mengalami deformasi. Jika suhu sintering terus dinaikkan dan melewati temperatur optimum maka bahan akan mengalami deformasi yang ditandai
dengan perubahan bentuk setelah proses sintering. Ketika temperatur sintering dinaikkan sampai pada temperatur 1200
C maka terlihat nilaibulk densityadalah 4.48 gcm
3
,dimana sampel telah mengalami deformasi perubahan bentuk sehingga terjadi perbesaran ronggaporiterlihat
sampel mengalami keretakan pada permukaanya. Meskipun tetap terjadi penyusutan pada sampel tersebut, namun akibat keretakan tersebut mengakibatkan
nilai densitasnya semakin menurun. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Widyastuti
menyatakan terjadinyatrapping gas gas lubricant terjebak di dalam material , dan pada saat proses sintering gas yang terjebak belum sempat keluar. Sehingga
jalur porositasnya telah tertutup rapat. Gas yang terjebak ini akan mendesak ke segala arah sehingga terjadi bloating mengembang, sehingga tekanan diporositas
lebih tinggi dibanding tekanan diluar. Bila kualitas ikatan permukaan partikel pada bahan tersebut rendah, maka tidak akan mampu menahan tekanan yang lebih
besar sehingga menyebabkan retakan cracking.[Widyastuti,dkk.2008]
4.1.2 Porosity
Hasil pengukuran porosity pada magnetmill scale dengan aditif 7 wt FeMo dan suhu sintering 1100°C; 1150°C; dan1200°C dengan penahanan selama 2 jam
diperlihatkan pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Data Hasil Pengujian Porosity
Temperature sintering°C Nilai porosity
1100 4.71
1150 4.63
1200 4.97
Dari Tabel 4.3 diketahui bahwa nilai porositas terendah padatemperatursintering 1150°C.. Hal ini terjadi karena adanya korelasi antara densitas dan porositas yang
berbanding terbalik, dimana semakin tinggi nilai densitas maka semakin rendah nilai porositasnya seperti yang ditunjukkan pada foto Optical MicroscopeGambar
Universitas Sumatera Utara
4.4. Untuk lebih jelasnya dapat dibuat grafik hubungan antara perubahan temperatursinteringterhadap nilai porositas seperti yang diperlihatkan pada
Gambar 4.3
1100 1150
1200 4.60
4.65 4.70
4.75 4.80
4.85 4.90
4.95 5.00
Porosity
Temperatur Sintering
C
4.71 4.63
4.97
Gambar 4.3 Hubungan antara temperatur sintering terhadap nilai porosity
DariGambar 4.3 dapatdiketahui bahwa dengan peningkatan temperatur dan waktu sintering akan menurunkan persen porositas dari bahan. Dapat dilihat dari data
bahwa pada temperatur sintering 1150°C nilai porositas paling rendah yaitu 4.63. Sama halnya dengan densitas, fenomena peningkatan porositas disebabkan
oleh difusi atom dan pertumbuhan butir dan mengurangi perbesaran rongga, sehingga semakin tinggi temperatur sinternya maka porositasnya semakin
menurun. Pada saat proses sintering sedangberlangsung maka gas lubricant yang berada pada porositas mengalami peristiwa keluarnya gas pada saat
sinteringdegassing. Dan apabila temperatur sintering terus dinaikkan, akan terjadi difusi permukaan antar partikel yangakan menutupi porositas sehingga
terjadi eliminasi porositasberkurangnya jumlah dan ukuran porositas.
Universitas Sumatera Utara
4.1.3
Analisis Optical Microscope
Analisis mikrostruktur dilakukan dengan menggunakan Optical Mikroscope OM.Hasil Optical Microscope Magnet mill scale dengan aditif FeMo pada
Temperatur 1100 C; 1150
C; dan1200 C ditampilkan pada Gambar 4.4
a b
c Gambar 4.4 Hasil Optical Mikroscope Magnet Mill Scale dengan Aditif FeMo
pada Temperatur a 1100 C, b1150
C dan c 1200 C
Dari Gambar 4.4 diketahui bahwa porositas yang paling rendah yaitu sampel yang disintering pada temperatur 1150
o
C.Hal ini dapat terjadi karena adanya pengaruh sinteringyang menyebabkan terjadinya difusi atom pertumbuhan butir dan
mengisi rongga yang kosong sehingga porositas semakin berkurang, hal ini terjadi sampai suhu optimum dari bahan.Setelah dinaikkan pada temperatur 1200
C porositas dari bahan semakin meningkat hal ini disebabkan perbesaran rongga.
4.1.4 Uji X-Ray Diffraction XRD