Sampel berbentuk pelet Karakterisasi Sifat Magnet Dengan VSM .1 Sampel berbentuk serbuk

4.2.2.1 Sampel berbentuk pelet

Hasil pengukuran VSM untuk mill scaledengan penambahan sebesar FeMowt dantemperatursintering 1100 o C; 1150 o C; dan 1200°C masing – masing ditahan selama 2 jam, diperlihatkan pada Gambar 4.12 -8000 -6000 -4000 -2000 2000 4000 6000 8000 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6  e m u g H ext Oe temperatur sintering1100 C temperatur sintering1150 C emperatur sintering1200 C 1150 C 1100 C 1200 C Gambar 4.12 Kurva Histeresis 93mill scale wt: 7 FeMo wt pada Temperatur sintering 1100 C; 1150 C; dan 1200 C Dari Gambar 4.11 diketahui bahwa nilai remanen r dan saturasi s yang paling tinggi adalah pada temperatursintering 1150°C .Hal ini terjadi karena adanya korelasi antara flux magneticdensity dan kurva hysteresis berbanding lurus dimana semakin tinggi nilai flux density magneticmaka semakin tinggi nilai remanensi dan saturasinya.Untuk lebih jelasnya dapat dibuat grafik. Dari gambar 4.9Besaran Magnetisasi dan medan magnet dengan Temperatur Sinteringdiperlihatkanpada Tabel 4.5 Tabel 4.5 Besaran Magnetisasi dan medan magnet dengan temperaturSintering1100°C; 1150°C; dan1200 °C Temperature Sintering °C r emug s emug jHc Oe 1100 0.17 0.69 774.25 1150 0.21 0.76 739.33 1200 0.17 0.65 601.18 Dari Tabel4.5diperoleh bahwa sifat magnet yang paling bagus diperoleh pada temperatur 1150 C dengan nilai s =0.76 emug, jHc=739.33, dan r=0.21emug Universitas Sumatera Utara dan sifat magnet paling rendah berada pada temperatur 1200 C. Sifat-sifat magnet ditentukan oleh sifat fisik dari magnet yang dihasilkan seperti besar butir dan densitas .Setiap peningkatan harga densitas maka secara umum akan meningkatkan sifat kemagnetan seperti Hmax, s,r,dan Hc ini dapat diterangkan dengan menunjukkan bahwa magnet yang dihasilkan itu tersusun dari atom-atom yang bersifat magnet yang rnasing-masing akan memberikan kontribusi magnet. sebagai akibat dari perputaran elektron mengelilingi intinya dan gerak spin menimbulkan dipol magnet individu, sedangkan energi magnet untuk satu padatan adalah merupakan penjumlahan momen dipol individu atom-atom penyusunnya yang arahnya semua paralel membentuk dipol searah. Dengan semakin padatnya material densitas naik maka jumlah momen magnet persatuan volume semakin banyak sehingga sifat magnet menjadi bertarnbah dibanding dengan material dengan harga densitas lebih kecil. Magnet permanen yang berukuran kecil dan menyebar memiliki domain yang lebih searah, dibanding butir kristal yang berukuran besar. Hal ini menunjukkan bahwa untuk mendapatkan domain tunggal, diperlukan butiran kristal berukuran yang sangat kecil Dengan membuat magnet yang berstruktur domain tunggal, kekuatan magnet yang terbentuk dapat lebih optimal. Hal ini dapat dijelaskan juga Suryadi,2007 . bahwa Faktor struktur kristal memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap sifat-sifat magnet permanen. Nilai Hc juga dipengaruhi oleh kemurnian bahan baku, dan ukuran kristal yang berperan dalam menghambat pergerakan dinding domain. Semakin kecil ukuran kristal berarti semakin banyak batas antar kristal dan semakin banyak penghalang pergerakan dinding domain sehingga ketahanan terhadap medan demagnetisasi semakin besar yang berarti harga Hc semakin tinggi. Sebaliknya semakin besar ukuran kristal, dinding domain makin mudah bergerak sehingga ketahanan terhadap medan magnet demagnetisasi semakin kecil yang berarti harga Hc semakin kecil. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Dari hasil pengujian diperoleh bahwa temperatur optimum dalam pembuatan magnet mill scale dengan aditif FeMo pada penelitian ini dicapai pada temperatur 1150 o C. 2. Dari hasil pengujian diperoleh bahwa pengaruh temperatursintering terhadap sifat fisismill scale dan FeMo diperoleh bahwa nilai densitas cenderung meningkat dan porositas cenderung turun hingga temperatur sintering mencapai temperatur optimum yaitu pada temperatur 1150 o C dengan nilai densitas tertinggi adalah 4.59 gcm 3 dan porositas terendah yaitu 4.63. 3. Dari hasil analisa struktur kristal X-Ray DiffractionXRDdiperolehpada suhu 1150 o C tejadi pergesaran peak dilihat dari parameter kisinya yang berubah yaitu pada fasa Fe 2 3 dengan system Kristal trigonal hexagonal axis a=b=5.0380Å dan c= 13.7720 Ådan fasa FeMo dengan system Kristal tetragonal dengan parameter kisi a = b = 9.1280Å dan c= 4.8130Å. Sehingga kondisi optimum dari nilai magnetic flux density tertinggi pada temperatur sintering 1150 o C yaitu di kutub positif 67.8 Gauss , dikutub negative 50.4 Gauss. 4. Dari hasil pengujian diperoleh bahwa kurva hysteresis terbaik pada temperatur 1150 o C dengan nilai saturasi s=0.76emug,koersitivitas jHc=739.33Oe, dan remanensi r=0.21 emug.

5.2 Saran

1. Untuk penelitian lebih lebih lanjut perlu diperhatikan Parameter dalam proses pembuatan seperti lama proses pengayakan, lama proses kompaksi, besar tekanan dalam proses kompaksi dan temperatur pengeringan agar mendapatkan sifat fisis dan magnet yang lebih baik Universitas Sumatera Utara