infertilitasnya. Penyakit inflamasi tuba yang menyebabkan perlengketan panggul sering terjadi pada pasien mioma uteri. Kedua pasangan suami istri seharusnya
sudah menjalani pemeriksaan fertilitas lengkap dan menyingkirkan mioma uteri untuk sementara. Hal utama yang membuat mioma uteri dapat disingkirkan
sebagai penyebab infertilitas yaitu ukuran dan lokasi mereka. Biasanya, tumor subserosa yang kecil tidak dianggap sebagai penyebab infertilitas. Bahkan ketika
perempuan itu gagal untuk hamil, pengangkatan tumor subserosa yang kecil bukan jaminan untuk dapat hamil. Ketika mioma uteri berada di intramural atau
submukosa dengan ukuran yang besar, mereka mungkin dapat menjadi penyebab infertilitas, dan miomektomi dapat membantu terjadinya kehamilan. Breech,
2003 -
Gejala tambahan lainnya
Beberapa masalah kesehatan lainnya yang bisa dihubungkan dengan mioma uteri, membutuhkan pengobatan. Ascites dan inversi uterus dapat dicurigai
adanya mioma uteri. Perdarahan intraperitoneal yang tiba-tiba dapat terjadi akibat dari rupturnya vena yang berdilatasi di bawah permukaan serosa tumor subserosa.
Meskipun mioma uteri sering dihubungkan dengan anemia defisiensi besi akibat kehilangan darah kronik, pasien juga bisa mengalami polisitemia. Celah
arteriovena yang berada pada tumor telah ditemukan dan mungkin menjadi penyebab polisitemia. Jika tumor menyumbat ureter dan menyebabkan tekanan
balik pada parenkim ginjal, maka hal ini dapat merangsang eritropoiesis. Weiss dan asistennya serta para peneliti lainnya telah menemukan adanya aktivitas
eritopoietin pada mioma uteri. Polisitemia pada kasus ini dapat disembuhkan dengan tindakan histerektomi. Breech, 2003
2.10.2. Pemeriksaan Fisik
Mioma uteri dengan ukuran yang sangat besar dapat langsung dipalpasi di abdomen. Tumor-tumor yang lebih kecil dari ukuran usia kehamilan 12-14
minggu biasanya terletak di panggul. Kandung kemih harus dikosongkan sebelum pemeriksaan untuk menghindari kesalahan karena adanya retensi urin. Meskipun
mioma uteri submukosa tidak dapat diraba atau dipalpasi, pada pemeriksaan
Universitas Sumatera Utara
bimanual panggul, dapat dirasakan pembesaran uterus yang kuat dan tidak beraturan dengan penonjolan yang halus jika tumor terletak di intramural atau
subserosa. Tumor-tumor ini biasanya tidak memiliki nyeri tekan. Konsistensinya bervariasi mulai dari sekeras batu, terutama pada mioma yang mengalami
kalsifikasi pada post menopause, sampai selembut kista, seperti pada kasus tumor yang mengalami degenerasi kistik. Secara umum, massa mioma berada di garis
tengah uterus, tetapi terkadang sejumlah besar bagian tumor berada di lateral panggul dan sulit dibedakan dengan massa adneksa. Jika massa berpindah ke
mulut rahim, itu dapat dianggap mioma uteri. Pemeriksaan adneksa sering diabaikan karena adanya mioma uteri. Ultrasonografi dapat membantu kita dalam
membedakan massa adneksa atau massa mioma uteri yang terletak di lateral uterus. Nelson, 2010
2.10.3. Pemeriksaan Penunjang
- Histerosalfingografi
Histerosalfingografi HSG merupakan alat yang biasa digunakan untuk melihat penyempitan pada tuba. Alat ini juga sering digunakan untuk
mengevaluasi kesuburan pada pasien yang memiliki peningkatan risiko mengalami mioma uteri. Mioma uteri dapat dideteksi oleh histerosalfingografi
jika ia terletak di dalam kavum uteri. Alat ini juga memiliki tingkat false positif yang tinggi, misalnya suatu mioma didiagnosa mioma submukosa padahal mioma
itu adalah intramural yang tumbuh sampai ke endometrium. Hal ini terjadi karena alat hanya mampu membedakan perubahan pada kavum uteri dibandingkan
dengan letak mioma yang sesungguhnya. Pada satu penelitian, hampir 25 diagnosa histerosalfingografi tidak benar ketika dilanjutkan dengan
sonohisterogram. Ada sebuah tingkat false positif yang tinggi dalam mendeteksi polip dan mioma dengan HSG yang tidak ditemukan jika diperiksa dengan
