Financial Modeling Manajemen KinerjaPerformance Management

tersebut.Monitoring atas pelaksanaan proses yang baru perlu dilakukan untuk memastikan bahwa proses yang baru dilaksanakan seba-gaimana mestinya. Kadangkala, permasalahan suatu bisnis proses dapat didefinisikan dengan jelas. Tetapi cara penyelesaiannya belum jelas. Untuk hal seperti ini, manajemen perlu membentuk cross functional team yang anggotanya berasal dari tim-tim yang terkait dengan bisnis proses bersangkutan.Permasalahan yang seperti ini yang disebut sebagai initiative.Initiative dikerjakan dengan membentuk sebuah proyek yang beranggotakan para wakil dari departemen yang terkait dengan bisnis proses bersangkutan. Agar dapat memperoleh hasil yang maksimal, proyek tersebut harus dilaksanakan secara terstruktur dengan menggunakan project management tools. Padaproject management tools, ada tahapan yang menghendaki agar biaya untuk melaksanakan proses yang sekarang dihitung. Pada tahapan lainnya dimana berbagai alternatif dipertimbangkan, taksiran biaya untuk melaksanakan proses dengan menggunakan tiap alternatif harus dihitung juga. Jadi project team tahu persis bahwa proses yang baru akan lebih menguntungkan atau tidak. Pemilihan alternatif dilakukan berdasarkan kriteria pemilihan yang telah disepakati sebelum-nya. Kalau ternyata semua alternatif yang ada tidak lebih efisien atau tidak meng-hasilkan output yang lebih baik, proyek bisa dihentikan saja. Saver 2011 melakukan process improvement untuk pelaksanaan operasi di ruangan operasi dengan meningkatkan kemampuan berkomunikasi.Setelah training berkomunikasi diselenggarakan, dilakukan evaluasi keefektifan training tersebut terhadap pelaksanaan operasi selanjutnya.Hasil process improvement menunjukkan bahwa sebelum training berkomunikasi diberikan, kesalahan berjumlah 56 dari 76 jam operasi yang dilaksanakan. Setelah training berkomunikasi diberikan, jumlah kesalahan menurun menjadi hanya 20 dari 74 jam operasi yang dilaksanakan.

2.1.5 Financial Modeling

Financial modeling merupakan tools untuk memproyeksikan pengaruh tar-get atau kebijakan perusahaan yang ditetapkan dalam niatan strategis terhadap laporan keuangan dan terhadap kebutuhan kas bulanan perusahaan. Sensitivity analysis dapat dilakukan dengan menggunakan tools ini. Untuk setiap alternatif kebijakan misalnya memberikan discount sebesar 20 atau 30 dapat dilihat dampaknya ke laporan keuangan, sehingga eksekutif dapat memilih alternatif mana yang paling baik untuk mencapai target korporat.Pertanyaannya adalah “apakah financial modeling benar-benar dapat meningkatkan kualitas kinerja perusahaan untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan?” Meyer dan Feingold 1995 mencoba mengintegrasikan financialmodeling dengan proses perlakuan yang diberikan kepada pasien. Kegiatan ini juga sekalian merekayasa ulang proses perlakuan kepada pasien dengan melibatkan para pelayan medis terkait. Initiative ini, yang disebut critical path, membuat standar pelayanan medis atas tipe pasien tertentu untuk prosedur atau kondisi tertentu dan financial modeling dibuat menurut standar proses pelayanan medis tersebut. Setelah menghilangkan prosedur dan pengujian laboratorium yang tidak perlu dan menetapkan target lamanya rawat inap, maka biaya menjadi lebih rendah, pela-yanan memiliki standar, dan kualitas pelayanan meningkat.

