Degenerasi lemak jarang terjadi dan merupakan lanjutan degenerasi hialin. Prawirohardjo, 2009
2.8. Komplikasi Mioma Uteri
Berikut adalah komplikasi yang dapat terjadi pada mioma uteri, yaitu degenerasi ganas dan torsi.
Degenerasi ganas adalah perubahan mioma uteri yang menjadi
leimiosarkoma ditemukan hanya 0,32-0,6 dari seluruh mioma, serta merupakan 50-75 dari semua sarkoma uterus. Keganasan umumnya baru ditemukan pada
pemeriksaan histologi uterus yang telah diangkat. Kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar dan apabila terjadi pembesaran sarang
mioma dalam menopause. Torsi Putaran Tangkai adalah sarang mioma yang bertangkai dapat
mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis. Dengan demikian terjadilah sindrom abdomen akut. Jika torsi terjadi perlahan-
lahan, gangguan akut tidak terjadi. Hal ini hendaklah dibedakan dengan suatu keadaan di mana terdapat banyak sarang mioma di dalam rongga peritoneum.
Sarang mioma dapat mengalami nekrosis dan infeksi yang diperkirakan karena gangguan sirkulasi darah padanya. Misalnya terjadi pada mioma yang
dilahirkan hingga perdarahan berupa metroragia atau menoragia disertai leukore dan gangguan yang disebabkan oleh infeksi dari uterus sendiri. Prawirohardjo,
2009
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3 Komplikasi Mioma Uteri Sumber: Hart D.M, Norman J, 2000
2.9.Hubungan Mioma Uteri dengan Hiperplasia Endometrium dan Adenomiosis
Ada kelainan lain yang terdapat di uterus akibat peninggian hormon esterogen yaitu hiperplasia endometrium dan kelainan yang sering dijumpai
terjadi bersamaan dengan mioma uteri yaitu adenomiosis. Mioma uteri secara umum merupakan tumor yang berasal dari sel-sel otot
polos di miometrium. Sel-sel ini berkembang pesat akibat pengaruh hormon esterogen yang berlebihan dan tidak diimbangi dengan progesteron. Hal yang
sama juga bisa terjadi pada endometrium. Seperti yang telah kita ketahui, endometrium juga pertumbuhannya dipengaruhi oleh hormon esterogen. Paparan
esterogen yang berlama-lama tanpa diimbangi oleh progesteron akan merangsang proliferasi endometrium yang berlebihan hiperplasia dari biasanya, dimana dapat
merupakan suatu preneoplastik yang disebut dengan hiperplasia endometrium. Dalam waktu yang lama, proliferasi tersebut dapat berlangsung secara otonomi
tanpa pengaruh dari esterogen lagi. Hal inilah yang akan menjadikan pertumbuhan
Universitas Sumatera Utara
hiperplasia endometrium ke arah keganasan yaitu karsinoma endometrium. Kumar et al, 2007
Gejala dari hiperplasia endometrium yang terutama yaitu perdarahan abnormal dari uterus. Beberapa penulis menyatakan bahwa ada hubungan antara
tingkat keparahan perdarahan dengan luasnya permukaan endometrium. Sebagai tambahan, adanya peningkatan area permukaan endometrium, dimana merupakan
tempat perdarahan, endometrium menunjukkan keadaan hiperesterogen lokal di tempat yang berdekatan dengan tumor submukosa, dan hiperplasia endometrium
serta polip endometrium sering dijumpai. Deligdish dan Lowenthal mencatat sebuah abnormalitas jaringan pada spektrum yang luas di endometrium berkaitan
dengan mioma uteri, berkisar dari atrofi ke hiperplasia. Breech, 2003 Oleh karena etiologi mioma uteri dan hiperplasia endometrium adalah
sama, maka terdapat hubungan antara mioma uteri dengan adanya kejadian hiperplasia endometrium di uterus.
Mioma uteri adalah tumor jinak miometrium dan merupakan indikasi utama untuk dilakukan histerektomi di Amerika Serikat. Adenomiosis adalah
sebuah lesi di miometrium yang ditandai dengan adanya endometrium ektopik baik dengan atau tanpa hiperplasia dari miometrium di sekitarnya. Selanjutnya,
baik adenomiosis dan mioma uteri biasanya terjadi bersama-sama, terdapatnya adenomiosis dari spesimen histerektomi pada perempuan yang mengalami mioma
uteri berkisar antara 15 sampai 57. Faktor risiko adenomiosis meliputi usia, multiparitas, lesi pembedahan di batas endometrium-miometrium, peningkatan
kadar FSH dan prolaktin, kebiasaan merokok dan riwayat depresi. Taran, 2010; Johnson, 2003
Mioma uteri dilaporkan dapat menyebabkan berbagai gejala termasuk menoragia, dismenorrhea, tekanan pada panggul dan abdomen, serta gangguan
pada sistem kemih. Mirip dengan mioma uteri, adenomiosis juga sering dilaporkan mempunyai gejala perdarahan uterus abnormal, nyeri panggul kronik
dan dismenorrhea. Akan tetapi, karena kedua kondisi ini sering terdapat bersamaan di daialm uterus, gejala yang menyertai masing-masing kondisi dapat
Universitas Sumatera Utara
membingungkan kita. Sebagai tambahan, adenomiosis umumnya didiagnosa hanya dengan histerektomi. Taran, 2010
2.10. Diagnosa Mioma Uteri 2.10.1. Gejala Klinis