xlii penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktivitas lainnya.
Nyoman S. Pendit, 1994 : 34 Kepariwisataan dalam bentuk industri tidaklah mengambil alih industri
lainnya di dalam suatu negeri, melainkan ia merupakan suatu industri yang boleh dibilang berdiri sendiri, yang pada hakikatnya membantu serta melengkapi dan
juga mepercepat pertumbuhan industri-industri lainnya. Sebagai industri, ia tidak menggali atau menghisap sebagian bahan baku
kekayaan alam suatu negeri, melainkan memberi serta menambah lapangan dan kesempatan kerja bagi anggota-anggota masyarakat di lingkungan di mana
industri itu berada, seperti dalam usaha akomodasi hotel, motel,
cottage
dan sebagainya, restoran, pengemudi kendaraan bermotor, pramuwisata, penerjemah,
seniman, pengrajin, awak kapal, biro perjalanan dan berpuluh-puluh bidang kerja dan jasa lainnya.
1. Definisi Pariwisata
Pariwisata adalah yang berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi; pelancongan; turisme. Wisata adalah berpergian bersama-sama untuk
memperluas pengetahuan, bersenang-senang, dsb; bertamasya; piknik. Sedangkan berwisata adalah melakukan perjalanan wisata. Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 1996 Menurut A. Hari Karyono dalam bukunya “Kepariwisataan” definisi
pariwisata dibagi menjadi 2, antara lain :
a. Definisi yang bersifat umum
xliii Pariwisata adalah keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan
masyarakat untuk mengatur, mengurus, dan melayani kebutuhan wisatawan.
b. Definisi yang lebih teknis
Pariwisata merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia baik secara perorangan maupun kelompok didalam wilayah Negara sendiri
atau di Negara lain. Kegiatan tersebut dengan menggunakan kemudahan, jasa, dan faktor penunjang lainnya yang diadakan oleh pemerintah dan atau
masyarakat, agar dapat mewujudkan keinginan wisatawan. Kemudahan dalam batasan pariwisata maksudnya antara lain berupa fasilitas yang
memperlancar arus kunjungan wisatawan. Misalnya dengan memberikan bebas visa, prosedur pelayanan yang cepat di pintu-pintu masuk dan keluar,
tersedianya transportasi dan akomodasi yang cukup. Faktor penunjangnya adalah prasarana dan utilitas umum, seperti jalan raya, penyediaan air
minum, listrik, tempat penukaran uang, pos, dan telekomunikasi, dan sebagainya. A. Hari Karyono, 1997:15
2. Definisi Wisatawan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wisatawan adalah orang yang berwisata; pelancong; turis. Sedangkan wisatawan dalam arti murni dalam
The United Nation Conference on Customs Formalities for The Temporary
Importation of Private Road Motor Vehicles And for Tourism,
Pasal 1 ayat b dikatakan sebagai berikut : “Istilah wisatawan harus diartikan sebagai seorang,
tanpa membedakan ras, kelamin, bahasa dan agama, yang memasuki wilayah suatu Negara yang mengadakan perjanjian yang lain daripada Negara di mana
xliv orang itu biasanya tinggal dan berada di situ kurang dari 24 jam dan tidak
lebih dari 6 bulan, di dalam jangka waktu 12 bulan berturut-turut, untuk tujuan non-imigran yang legal, seperti perjalanan wisata, rekreasi, olahraga,
kesehatan, alasan keluarga, studi, ibadah keagamaan atau urusan
business
” Oka A. Yoeti, 1988. A. Hari Karyono, 1997:20
A. Hari Karyono membagi jenis wisatawan menjadi sebagai berikut : a.
Wisatawan Asing
foreign Tourist
Orang asing yang melakukan perjalanan wisata, yang datang memasuki suatu Negara lain yang bukan merupakan Negara dimana ia biasanya
tinggal. Wisatawan asing disebut juga wisatawan mancanegara atau wisman.
b. Domestic Foreign Tourist
Orang asing yang berdiam atau bertempat tinggal di suatu Negara karena tugas, dan melakukan perjalanan wisata di wilayah Negara dimana ia
tinggal. c.
Wisatawan Domestik
Domestic Tourist
Seorang warga suatu Negara yang melakukan perjalanan wisata dalam batas wilayah negaranya sendiri tanpa melewati perbatasan negaranya.
Wisatawan ini juga disebut wisatawan dalam negeri atau wisatawan nusantara wisnu.
d. Indigenous Foreign Tourist
xlv Seorang warga Negara suatu Negara tertentu yang karena tugas atau
jabatannya berada di luar negeri, pulang ke Negara asalnya dan melakukan perjalanan wisata di wilayah negaranya sendiri.
e. Transit Tourist
Wisatawan yang sedang melakukan perjalanan ke suatu Negara tertentu yang terpaksa mampir atau singgah pada suatu pelabuhan
airport
stasiun bukan atas kemauannya sendiri.
f. Business Tourist
Orang yang melakukan perjalanan untuk tujuan bisnis, bukan wisata, tetapi perjalanan wisata akan dilakukannya setelah tujuannya yang utama selesai.
Jadi wisata merupakan tujuan sekunder, setelah tujuan utama primer yaitu bisnis telah dilakukan.
3. Jenis Pariwisata