4. Income smoothing, kebijakan ini dilakukan karena adanya motivasi manajemen untuk
mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan karena umumnya investor menyukai laba yang relative stabil.
Studi DeFond dan Jiambalvo 1994; Sweeny 1994; Peltier-Rivest 1999; Jaggi dan Lee 2001; dan Rosner 2003 dalam Herawati dan Baridwan 2007 memberikan bukti empiris
mengenai pola manajemen laba dalam bentuk meningkatkan laba yang dilaporkan. Sedangkan beberapa studi lain menyatakan bahwa manajer sedikit mungkin melakukan manajemen laba
yang meningkatkan laba, justru manajer lebih mungkin melakukan manajemen laba yang menurunkan laba untuk menyoroti kesulitan keuangan perusahaan yaitu De Angelo et al. 1994
dan Saleh dan Ahmed 2005 dalam Herawati dan Baridwan 2007. Jadi pola manajemen laba yang dapat dilakukan oleh manajer ada dua, yaitu meningkatkan laba dan menurunkan laba yang
dilaporkan.
2.1.5. Corporate Social Responsibility CSR
Konsep Corporate Social Responsibility CSR telah ada sejak dahulu dan makin popular saat ini, namun definisi tunggal dari CSR itu sendiri belum ada.Terdapat banyak definisi
mengenai konsep CSR.The World Business Council for Sustainable Development WBCSD misalnya, mendefinisikan CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan sebagai “Continuing
commitment by business to behave ethically and contribute to economic development while improving the quality of life of the workforce and their families as well as of the local community
and society at large”. Maksudnya adalah komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan
Universitas Sumatera Utara
dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara luas” Wibisono, 2007.
Versi lain mengenai definisi CSR dikemukakan oleh World Bank. Lembaga keuangan global ini memandang CSR sebagai “The commitment of business to contribute to sustainable
economic development working with employees and their representatives the local community and society at large to improve quality of life, in ways that are both good for business and good
for development”. Yang artinya adalah komitmen bisnis untuk berperilaku etis dan memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerja sama dengan semua
pemangku kepentingan guna memperbaiki kehidupan mereka dengan cara uang bermanfaat bagi bisnis, agenda pembangunan yang berkelanjutan maupun masyarakat umum.
Magnan dan Ferrel 2004 dalam Susanto 2007, memberi definisi CSR, sebagai “A business acts in socially responsible manner when its decision and account for and balance
diverse stakeholders interest”. Dalam definisi tersebut ditekankan bahwa perlunya memberikan perhatian secara seimbang terhadap kepentingan stakeholders yang beragam dalam setiap
keputusan dan tindakan yang diambil oleh para pelaku bisnis melalui perilaku yang secara sosial bertanggung jawab Susanto, 2007.
Corporate Social Responsibility CSR adalah suatu konsep dimana perusahaan memutuskan secara sukarela untuk berkontribusi pada suatu masyarakat agar menjadi lebih baik
Lubis, dkk, 2006.Pada dasarnya CSR menggambarkan suatu konsep dimana perusahaan mengintregasikan perhatian sosial dan lingkungan dalam operasional bisnisnya dan dalam
interaksi perusahaan dengan stakeholders-nya berdasarkan prinsip sukarela.Corporate Social Responsibility CSR memiliki implikasi penting untuk seluruh pelaku ekonomi, sosial, dan
pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
Peranan CSR bagi perusahaan adalah keberadaan perusahaan dapat tumbuh berkelanjutan dan mendapatkan citra image positif dari masyarakat luas, mempertahankan sumber daya
manusia berkualitas, meningkatkan pengambilan keputusan pada hal kritis dan mempermudah pengelolaan manajemen resiko serta memperoleh akses modal.
Dari beragam definisi CSR, ada satu kesamaan bahwa CSR tidak bisa lepas dari kepentingan shareholder dan stakeholder perusahaan.Mereka adalah pemilik perusahaan,
karyawan, masyarakat, negara dan lingkungan. Konsep inilah yang kemudian diterjemahkan oleh John Elkington sebagai triple bottom line yaitu profit, people, dan planet. Maksudnya tujuan
CSR harus mampu meningkatkan laba perusahaan, mensejahterakan karyawan dan masyarakat sekaligus meningkatkan kualitas lingkungan Titisari, 2009.
Konsep CSR melibatkan tanggung jawab kemitraan antara pemerintah, lembaga sumber daya masyarakat, serta komunitas setempat lokal.Kemitraan ini tidaklah bersifat pasif dan
statis.Kemitraan ini merupakan tanggung jawab bersama secara sosial antara stakeholdersdan shareholders.
Pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapkan di dalam laporan yang disebut sustainibility reporting.Sustainibility reporting adalah pelaporan mengenai kebijakan ekonomi,
lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja organisasi dan produknya di dalam konteks pembangunan berkelanjutan sustainable development.Sustainibility reporting harus menjadi
dokumen strategis yang berlevel tinggi yang menempatkan isu, tantangan dan peluang sustainibility development yang membawanya menuju kepada core business dan sektor
industrinya. Secara prinsip, informasi tentang aktivitas kinerja sosial dan lingkungan perusahaan
CSR memang harus disajikan dalam laporan keuangan.Alasannya, laporan keuangan
Universitas Sumatera Utara
merupakan “media” komunikasi informasi tentang posisi keuangan dan kinerja aktivitas pendapatan, pembiayaan dan laba rugi perusahaan pada suatu periode kepada stakeholder.Dari
media laporan keuangan, para stakeholder investor, kreditur, pemasok, pelanggan, pemerintah dan masyarakat bisa menilai kekuatan, keuntungan, resiko, prospek dan keberlanjutan suatu
perusahaan sebelum mengambil suatu keputusan.Karena itu, sebagai media komunikasi, laporan keuangan memang harus menyertakan informasi investasi, pembiyaan, aktivitas dan kinerja CSR
agar para stakeholder bisa mengetahui informasi perusahaan secara utuh sebelum mengambil keputusan ekonomi.
Sudah saatnya korporat perusahaan bukan hanya menempatkan diri sebagai aktor ekonomi, namun juga menempatkan dirinya sebagai aktor sosial yang juga berinteraksi dengan
masyarakat sekitarnya karena dengan cara inilah, masyarakat akan merasa ikut memiliki korporat yang ada di wilayah mereka, dan tidak akan menganggap suatu perusahaan yang beroperasi
bagaikan duri dalam daging mereka. Ini semua dapat dicapai hanya dengan menerapkan suatu model tanggung jawab sosial perusahaan CSR yang transparan, akuntabel, dan partisipasif
Zainal, 2006. Menurut A.B Susanto 2007 dari sisi perusahaan terdapat berbagai manfaat yang dapat
diperoleh dari aktivitas CSR, antara lain sebagai berikut: 1.
Mengurangi resiko dan tuduhan terhadap perlakuan tidak pantas yang diterima perusahaan. Perusahaan yang menjalankan tanggung jawab sosialnya secara konsisten akan mendapatkan
dukungan luas dari komunitas yang telah merasakan manfaat dari berbagai aktivitas yang dijalankannya, CSR akan mendongkrak citra perusahaan, yang dalam rentang waktu panjang
akan meningkatkan reputasi perusahaan. Manakala terdapat pihak pihak tertentu yang tidak
Universitas Sumatera Utara
pantas, masyarakat akan menunjukkan pembelaannya. Karyawan pun akan berdiri di belakang perusahaan membela tempat institusi institusi mereka bekerja.
2. CSR dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu perusahaan meminimalkan dampak
buruk yang diakibatkan suatu krisis. Demikian pula ketika suatu perusahaan diterpa kabar miring bahkan ketika perusahaan
melakukan kesalahan, masyarakat lebih mudah memahami dan memaafkannya.Sebagai contoh adalah subuah perusahaan produsen consumen goods yang lalu dilanda isu adanya
kandungan berbahaya dalam produknya.Namun karena perusahaan tersebut dianggap konsisten dalam dan memaafkannya sebagai relatif tidak mempengaruhi aktivitas dan
kinerjanya. 3.
Keterlibatan dan kebanggan karyawan. Karyawan akan merasa bangga bekerja pada perusahaan yang memiliki reputasi yang baik,
yang secara konsisten melakukan upaya upaya untuk membantu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Kebanggaan ini pada akhirnya akan
menghasilkan loyalitas, sehingga mereka lebih termotivasi untuk bekerja lebih keras demi kemajuan perusahaan. Hal ini akan berujung pada peningkatan kinerja dan produktivitas.
4. CSR yang dilakukan secara konsisten akan mampu memperbaiki dan mempererat hubungan
antara perusahaan dengan para stakeholders-nya. Pelaksanaan CSR secara konsisten menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kepedulian
terhadap pihak pihak yang selama ini berkontribusi terhadap lancarnya berbagai aktivitas serta kemajuan yang mereka raih. Hal ini mengakibatkan para stakeholders senang dan merasa
nyaman dalam menjalankan hubungan dengan perusahaan. 5.
Meningkatnya penjualan seperti yang terungkap dalam riset Roper Search Worldwide.
Universitas Sumatera Utara
Konsumen akan lebih menyukai produk produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang konsisten menjalankan tanggung jawab sosialnya sehingga memiliki reputasi yang baik.
6. Insentif-insentif lainnya seperti pajak dan berbagai perlakuan khusus lainnya. Hal ini perlu
dipikirkan guna mendorong perusahaan agar lebih giat lagi menjalankan tanggung jawab sosialnya.
2.1.6. Kinerja Keuangan Perusahaan