Penyebaran Orangutan TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Wich dkk 2008, populasi orangutan padasaat ini mengalami penurunan yang signifikan. Perkiraan jumlah individu orangutan Sumatera sekitar 12.770 individu pada tahun 1997 dan pada tahun 2004 jumlah ini menurun menjadi sekitar 7.500 individu. Perkiraan terakhir pada tahun 2008 jumlah populasi sekitar 6.600 individu. Penurunan jumlah populasi orangutan yang secara terus-menerus dan sangat besar ini menyebabkan orangutan dimasukkan kedalam satwa yang dilindungi, bahkan sejak tahun 2000 IUCN Red List of Threatened Species telah memasukkan orangutan Kalimantan ke dalam kelompok satwa Endangered dan orangutan Sumatera ke dalam kategori Criticaly Endangered Prayogo, 2014. Estimasi populasi orangutan yang dilakukan menemukan bahwa populasi orangutan di Pulau Sumatera hanya terdapat sekitar 9.200 ekor sedangkan di Pulau Kalimantan hanya terdapat sekitar 10.000-15.000 ekor. Penurunan populasi orangutan tersebut terjadi karena hutan yang menjadi habitatnya telah rusak dan hilang oleh penebangan liar, konversi lahan dan kebakaran.Selain itu penurunan populasi tersebut juga disebabkan oleh tingginya perburuan orangutan serta maraknya perdagangan orangutan sebagai satwa peliharaan Kuncoro, 2004. Pengurangan jumlah populasi ini disebabkan banyaknya konversi habitat dalam skala besar dari hutan menjadi perkebunan monokultur, illegal logging, pemukiman, pembukaan lahan untuk ladang, perburuan untuk dikonsumsi ataupun untuk diperjual belikan sebagai hewan peliharaan. Faktor-faktor tersebutlah yang menjadi faktor eksternal dan berpengaruh langsung terhadap keberlangsungan hidup orangutan. Selain faktor eksternal diketahui juga adanya faktor internal yang berpengaruh yaitu ukuran tubuhnya yang relatif besar dan geraknya yang cukup lambat dibandingkan dengan kera lainnya sehingga mudah untuk diburu, panjangnya interval kelahiran antara satu anak dengan anak yang lain sekitar 6-8 tahun Prayogo, 2014.

2.6 Penyebaran Orangutan

Orangutan merupakan satu-satunya primata kera besar great apes yang hidup di benua Asia, sedangkan tiga kerabat lainnya gorila, simpanse, dan bonobo hidup di benua Afrika. Sampai akhir masa Pleistocen, orangutan masih menyebar pada Universitas Sumatera Utara kawasan yang meliputi China bagian selatan hingga Pulau Jawa, namun saat ini hanya ditemukan di Pulau Sumatera dan Borneo. Hasil lokakarya IUCN-Primate Spesialist Group membagi orangutan menjadi dua spesies, yaitu orangutan Sumatera Pongo abelii yang menempati daerah sebarang yang sempit di sebelah utara bagian utara dan selatan Danau Toba di Pulau Sumatera dan orangutan Kalimantan Pongo pygmaeus yang terdapat di pulau Kalimantan dan di beberapa tempat yang merupakan kantong-kantong habitat hutan Sabah dan Serawak. Sekarang orangutan Sumatera di dunia hanya ditemukan di Pulau Sumatera, khususnya di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara Onrizal, 2011. Penyebab utama mengapa terjadi penyempitan daerah sebaran adalah karena manusia dan orangutan menyukai tempat hidup yang sama, terutama dataran alluvial yang ada di sekitar daerah aliran sungai dan hutan rawa gambut. Pemanfaatan lahan tersebut untuk aktivitas sosial, ekonomi, dan budaya manusia dan umumnya berakibat fatal bagi orangutan Departemen Kehutanan, 2007. Pada saat terjadi peningkatan permukaan air laut, daratan yang tadinya menyatu menjadi terpisah-pisah menjadi pulau. Pemisahan ini menjadi barrier yang membatasi pergerakan orangutan. Saat ini sebarannya terbatas hanya di Kalimantan dan Sumatera. Secara morphology terjadi perbedaan yang cukup signifikan antara orangutan Kalimantan dan Sumatera, selain itu pemanfaatan teknologi biologi molekuler juga telah dapat mengungkapkan adanya perbedaan yang nyata antara kedua jenis ini, sehingga kedua orangutan kemudian dijadikan sebagai jenis yang berbeda yaitu Pongo pygmaeus untuk orangutan Kalimantan dan P. abelii untuk orangutan Sumatera Prayogo, 2014.

2.7 Aktivitas Umum Orangutan

Dokumen yang terkait

Perilaku Sosial Induk-Anak Orangutan (Pongo abelii) di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera, Bukit Lawang, Taman Nasional Gunung Leuser

0 33 87

Perilaku Harian Anak Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Akibat Adanya Aktivitas Manusia Di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera, Bukit Lawang, Taman Nasional Gunung Leuser

4 48 80

Pola Makan Induk Orangutan (Pongo abelii) Di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera, Desa Bukit Lawang, Taman Nasional Gunung Leuser, Sumatera Utara

0 19 60

Estimasi Kepadatan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Berdasarkan Jumlah Sarang Di Bukit Lawang Taman Nasional Gunung Leuser Sumatera Utara

0 37 81

Studi Perilaku Menyimpang Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Betina Dewasa Semi Liar di Bukit Lawang Taman Nasional Gunung Leuser Sumatera Utara

0 0 13

Studi Perilaku Menyimpang Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Betina Dewasa Semi Liar di Bukit Lawang Taman Nasional Gunung Leuser Sumatera Utara

0 0 2

Studi Perilaku Menyimpang Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Betina Dewasa Semi Liar di Bukit Lawang Taman Nasional Gunung Leuser Sumatera Utara

0 0 4

Studi Perilaku Menyimpang Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Betina Dewasa Semi Liar di Bukit Lawang Taman Nasional Gunung Leuser Sumatera Utara

0 0 7

Studi Perilaku Menyimpang Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Betina Dewasa Semi Liar di Bukit Lawang Taman Nasional Gunung Leuser Sumatera Utara

0 2 4

Studi Perilaku Menyimpang Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Betina Dewasa Semi Liar di Bukit Lawang Taman Nasional Gunung Leuser Sumatera Utara

0 0 13