Gambaran Umum Kabupaten Langkat 1. Letak Geografis

64

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Deskripsi penelitian ini akan menjelaskan tentang objek penelitian yang meliputi lokasi penelitian yang diteliti dan memberikan gambaran umum Kabupaten Langkat dan gambaran umum Gugus Tugas Kota Layak Anak Kabupaten Langkat, gambaran umum Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Perempuan, Perlindungan Anak PPKB dan PPA Kabupaten Langkat sebagai leading sector sektor pemimpin yang berperan sebagai penggerak bagi sektor-sektor lainnya dalam Kebijakan Pengembangan KabupatenKota Layak Anak KLA di Kabupaten Langkat. Hal tersebut akan dipaparkan sebagai berikut. 3.1. Gambaran Umum Kabupaten Langkat 3.1.1. Letak Geografis Geografi.Daerah Kabupaten Langkat terletak pada3 o 14’dan 4 o 13’ lintang utara, serta 93 o 51’ dan 98 o 45’ Bujur Timur dengan batas-batas sebagai berikut: 1. Sebelah Utara berbatas dengan selat Malaka dan Prop. D.I.Aceh 2. Sebelah Selatan berbatas dengan Dati II Karo. 3. Sebelah Timur berbatas dengan Dati II Deli Serdang 4. Sebelah Barat berbatas dengan Dati D.I Aceh Aceh Tengah Topografi. Daerah Tingkat II Langkat dibedakan atas 3 bagian: - Pesisir Pantai dengan ketinggian 0 – 4 m diatas permukaan laut Universitas Sumatera Utara 65 - Dataran rendah dengan ketinggian 0 – 30 m diatas permukaan laut - Dataran Tinggi dengan ketinggian 30 – 1200 m diatas permukaan laut Di daerah Kabupaten Langkat terdapat taman wisata Bukit Lawang sebagai obyek wisata, Taman Bukit Lawang ini terletak di kaki Taman Nasional Gunung Leuser TNGL dengan udara sejuk oleh hujan trofis, dibukit Lawang ini terdapat lokasi rehabilitasi orang hutan mawas yang dikelola oleh WNF Taman Nasional gunung Leuser merupakan asset Nasional terdapat berbagai satwa yang dilindungi seperti: Badak Sumatera, Rusa, Kijang, Burung Kuau, siamiang juga terdapat tidak kurang dari 320 jenis burung, 176 binatang menyusui, 194 binatang melata, 52 jenis ampibi serta 3500 jenis species tumbuh-tumbuhan serta yang paling menarik adalah bunga raflesia yang terbesar di dunia. Daerah Kabupaten Langkat adalah satu-satunya di Sumatera Utara yang mempunyai tambang minyak yang dikelola oleh Pertamina dan berada di kota PangkalanBerandanyangmenghasilkan: a. Kapasitas CDU MBCD - Actual 0,51 510Barrelhari - Discharged 0,50 500 Barrelhari. b. Kapasitas CDU-II MBCD - Actual 4,69 4690 Barrelhari - Discharged 4,50 4500 Barrelhari. c. Aspal di Pangkalan Susu - Actual 400 Mm3hari 400.000m3hari - Discharged 850 Mm3hari 850.000 m3hari Universitas Sumatera Utara 66 Disamping pertambangan minyak di Kabupaten Langkat juga terdapat Industri Gula yang dikelola oleh PTP IX Kwala madu serta banyak bahan-bahan tambang yang belum dikelola seperti Coal, Tras, Gamping Stone, Pasir Kwarsa dan lain-lain. 3.1.2 Penduduk Berdasarkan angka hasil Sensus Penduduk tahun 2010, penduduk Kabupaten Langkat berjumlah 967.535 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar154,48 jiwa per Km 2 . Sedangkan laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Langkat pada tahun 2010 dibandingkan tahu 2000 adalah sebesar 0,88 persen per tahun. Untuk tahun 2015 berdasarkan hasil proyeksi penduduk Kabupaten Langkat 1.013.385 jiwa. Jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Stabat yaitu sebanyak 86.217 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 792,07 jiwa per km 2 . Sedangkan penduduk paling sedikit berada di kecamatan Pematang Jaya sebesar 13.591 jiwa. Kecamatan Binjai merupakan kecamatan yang paling padat penduduknya dengan kepadatan 1.058,03 jiwa per Km 2 dan Kecamatan Bahorok merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk terkecil yaitu sebesar 37,86 jiwa per Km 2 . Jumlah penduduk Kabupaten Langkat per jenis kelamin lebih banyak laki- laki dibandingkan penduduk perempuan. Pada tahun 2015 jumlah penduduk laki- laki sebesar 510.288 jiwa, sedangkan penduduk perempuan sebanyak 503.097 jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar 101,43 persen. Universitas Sumatera Utara 67 Berdasarkan hasil SP2000 penduduk Kabupaten Langkat mayoritas bersuku bangsa Jawa 56,87 persen, diikuti dengan suku Melayu 14,93 persen, Karo 10,22 persen, Tapanuli Toba 4,50 persen, Madina 2,54 persen dan lainnya 10,94 persen. Sedangkan agama yang dianut penduduk Kabupaten Langkat mayoritas agama Islam 90,00 persen, Kristen Protestan 7,56 persen, Kristen Katolik 1,06 persen, Budha 0,95 persen dan lainnya 0,34 persen. 