seharusnya terjadi karena bagaimanapun orangutan tidak sepantasnya diberikan makanan oleh manusia apalagi makanan-makanan
manusia. Perilaku menyimpang orangutan saat mengkonsumsi makanan ringan
dapat dilihat pada Gambar 4.7 di bawah ini:
Gambar 4.7 Perilaku Menyimpang Orangutan Saat Mengkonsumsi Makanan Ringan
4.2.2.3 Sampah Sisa Manusia SM
Banyaknya wisatawan yang masuk ke dalam hutan tentu menyisakan sampah makanan dan minuman. Walaupun setiap wisatawan yang masuk ke dalam hutan
dituntut untuk membawa kembali sisa sampahnya ke luar hutan, masih ada sampah sisa yang tertinggal. Ketiga orangutan yang diamati Juni, Pesek, ,Minah
memakan sampah sisa makanan manusia dengan persentase secara berurutan mulai dari yang terbesar yaitu Minah 6,56, Pesek 5,42 dan Juni 2,50.
Persentase diatas didapatkan dari hasil pengamatan yang dilakukan terhadap ketiga individu orangutan target Juni, Pesek dan Minah. Sampah sisa
yang dikonsumsi seperti kulit buah pisang, jeruk, semangka, daun pembungkus makanan yang terkadang masih ada nasi yang tersisa, bahkan ada orangutan yang
mencoba untuk memakan bekas rokok yang tertinggal di dalam hutan, ini tentu
Universitas Sumatera Utara
dapat membahayakan orangutan karena bisa saja ada parasit yang menempel pada sampah tersebut sehingga dapat membuat orangutan sakit bahkan mengalami
kematian. Populasi orangutan akan semakin menipis jika hal ini terus berlanjut. Menurut Joslin 1993, orangutan peka terhadap kebanyakan organisme
patogenik manusia, dan infeksi seperti parasit mudah terjadi dan sampah merupakan tempat berkumpulnya parasit yang merugikan. Perilaku orangutan
memasukkan sampah manusia ke dalam mulut dapat dilihat pada Gambar 4.8 dibawah ini:
Gambar 4.8 Perilaku Menyimpang Orangutan Minah Saat Mengkomsi Sampah Rokok Bekas Manusia
4.2.2.4 Makan Kunyahan Kembali MK
Ketiga orangutan yang diamati Juni, Pesek, Minah ditemukan menjilati kembali makanan yang sudah dimuntahkan di atas bidang yang datar dan dilakukan saat
sedang istirahat dan tidak sedang melakukan kegiatan apapun di siang hari. Persentase konsumsi kunyahan terbesar dilakukan oleh individu Pesek sebesar
5,47, kemudian Minah 5,40 dan Juni 3,69. Hal ini dikatakan menyimpang jika dibandingkan dengan persentase memakan kunyahan sendiri
oleh orangutan lain pada penelitian sebelumnya oleh Rumapea 2009 dan Aini 2012 di Bukit Lawang pada saat masih di bukanya feeding platform tempat
pemberian makan.
Universitas Sumatera Utara
Perilaku memakan kunyahannya kembali terjadi karena makanan yang masih tersisa di dalam mulut atau mengeluarkan kembali makanan dari dalam
perut. Perilaku memakan kunyahan dilakukan oleh individu orangutan setelah memakan makanan yang diberikan oleh manusia ataupun makanan yang
bersumber dari alam. Perilaku memakan kunyahan sendiri umumnya dapat terjadi setelah memakan makanan yang diberikan oleh manusia seperti buah maaupun
makanan ringan lainnya. Memakan kembali kunyahannya merupakan perilaku yang tidak umum
dilakukan oleh orangutan liar dan dapat dikategorikan menyimpang, hal ini didukung oleh Koordinator Lapangan dan Riset Yayasan Ekositem Lestari YEL
atau Sumateran Orangutan Conservation Programme SOCP pada pusat penelitian orangutan liar di Ketambe tidak adatidak pernah ditemukan perilaku
makan untuk orangutan liar yang memakan kembali hasil kunyahannya setelah di muntahkan di atas substrat, baik bidang datar maupun tempat pemberian makanan
Yuliarta, 2009. Perilaku makan orangutan mengkonsumsi makanan dari manusia terjadi
karena orangutan sudah terbiasa mendapatkan makanan dari manusia dan tidak merasa risih dengan keberadaan manusia, ini jelas membuat tujuan pelepas liaran
orangutan menjadi tidak maksimal dan orangutan akan merasa ketergantungan dengan manusia untuk mendapatkan makanan.
Jika wisatawan yang datang tidak memberikan makanan kepada orangutan hal ini tentu tidak akan memicu terjadinya perilaku menyimpang orangutan,
sehingga hal ini menyebabkan terjadinya perubahan perilaku makan orangutan terutama orangutan semi liar yang ada di Bukit Lawang.
4.2.3 Istirahat Rest