2.1.6 Manajemen KinerjaPerformance Management

De Waal 2007 menyatakan “performance management is the process where steering of the organization takes place through the systematic definition of mission, strategy and objectives of the organization, making these measurable through critical success factors and key performance indicators, in order to be able to take corrective actions to keep the organization on track.” Manajemen kinerja merupakan proses dimana pengendalian organisasi dilakukan melalui pendefinisian yang sistematis dari misi, strategi, dan tujuan organisasi, membuatnya dapat diukur melalui faktor-faktor sukses kritis dan indikator kinerja kunci, supaya dapat melakukan tindakan perbaikan agar organisasi tetap terkendali. Wikipedia menyatakan “performance management PM includes activities which ensure that goals are consistently being met in an effective and efficient manner.” Manajemen kinerja meliputi segala kegiatan untuk memastikan agar goals dapat dicapai secara efektif dan efisien. Manajemen kinerja atau performance management merupakan proses yang efektif untuk mengelola kinerja pegawai agar kinerja pegawai maksimal dalam pencapaian target korporat. De Waal 2007 menyatakan “the effectiveness of the process is defined as the achievement of both financial and non-financial targets, the development of skills and competencies, and the improvement of customer care and process quality.” Proses yang efektif didefinisikan sebagai pencapaian target keuangan dan non-keuangan, pengembangan keahlian dan kemampuan, peningkatan pelayanan pelanggan, dan kualitas proses. Dalam implementasinya, target korporat dituliskan sebagai target yang merupakantanggung jawab pimpinan puncak Chief Executive OfficeratauCEO. Target pencapaian CEO ini dialokasikan kepada para Vice PresidentdanChief Financial Officer CFOyang secara organisasi melapor secara langsung ke CEO. Mereka ini akan melakukan hal yang sama kepada pimpinan tim yang melapor secara langsung kepada mereka. Target pencapaian tim dialokasikan kedalam target pencapaian setiap anggota tim untuk memastikan bahwa setiap anggota tim berperan serta dalam pencapaian target tim. Target individu ini dituliskan di kertas yang juga memuat job description individu yang bersangkutan.Direct leader dari pegawai tersebut mendiskusikan target tersebut beserta cara mencapainya. Direct leader dan pegawai bersama-sama menentukan target yang mungkin dapat dicapai oleh pegawai tersebut beserta tanggal penyelesaian tiap pekerjaan yang disepakati. Progress pencapaian target tersebut dievaluasi secara berkala oleh direct leader pegawai. Directleader harus mendukung anggota timnya dalam menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan kepada anggota tim tersebut, sehingga pada akhir tahun semua target yang disepakati dapat dicapai dengan baik, yang berarti bahwa target korporat juga dicapai dengan baik. Manajemen kinerja merupakan suatu sistem atau proses dimana pekerjaan direncanakan, target hasil ditentukan, kinerja dimonitor, kemampuan pekerja ditingkatkan, kinerja diukur, dan pencapai kinerja terbaik top performer diberikan penghargaan. Beberapa manfaat dari penerapan manajemen kinerja antara lain adalah dapat meningkatkan standar kinerja di segala bidang operasional seperti peningkatan target penjualan, pengurangan biaya organisasi, menghentikan pengeluaran project yang melebihi budget, kegiatan anggota organisasi mendukung pencapaian target CEO, incentive plan dapat diperuntukkan bagi pencapaian target saja sehingga dapat meningkatkan komitmen pegawai untuk berkontribusi dalam pencapaian target perusahaan. Pertanyaannya adalah “apakah manajemen kinerja memang benar-benar dapat meningkatkan kualitas kinerja perusahaan untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan?” Andréet al. 2011 melakukan penelitian mengenai pengaruh manajemen kinerja atas hasil organisasi nirlaba.Hasil penelitian tersebut mendukung pimpinan yang mau menerapkan manajemen kinerja untuk meningkatkan hasil organisasi nirlabanya.Hasil penelitian juga mengindikasikan bahwa penggunaan manajemen kinerja menghendaki perhatian manajemen yang berkesinambungan agar tetap berhasil dalam jangka panjang.

2.1.7 Budaya OrganisasiOrganizational Culture