Konsumen akan lebih menyukai produk produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang konsisten menjalankan tanggung jawab sosialnya sehingga memiliki reputasi yang baik.
6. Insentif-insentif lainnya seperti pajak dan berbagai perlakuan khusus lainnya. Hal ini perlu
dipikirkan guna mendorong perusahaan agar lebih giat lagi menjalankan tanggung jawab sosialnya.
2.1.6. Kinerja Keuangan Perusahaan
Pengukuran kinerja keuangan perusahaan bermanfaat untuk memberikan informasi mengenai tampilan tentang kondisi keuangan perusahaan selama periode waktu
tertentu.Pengukuran kinerja keuangan perusahaan menurut Honger 2007 mempunyai tujuan untuk mengukur kinerja bisnis dan manajemen dibandingkan dengan sasaran perusahaan.
Kinerja keuangan diartikan sebagai penentuan ukuran – ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba.Dalam mengukur kinerja
keuangan perlu dikaitkan antara perusahaan dengan pusat pertanggungjawaban Ermayanti, 2009.
Pengukuran kinerja merupakan analisis data serta pengendalian bagi perusahaan. Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan diatas kegiatan
operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Bagi investor informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan
investasi mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain. Selain itu pengukuran juga dilakukan untuk memperlihatkan kepada penanam modal maupun pelanggan atau masyarakat
secara umum bahwa perusahaan memiliki kredibilitas yang baik.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Helfert dalam Widyastuti 2006 kinerja keuangan adalah hasil dari banyak keputusan individu yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen.Kinerja keuangan
digunakan untuk mengetahui hasil tindakan yang telah dilakukan di masa lalu. Ukuran keuangan juga dilengkapi dengan ukuran-ukuran non-keuangan yang menunjukkan kepuasan pelanggan,
produktivitas dan cost effectiveness proses bisnis dan produktifitas serta komitmen dari tiap personal untuk menentukan kinerja keuangan di masa yang akan datang.
Ada tiga macam ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja secara kuantitatif Hanafi, 2003, yaitu:
a. Ukuran kriteria tunggal
triangle criteria adalah ukuran kinerja yang hanya menggunakan satu ukuran untuk menilai kinerja manajer. Kelemahan apabila kriteria tunggal digunakan
untuk mengukur kinerja yaitu orang akan cenderung memusatkan usahanya pada kriteria pada usaha tersebut sehingga akibatnya kriteria lain diabaikan, yang kemungkinan memiliki arti
yang sama pentingnya dalam menentukan sukses atau tidaknya perusahaan. b.
Ukuran kriteria beragam multiple criteria adalah ukuran kinerja yang menggunakan
berbagai macam ukuran untuk menilai kriteria manajer. Kriteria ini mencari berbagai aspek kinerja manajer, sehingga manajer dapat diukur kinerjanya dari berbagai kriteria. Tujuan
penggunaan beragam ini adalah agar manajer yang diukur kinerjanya mengartikan usahanya kepada berbagai kinerja.
c. Ukuran kriteria gabungan
composite criteria adalah ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran, untuk memperhitungkan bobot masing masing ukuran dan
menghitung rata ratanya sebagai ukuran yang menyeluruh kinerja manajer. Kriteria gabungan ini dilakukan karena perusahaan menyadari bahwa beberapa tujuan lebih penting
Universitas Sumatera Utara
dibandingkan dengan tujuan yang lain, sehingga beberapa perusahaan memberikan bobot angka tertentu pada beragam kriteria untuk mendapatkan ukuran tunggal kinerja manajer.
Analisis rasio keuangan bertujuan untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan Mardiyanto, 2009. Rasio keuangan tersebut antara lainReturn on Equity ROE, Assets Turn
OverATO, Growth in Revenue GR, dan Return on Asset ROA. Return on Equity ROE merupakan rasio profitabilitas perusahaan untuk mengukur
seberapa laba yang dihasilkan dalam setiap ekuitas yang didanakan. ROE dapat dijadikan sebagai indicator kinerja manajemen perusahaan dalam mengolah investors’ capital di dalam
perusahaan William, 2012. Assets Turn Over ATO merupakan salah satu ukuran dari efisiensi produktivitas
perusahaan yang dipakai untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan di dalam menghasilkan penjualan dengan menggunakan asset yang dimilikinya. Tarigan 2011
menerangkan bahwa pabila nilai ATO lebih dari satu kali berarti perusahaan telah mampu menghasilkan pendapatan yang lebih besar daripada penggunaan aset-asetnya.
Growth in Revenue GR merupakan rasio untuk mengukur perubahan pendapatan perusahaan, yaitu seberapa baik eprusahaan mempertahankan posisi ekonominya.Peningkatan
pendapatan biasanya merupakan suatu tanda bagi perusahaan untuk dapat tumbuh dan berkembang Chen; dalam Dewi, 2011.
Return on Asset ROA merupakan rasio yang mengukur banyaknya laba yang dihasilkan perusahaan dalam setiap aset yang digunakan. Informasi mengenai laba perusahaan dapat
mengukur keberhasilan atau kegagalan bisnis dalam mencapai tujuan operasi yang ditetapkan. ROA dapat mengindikasikan keuntungan bisnis dan efisiensi dalam pemanfaatan total aset yang
ada dalam perusahaan. Rasio ini mewakili rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan
Universitas Sumatera Utara
perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aset yang dimilikinya. Semakin tinggi nilai ROA maka semakin efisien perusahaan dalam menggunakan asetnya yang kemudian
akan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
2.2. Penelitian Terdahulu