suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder sehingga aktivitas perusahaan juga mempertimbangkan persetujuan dari stakeholder Ghozali dan Chariri,
2007.Semakin kuat stakeholder, maka perusahaan harus semakin beradaptasi dengan stakeholder. Pengungkapan social dan lingkungan kemudian dipandang sebagai dialog antara
perusahaan dengan stakeholder Cahyonowati, 2012. Oleh karena itu, semakin baik pengungkapan CSR perusahaan maka stakeholder juga akan semakin memberikan dukungan
penuh kepada perusahaan atas segala aktivitasnya yang bertujuan utnuk meningkatkan kinerja perusahaan dan mencapai laba.
2.1.4. Manajemen Laba
Manajemen laba earnings management merupakan suatu tindakan manajemen perusahaan untuk mempengaruhi laba yang dilaporkan agar terbentuk informasi mengenai
keuntungan ekonomis economic advantage yang sebenarnya tidak dialami oleh perusahaan Merchant, 1994. Selain itu, terdapat definisi earnings management menurut Sugiri 1998
dalam Widyaningdyah 2011: a.
Definisi sempit Manajemen laba didefinisikan sebagai sikap atau tindakan manajer untuk mengatur
komponen discretionary accruals dalam menentukan besar kecilnya laba melalui metode akuntansi.
b. Definisi luas
Manajemen laba merupakan suatu tindakan manajer untuk meningkatkan atau menurunkan laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit yang menjadi tanggung jawabnya tanpa
mengakibatkan peningkatan atau penurunan profitabilitas ekonomi jangka panjang tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Tindakan manajemen laba ini merupakan suatu kegiatan yang memanipulasi laporan keuangan. Mempengaruhi laba yang dilaporkan dan memberikan manfaat ekonomi yang keliru
terhadap perusahaan dalam jangka panjang akan menganggu bahkan membahayakan bagi kelangsungan perusahaan itu sendiri. Menurut Assih dan Gundono 2000, manajemen laba
merupakan proses yang dilakukan dengan sengaja dalam batasan General Accepted Accounting Proncipes GAAP untuk mengarah pada tingkatan laba yang dilaporkan. Manajemen laba
membuat informasi keuangan yang disediakan oleh pihak perusahaan menjadi kurang akurat dan menyebabkan para investor maupun pihak lain yang menggunakan laporan keuangan tidak
menerima informasi yang cukup akurat pula mengenai laba perusahaan. Menurut Scott dalam Rahmawati 2006 terdapat beberapa motivasi yang mendorong
manajemen melakukan earning management, antara lain sebagai berikut: 1.
Bonus purposes yaitu motivasi untuk memaksimalkan bonus dengan cara dengan memaksimalkan laba perusahaan.
2. Other contractual motivation yaitu motivasi kontraktual yang berupa kontrak antara manajer
dengan perusahaan dan kontrak antara perusahaan dengan kreditur. 3.
Political motivation disebabkan adanya tekanan public yang mengakibatkan pemerintah menetapkan peraturan yang lebih ketat.
4. Taxation motivation yaitu motivasi penghematan pajak yang cenderung mengurangi laba yang
dilaporkan agar pajak penghasilan yang dibayarkan perusahaan semakin kecil. 5.
Changes of Chief Executive Officer CEO yaitu pergantian CEO perusahaan yang cenderung membuat kondisi perusahaan terlihat bagus dengan meningkatkan laba agar CEO tidak
diperhentikan dari posisinya atau mendapat bonus yang maksimal ketika CEO mengundurkan diripensiun.
Universitas Sumatera Utara
6. Peristiwa Initial Public Offering IPO yang mendorong manajemen untuk mengatur
pendapatan dengan meningkatkan laba perusahaan agar saham yang ditawarkan pada publik bernilai tinggi.
7. To communicate information to investor yaitu motivasi untuk berkomunikasi dengan investor
mengenai kinerja perusahaan agar investor tetap menilai bahwa perusahaan berkinerja baik. Menurut Stice et al. 2009, terdapat empat alasan yang mendorong para manajer untuk
memanipulasi laba yang dilaporkan: 1.
Memenuhi target internal 2.
Memenuhi harapan eksternal 3.
Meratakan atau memuluskan laba income smoothing 4.
Mempercantik laporan keuangan window dressing untuk keperluan Penjualan Saham Perdana Initial Public Offering IPO atau untuk memperoleh pinjaman dari bank.
Sedangkan berbagai pola yang sering dilakukan manajer dalam melakukan earnings management menurut Scott 2009 adalah:
1. Taking a bath, yaitu pada saat manajemen laba harus melaporkan kerugian, maka manajemen
akan melaporkan dalam jumlah besar. 2.
Income minimization, yaitu tindakan menurunkan laba perusahaan yang dilakukan manajer untuk tujuan tertentu, misalnya untuk tujuan penghematan kewajiban membayar pajak kepada
pemerintah karena semakin rendah laba yang dilaporkan perusahaan semakin rendah pula pajak yang harus dibayarkan.
3. Income maximization, yaitu tindakan menaikkan laba perusahaan oleh manajer untuk tujuan
tertentu, misalnya menjelang IPO laba ditingkatkan dengan harapan mendapatkan reaksi positif dari pasar.
Universitas Sumatera Utara
4. Income smoothing, kebijakan ini dilakukan karena adanya motivasi manajemen untuk
mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan karena umumnya investor menyukai laba yang relative stabil.
Studi DeFond dan Jiambalvo 1994; Sweeny 1994; Peltier-Rivest 1999; Jaggi dan Lee 2001; dan Rosner 2003 dalam Herawati dan Baridwan 2007 memberikan bukti empiris
mengenai pola manajemen laba dalam bentuk meningkatkan laba yang dilaporkan. Sedangkan beberapa studi lain menyatakan bahwa manajer sedikit mungkin melakukan manajemen laba
yang meningkatkan laba, justru manajer lebih mungkin melakukan manajemen laba yang menurunkan laba untuk menyoroti kesulitan keuangan perusahaan yaitu De Angelo et al. 1994
dan Saleh dan Ahmed 2005 dalam Herawati dan Baridwan 2007. Jadi pola manajemen laba yang dapat dilakukan oleh manajer ada dua, yaitu meningkatkan laba dan menurunkan laba yang
dilaporkan.
2.1.5. Corporate Social Responsibility CSR