29
a. Objek wisata alam, misalnya : laut, pantai, gunung berapi danau,
sungai fauna langka, kawasan lindung, cagar alam, pemandangan alam dam lain-lain.
b. Objek wisata budaya, misalnya : Upacara kelahiran, tari-tari
tradisional, music tradisional, pakaian adat, perkawinan adat, upacara turun ke sawah, upacara panen, cagar budaya, bangunan
bersejarah, peninggalan tradisional, festival budaya, kain tenun tradisional tekstil lokal, pertunjukan tradisional, adat istiadat lokal,
museum dan lain-lain. c.
Objek wisata buatan, misalnya : sarana dan fasilitas olahraga, permainan layangan, hiburan lawak atau akrobatik sulap,
ketangkasan naik kuda, taman rekreasi, taman nasional, pusat-pusat perbelanjaan dan lain-lain.
Dalam membangun objek wisata tersebut harus memperhatikan keadaan sosial ekonomi masyarakat setempat, sosial budaya daerah setempat, nilai-nilai
agama, adat istiadat, lingkungan hidup, dan objek wisata itu sendiri. Pembangunan objek wisata dan daya tarik wisata dapat dilakukan oleh
pemerintah, badan usaha maupun perseorangan dengan melibatkan dan bekerjasama pihak-pihak yang terkait.
2.4 Kerangka Berpikir
Kerangka pemikiran digunakan sebagai dasar atau landasan dalam pengembangan berbagai konsep dan teori yang digunakan dalam sebuah
penelitian. Kerangka pemikiran merupakan penjelasan terhadap hal-hal yang
Universitas Sumatera Utara
30
menjadi objek permasalahan dan disusun berdasarkan tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang relevan. Strategi pengembangan disusun atas dasar analisa
lingkungan serta visi, misi dan tujuan organisasiperusahaan. Taman wisata yang akan dianalisa pada penelitian ini adalah Taman Wisata M ora
Indah Faria
dengan menggunakan beberapa dimensi strategi yang dikemukakan oleh Minzberg, Lampel, Quinn, Ghoshal dalam buku The Strategy Process yaitu
Tujuan, Kebijakan dan Program untuk lebih memperjelas kerangka berpikir ini,
akan penulis sajikan dalam bentuk gambar ini dibawah ini. Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Minzberg, Lampel, Quinn, Ghoshal 2003
Dimensi Strategi Tujuan
Kebijakan dan
Program
Strategi Pengembangan
Universitas Sumatera Utara
31
2.5 Penelitian Terdahulu
Fajrin Mappa 2012 dengan penelitian “ Strategi Pengembangan Pantai Tamarunang Sebagai Objek Wisata Pantai di Kabupaten Jeneponto
’’. Penelitian ini menggunakan alat analisis Matriks SWOT. Penelitian ini menghasilkan
alternatif strategi yaitu : 1 Atraksi Wisata, kawasan pantai ini diperuntukan untuk aktivitas wisata dengan tidak mengabaikan kelestarian lingkungannya.
Kegiatan wisata atau atraksi yang ditawarkan sebagai daya tarik objek wisata di Pantai Tamamrunang yaknik bermain olahraga, menikmati keindahan panorama
alam sunset , berjemur, wisata kuliner dan menikmati wisata budaya dan wisata atraksi di air seperti jet ski dan memancing.2 Sarana fasilitas penunjang wisata,
ketersediaan sarana fasilitas penunjang seperti resort, resto dan gazebo telah menjadi pemicu untuk pengembangan sarana fasilitas penunjang wisata di pantai
Tamarunang. Dalam penentuan tata letak fasilitas sarana pada kawasan pantai Tamarunang, hal
– hal yang mendasari peletakan bangunan antara lain adalah aspek estetika, view bangunan, arah pergerakan angin, arah datangnya sinar
matahari aksesbilitas, sirkulasi, kebisingan dan garis sempadan pantai.Prasarana
fasilitas penunjang wisata,
Potensi prasarana fasilitas penunjang wisata di pantai Tamarunang dengan arahan konsep pengembangan prasarana yakni pengembangan pada aksesbilitas, sirkulasi
kendaraan dan pejalan kaki, lahan parkir, jaringan air bersih, telekomunikasi dan jaringan listrik.
Harbi D Girsang 2013 dengan penelitian “ Analisis Strategi Pengembangan Objek Wisata Air Terjun Sipiso
– piso ’’ . Penelitian ini
Universitas Sumatera Utara
32
menggunakan alat analisis matriks SWOT. Penelitian ini menghasilkan alternatif strategi yaitu : 1 Perbaikan sarana dan prasarana serta pengelolah yang ramah
dapat menciptakan peningkatan volume kunjungan wisata yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar objek wisata air terjun
sipiso – piso. 2 Banyaknya objek wisata yang berada di sekitar objek wisata
sipiso – piso Brastagi, Kabanjahe, Merek, Tongging, Silalahi dapat ditawarkan
sebagai paket wisata yang menarik kepada masyarakat baik lokal maupun manca negara untuk meningkatkan volume kunjungan. 3 Tersedianya sarana dan
prasarana yang memadai serta letaknya yang strategis, membuat wisatawan nyaman sehingga meningkatkan volume kunjungan wisatawan ke objek wisata air
terjun sipiso – piso.