histeroskopi. Pemeriksaan ini sederhana dalam pengoperasiannya, tetapi pemeriksaan ini bersifat invasif dan menimbulkan ketidaknyamanan. Meskipun
HSG dapat dipakai untuk melihat penyempitan tuba akibat mioma uteri, HSG bukan pemeriksaan optimal untuk evaluasi uterus yang memiliki mioma karena
Universitas Sumatera Utara
alat ini tidak dapat memberikan informasi mengenai mioma yang letaknya di luar kavum uteri. Victory, 2006
- Ultrasonografi USG
Pemeriksaan pencitraan yang biasanya digunakan dalam mendeteksi mioma uteri adalah ultrasonografi. Baik secara transabdominal dan transvaginal
sering dilakukan. Gambaran transabdominal memberikan lapangan pandang yang lebih luas dan pemeriksaan ini juga kurang invasif , tetapi alat ini tidak dapat
memberikan gambaran mioma yang ukurannya kurang dari 1 cm. Pemeriksaan secara transvaginal memberikan gambaran yang memiliki resolusi tinggi,
informasi lokasi mioma yang tepat dan deteksi untuk mioma bahkan dengan ukuran 4 – 5 mm. Bagaimanapun juga, pemeriksaan ini bisa mengalami
penurunan sensitivitas dalam mendeteksi mioma subserosa yang bertangkai atau yang terletak sebelah atas abdomen karena mioma tersebut di luar lapangan
pandang dari pemeriksaan ini. Pemeriksaan ultrasonografi terhadap mioma uteri dapat bervariasi berdasarkan lokasi, ukuran, rasio jaringan ikat terhadap jaringan
otot polos, dan derajat kalsifikasi. Mioma uteri yang mengalami perubahan degenerasi bisa mempunyai gambaran kistik, hipoekoik, atau daerah yang
dipenuhi cairan bersama dengan daerah yang mengalami nekrosis. Secara umum mioma ditandai dengan adanya massa yang besar, berbatas tegas, ekogenik, dan
melingkar di dalam uterus. Victory, 2006 -
Magnetic Resonance Imaging
Magnetic resonance imaging merupakan teknik pencitraan yang paling tepat dalam menegakkan diagnosis mioma uteri karena akurasinya dalam
mendeteksi dan melokalisasi mioma uteri. Dia juga bisa memberikan keuntungan kepada pasien yang menjalani terapi kesuburan, seperti miomektomi atau
embolisasi ateri uterus atau ketika USG transvaginal tidak dapat memberikan gambaran yang jelas untuk diagnosa. Mioma uteri secara umum tampak sebagai
massa homogen, gelap intensitas rendah, dan berbatas tegas. Polip endometrium sering dapat dibedakan dari mioma uteri berdasarkan asalnya yaitu miometrium
yang terlihat di pemeriksaan ini. Mioma uteri yang ukurannya 0,5 cm juga bisa
Universitas Sumatera Utara
dideteksi dengan pemeriksaan ini. Ketika mioma tumbuh lebih dari 3 cm, mioma sering memiliki tampilan tidak homogen lagi karena berbagai tingkatan
degenerasi, perdarahan dan perubahan nekrosis pada tumor. Beberapa teknik tambahan yang dapat digunakan untuk meningkatkan ketajaman gambaran,
meliputi pemberian glukagon untuk membatasi aktivitas usus besar, dan pemberian zat kontras melalui oral. Sebagai tambahan, magnetic resonance
angiogram dapat membantu dalam mendeteksi suplai darah kolateral ovarium pada mioma uteri. Hal ini adalah informasi khusus yang berguna bagi pasien yang
akan menjalankan embolisasi arteri uterus. Victory, 2006 -
Histeroskopi
Pemeriksaan histeroskopi untuk mioma uteri merupakan pemeriksaan gold standard. Pemeriksaan ini khususnya sangat berguna pada perempuan dengan
mioma uteri submukosa dan polip yang tidak dapat ditemukan saat pembedahan. Histeroskopi memberitahukan lokasi akurat mioma submukosa dan batas yang
jelas dari mioma bertangkai dan polip. Pemeriksaan ini juga dapat melihat distorsi endometrium akibat mioma intramural. Manfaat pemeriksaan ini secara umum
meliputi visualisasi langsung, tindakan terapi yang terus-menerus, dan komplikasi yang minimal. Kerugian dari pemeriksaan ini meliputi ketidakmampuan dalam
mendeteksi pertumbuhan intramiometrial, dan kebutuhan akan obat analgesik atau anastetik. Victory, 2006
2.11. Penatalaksanaan Mioma Uteri 2.11.1. Farmakologi