Uji Multikoloniaritas Uji Autokolerasi

Selain kurva P-Plot untuk melihat normalitas data, selain P-Plot dan histogram peneliti juga menggunakan kolmogrov-smirnov. Berikut ini adalah analisis menggunakan kolmogrov-smirnov. Tabel 4.4 One Sample Kolmogrov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 30 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 1.40049695 Most Extreme Differences Absolute .223 Positive .223 Negative -.122 Kolmogorov-Smirnov Z 1.224 Asymp. Sig. 2-tailed .100 a. Test distribution is Normal. Sumber : Data Olahan SPSS Berdasarkan hasil uji normalitas diatas dapat dikatakan bahwa data telah terditribusi secara normal. Hal ini dapat diketahui dengan melihat Asymp. Sig 2- tailed diatas 0.05, yaitu sebesar 0.100.

4.2.2.2 Uji Multikoloniaritas

Uji multikolonieritas dilakukan untuk melihat apakah antara variabel- variabel terdapat multikolonieritas atau tidak. Uji multikolonieritas dalam penelitian ini adalah dengan melihat koefisien Variance Inflation Factor VIF dan nilai Tolerance. Gangguan multikolonieritas tidak terjadi jika VIF dibawah 5 Universitas Sumatera Utara atau Tolerance diatas 0.1. hasil pengujian terhadap multikolonieritas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Uji Multikolonieritas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 6.608 1.494 4.423 .000 LNROA -1.262 .561 -.370 -2.251 .033 .719 1.392 LNEPS .141 .127 .179 1.107 .279 .743 1.346 LNDPS .450 .091 .703 4.922 .000 .950 1.052 a. Dependent Variable: LNHS Sumber : Olahan Data SPSS BerdasarBerdasarkan data olahan SPSS diatas, dapat diketahui bahwa tidak terjadi multikolonieritas pada seluruh variabel data. Hal ini bias diketahui dengan keterangan berikut ini : a. Return On Asset ROA mempunyai nilai Tolerance sebesar 0.719 lebih besar dari 0.1 dan nilai VIF sebesar 1.392 lebih kecil dari 5. b. Earning Per Share EPS mempunyai nilai Tolerance sebesar 0.743 lebih besar dari 0.1 dan nilai VIF sebesar 1.346 lebih kecil dari 5. c. Devidend Per Share DPS mempunyai nilai Tolerance sebesar 0.950 lebih besar dari 0.1 dan nilai VIF sebesar 1.052 lebih kecil dari 5. Berdasarkan kesimpulan diatas dapat dikatakan bahwa variabel independen tidak terjadi multikolonieritas. Universitas Sumatera Utara

4.2.2.3 Uji Autokolerasi

Uji autokolerasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Salah satu cara untuk mengetahui ada atau tidaknya autokolerasi adalah dengan uji Durbin-Watson DW. Jika terjadi autokolerasi maka nilai Durbin-Watson DW lebih besar dari 2. Dalam uji Durbin-Watson ketentuan untuk melihat adanya autokolerasi adalah sebagai berikut ini : a. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokolerasi positif. b. Angka D-W diantara -2 samapai +2 berarti tidak ada autokolerasi. c. Angka D-W diata +2 berarti ada autokolerasi negatif. Berikut ini adalah uji autokolerasi dalam penelitian ini : Tabel 4.6 Uji Autokolerasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .705 a .497 .439 1.47909 1.719 a. Predictors: Constant, LNDPS, LNEPS, LNROA b. Dependent Variable: LNHS Sumber : Data Olahan SPSS Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa uji autokolerasi menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson DW adalah 1.719 lebih kecil dari 2. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokolerasi dalam penelitian ini. Universitas Sumatera Utara

4.2.2.4 Uji Heterokedastisitas