Ian Asriandy 2016 dengan penelitian “ Strategi pengembangan Obyek
Wisata Air Terjun Bissapu di Kabupaten Bantaeng ’’. Penelitian ini menggunakan
alat analisis deskriptif kualitatif. Penelitian ini menghasilkan alternatif strategi yaitu : 1 terkait dengan dimensi
– dimensi strategi yakni ; tujuan, kebijakan dan program yang dilakukan Dinas kebudayaan dan pariwisata kabupaten Bantaeng
termasuk ke dalam strategi sebagai rencana, karena kita dapat melihat Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang mencoba untuk menetapkan arah
organisasi menjadi lebih baik dengan berbagai perencanaan yang disusun secara matang dan segala tujuan, kebijakan dan program yang dilakukan Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata yang dikembangkan secara sadar dan sengaja. 2 Pengembangan yang dilakukan terfokus pada satu titik agar kiranya
pengembangan yang dilakukan akan terlihat hasilnya. Melibatkan semua elemen –
Universitas Sumatera Utara
33
elemen yang terkait dengan pengembangan yang akan dilakukan sehingga pengembangan tersebut dapat kita lakukan dengan membuahkan hasil yang
diharapkan bersama. Mengindentifikasi secara menyeluruh terhadap obyek yang akan dikembangkan agar dapat menyusun segala perencanaan dengan sebaik
– baiknya. Melakukan pelatihan
–pelatihan baik pemandu wisata, pelaku wisata dan pengelolah wisata. Koordinasi yang terus dilakukan kepada pemerintah dan warga
sekitar kawasan obyek wisata. Rendi Redona 2015 dengan penelitian “ Strategi Pengembangan Produk
Kawasan Wisata Gunung Tidar ’’. Penelitian menggunakan alat analisis deskriptif
kuantitatif, deskriptif kualitatif, analisis IFAS –EFAS dan analisis matriks SWOT.
Penelitian ini menghasilkan alternative strategi yaitu : 1 adapun daya tarik pariwisata spiritual di Kawasan Wisata Gunung Tidar terdiri sebagai berikut ;
Produk Wisata Spiritual berbasis alam, mencakup area ring 1, ring 2 dan ring 3, produk Wisata spiritual berbasis spiritual. 2 kondisi lingkungan internal berupa
faktor –faktor kekuatan strength terkait dengan pengembangan produk kawasan
wisata spiritual gunung tidar yaitu meliputi kriteria tempat masih layak menjadi tujuan wisata spiritual, mayoritas wisatawan merasa sangat leluasa melakukan
wisata spiritual berbasis alam dan wisata spiritual berbasis laku spiritual baik religi maupun spiritual, merupakan daya tarik wisata spiritual bagi wisatawan
yang memiliki segmen motivasi agama maupun spiritual jawa, budaya maupun pencarian jati diri. 3 Strategi pertahankan dan pelihara. Grand Strategy yang
sesuai pada posisi kuadran ini adalah strategi pengembangan produk dan pemasaran. Sedangkan alternatif pengembangan produk kawasan wisata Gunung
Universitas Sumatera Utara
34
Tidar adalah sebagai berikut : Strategi SO strength opportunity : program pengembangan produk tambahan Visitor ServiceHospitality meliputi,
pengembangan kegiatan untuk mempertahankan kualitas produk inti di kawasan mikro area ring 1, ring 2 Gunung Tidar, Pengadaan TouristInformation Center
TIC melalui pembangunan museum budaya dan spiritual di Kawasan Mezzo wisata spiritual Gunung Tidar. Strategi WO Weakness Oppoturnity : Program
pengembangan pemasaran produk Inti dan promosi produk tambahan yang meliputi opsi pemasaran kawasan wisata Gunung Tidar, Promosi Produk layanan
melalui peningkatan daya tarik usaha makan dan minum. Strategi ST Strength Threat : Program pengembangan kawasan pariwisata spiritual berkelanjutan yang
meliputi, peningkatan kualitas lingkungan mezzo dan mikro kawasan pariwisata spiritual Gunung Tidar, peningkatan kualitas kehidupan sosial masyarakat mezzo
pariwisata spiritual Gunung Tidar, peningkatan nilai situs cagar budaya fisik dan non fisik mezzo dan mikro pariwisata spiritual Gunung Tidar, pengembangan
ekonomi kreatif masyarakat Magersari. Strategi WT Weakness Threat : Program pengembangan Kelembagaan dan SDM Destinantion Management Organization
meliputi pembentukan Local Working Group Destinasi Kawasan Mezzo wisata spiritual Gunung Tidar dan program peningkatan kualitas SDM dan Budaya.
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara yang menjadi tujuan wisata dunia. Indonesia mempunyai ribuan pulau dengan sejuta keindahan pesona alam yang
menakjubkan dengan taman wisata yang sangat melimpah. Berdasarkan world Economic Forum, WEF 2013, destinasi Indonesia saat ini hanya menempati
peringkat ke-70 dari 140 negara didunia dan peringkat ke-4 di negara-negara ASEAN setelah Singapore, Malaysia dan Thailand. Daya saing Indonesia masih
kalah dengan negara tetangga Singapore, Malaysia, dan Thailand. Taman wisata dapat kita jumpai dari sabang sampai merauke. Indonesia
terkenal dengan objek wisatanya. Ada banyak taman wisata yang dapat dijumpai mulai objek wisata alam dan objek wisata religius buatan manusia. Objek wisata
adalah segala sesuatu yang ada di daerah tertentu dan mempunyai daya tarik untuk berkunjung ke taman wisata.
Salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki objek wisara adalah sumatera utara menurut Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, jumlah
wisatawan macannegara wisman yang berkunjung di sumatera utara melalui 3 tiga pintu masuk bulan mei 2015 mencapai 19.943 kunjungan, mengalami
kenaikan sebesar 14,25 persen dibanding yang datang pada bulan april 2015 yang mencapai 17.455 kunjungan. Tetapi, jika dibandingkan dengan bulan yang sama
tahun 2014, jumlah wisata macannegara pada bulan mei 2015 mengalami
Universitas Sumatera Utara