FeMo, 93Mill scale wt :7 FeMo wt yang dikalsinasi 1000
o
C, dan di sintering pada 1100
o
C dan 1200
o
C. ditampilkan pada gambar 4.5, 4.6, 4.7,4.8 dan 4.9
30 30
40 40
50 50
60 60
70 70
80 80
800 900
1000 1100
1200 1300
1400 1500
1600 1700
1800 1900
222
Intens ity
c p
s
2 Degree
FeO Wuestite Fe3O4 Magnetite
202 311
111 200
400 333
202
404 311
Gambar
4.5 Hasil Pengujian XRD Mill Scale
Pada Gambar 4.5 diatas pola XRD tersebut memperlihatkan bahwa mill scale terdiri dari 2 fasa yaitu FeO woustitememiliki strukturkristal trigonal
rhombohedral axes dengan parameter kisi a=b=c=6.1320 Å berada pada sudut 2
θ sebesar 36.09°, 42.01° , 60.90°, 72.79°, dan 78.68°. Dan fasa Fe
3
O
4
dengan struktur Kristal orthorhombica = 2.7992 Å, b= 9.4097 Å, c= 9.4832 Å berada
pada posisi sudut 2 θ sebesar 24.19, 35.35°,43.02°, 56.8°, dan 62.51°.
Universitas Sumatera Utara
20 40
60 20
40 60
80
FeMo
In te
n si
ty c
p s
2 degree
Gambar
4.6 Hasil Pengujian XRD FeMo
Dari pola XRD yang dapat dilihat pada Gambar 4.6bahwa FeMo hanya memiliki satu fasa yaitu FeMo memiliki struktur Kristal tetragonal dengan parameter kisi
a=b=9.1280Å dan c= 4.830Å dan memiliki 4 puncak tertinggi.
20 30
40 50
60 70
80
352 211
310 212
312 024
140 311
014
012
In te
n si
ty a
.u
2 degree
Fe2O3 FeMo
Gambar 4.7 Hasil Pengujian XRD 93 wt Mill Scale : 7 wt FeMo pada kalsinasi 1000 °C
Dari Gambar 4.7 diketahui pada kalsinasi 1000 C terbentuk 10 puncak yang
terdiri dari 2 fasa yaitu Fe
2 3
hematite dengan system Kristal trigonal rhombohedral axis a=b=c= 5.4200 Å pada sudut 2
θ yaitu 24.19° , 33.19°
Universitas Sumatera Utara
,35.66° , 49.54° , 54.15° , 62.51° , 64.09° dan FeMo dengan system tetragonal dengan parameter kisi a=b= 9.1280 Å dan c=4.8130 Å, pada sudut 2
θ yaitu 40.72° dan 57.50°,73.4.
20 30
40 50
60 70
80
311 014
In te
n s
ity a
.u
2 degree
Fe203 FeMo
012 140
024
312 212
310 211
352
Gambar 4.8 Hasil Pengujian XRD 93 wt Mill Scale : 7 wt FeMo pada sintering 1100 °C
Dari Gambar 4.8 diketahui pada suhu sintering 1100
o
C juga terbentuk 2 fasa yang terdiri dari 10 puncak yaitu fasa Fe
2
O
3
hematitememiliki strukturkristal trigonal rhombohedral axis a=b=c=5.4200Å pada sudut 2
θ yaitu 24.19°,33.19°,35.66°,49.54
C ,54.15° , 62.51° , 64.09° dan FeMo dengan struktur kristal tetragonal dengan parameter kisi a=b=9.1280 Å dan c=4.8130 Åpada sudut
2 θ yaitu 40.72° dan 57.50°,73.4°. pada suhu 1100
o
C dapat kita lihat bahwa fasa FeMo semakin berkurang terlihat dari peak yang semakin menurun.
Universitas Sumatera Utara
20 30
40 50
60 70
80 200
400 600
800 1000
1200 1400
352 211
310 212
312 024
140 311
014
012
In te
n si
ty c
p s
2 degree
Fe2O3 FeMo
Gambar 4.9 Hasil Pengujian XRD 93 wt Mill Scale : 7 wt FeMo pada sintering 1150 °C
Dari Gambar 4.9 diketahui,pada suhu 1150
o
C puncak intensitas bergeser telihat dari parameter kisi yang berubah dan terbentuk 2 fasa yang terdiri dari 10 puncak
yaitu 2 fasa yaitu Fe
2
O
3
hematite dengan struktur Kristal trigonal hexagonal axis a = b =5.0380Å dan c= 13.7720 Å pada sudut 2
θ yaitu 24.19° , 33.19° ,35.66° , 49.54° , 54.15° , 62.51°, 64.09° dan FeMo dengan struktur tetragonal
dengan parameter kisi a=b= 9.1280 Ådan c=4.8130 Å pada sudut 2 θ yaitu
40.72° dan 57.70°,73.4°. pada hal ini ukuran kristalit semakin bertambah karena pada suhu ini akan menciptakan proses peningkatan butir karena kristalit akan
mengalami proses necking.
4.2 Karakterisasi Sifat Magnet