3.1.3 Sejarah singkat Kabupaten Langkat Pada masa Pemerintahan Belanda, Kabupaten Langkat masih berstatus keresidenan dan kesultanan kerajaan dengan pimpinan pemerintahan yang disebut Residen dan berkedudukan di Binjai dengan Residennya Morry Agesten. Residen mempunyai wewenang mendampingi Sultan Langkat di bidang orang- orang asing saja sedangkan bagi orang-orang asli pribumi berada di tangan pemerintahan kesultanan Langkat. Kesultanan Langkat berturut-turut dijabat oleh : 1. Sultan Haji Musa Almahadamsyah 1865-1892 2. Sultan Tengku Abdul Aziz Abdul Jalik Rakhmatsyah 1893-1927 3. Sultan Mahmud 1927-194546 Dibawah pemerintahan Kesultanan dan Assisten Residen struktur pemerintahan disebut LUHAK dan dibawah luhak disebut Kejuruan Raja kecil dan Distrik, secara berjenjang disebut Penghulu Balai Raja kecil Karo yang berada didesa. Pemerintahan luhak dipimpin seorang Pangeran, Pemerintahan Kejuruan dipimpin seorang Datuk, Pemerintahan Distrik dipimpin seorang kepala Distrik, dan untuk Universitas Sumatera Utara 68 jabatan kepala kejuruanDatuk harus dipegang oleh penduduk asli yang pernah menjadi raja di daerahnya. Pemerintahan Kesultanan di Langkat dibagi atas 3 tiga kepala Luhak : 1. Luhak Langkat Hulu, yang berkedudukan di Binjai dipimpin oleh T.Pangeran Adil. Wilayah ini terdiri dari 3 Kejuruan dan 2 Distrik yaitu: a. Kejuruan Selesai b. Kejuruan Bahorok c. Kejuruan Sei Bingai d. Distrik Kwala e. Distrik Salapian 2. Luhak Langkat Hilir, yang berkedudukan di Tanjung Pura dipimpin oleh Pangeran Tengku JambakT.Pangeran Ahmad. Wilayah ini mempunyai 2 kejuruan dan 4 distrik yaitu : a. Kejuruan Stabat b. Kejuruan Bingei c. Distrik Secanggang d. Distrik Padang Tualang e. Distrik Cempa f. Distrik Pantai Cermin 3. Luhak Teluk Haru, berkedudukan di Pangkalan Berandan dipimpin oleh Pangeran Tumenggung Tengku Djakfar. Wilayah ini terdiri dari satu kejuruan dan dua distrik. a. Kejuruan Besitang meliputi Langkat Tamiang dan Salahaji. b. Distrik Pulau Kampai Universitas Sumatera Utara 69 c. Distrik Sei Lepan Awal 1942, kekuasaan pemerintah Kolonial Belanda beralih ke Pemerintahan jepang, namun sistem pemerintahan tidak mengalami perubahan, hanya sebutan Keresidenan berubah menjadi SYU, yang dipimpin oleh Syucokan. Afdeling diganti dengan Bunsyu dipimpin oleh Bunsyuco Kekuasaan Jepang ini berakhir pada saat kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17-08- 1945. Pada awal kemerdekaan Republik Indonesia, Sumatera dipimpin oleh seorang Gubernur yaitu Mr.T.M.Hasan, sedangkan Kabupaten Langkat tetap dengan status keresidenan dengan asisten residennya atau kepala pemerintahannya dijabat oleh Tengku Amir Hamzah, yang kemudian diganti oleh Adnan Nur Lubis dengan sebutan Bupati. Pada tahun 1947-1949, terjadi agresi militer Belanda I, dan II, dan Kabupaten Langkat terbagi dua, yaitu Pemerintahan Negara Sumatera Timur NST yang berkedudukan di Binjai dengan kepala Pemerintahannya Wan Umaruddin dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedudukan di Pangkalan Berandan, dipimpin oleh Tengku Ubaidulah. Berdasarkan PP No.7 Tahun 1956 secara administratif Kabupaten Langkat menjadi daerah otonom yang berhak mengatur rumah tangganya sendiri dengan kepala daerahnya Bupati Netap Bukit. Mengingat luas Kabupaten Langkat, maka Kabupaten Langkat dibagi menjadi 3 tiga kewedanan yaitu : Universitas Sumatera Utara 70 1. Kewedanan Langkat Hulu berkedudukan di Binjai 2. Kewedanan Langkat Hilir berkedudukan di Tanjung Pura 3. Kewedanan Teluk Haru berkedudukan di Pangkalan Berandan. Pada tahun 1963 wilayah kewedanan dihapus sedangkan tugas-tugas administrasi pemerintahan langsung dibawah Bupati serta Assiten Wedana Camat sebagai perangkat akhir. Pada tahun 1965-1966 jabatan Bupati Kdh. Tingkat II Langkat dipegang oleh seorang Care Taher Pak Wongso dan selanjutnya oleh Sutikno yang pada waktu itu sebagai Dan Dim 0202 Langkat. Dan secara berturut-turut jabatan Bupati Kdh. Tingkat II Langkat dijabat oleh: 1. T. Ismail Aswhin 1967 – 1974 2. HM. Iscad Idris 1974 – 1979 3. R. Mulyadi 1979 – 1984 4. H. Marzuki Erman 1984 – 1989 5. H. Zulfirman Siregar 1989 – 1994 6. Drs. H. Zulkifli Harahap 1994 – 1998 7. H. Abdul Wahab Dalimunthe, SH 3-9-1998 sd 20-2-1999 8. H. Syamsul Arifin, SE 1999-2009 9. Ngogesa Sitepu : 2009 sd sekarang Untuk melaksanakan pembangunan yang merata, Kabupaten Langkat dibagi atas 3 wilayah pembangunan. Universitas Sumatera Utara 71 1. Wilayah Pembangunan I Langkat Hulu meliputi - Kecamatan Bahorok dengan 19 desa - Kecamatan Salapian dengan 22 desa - Kecamatan Kuala dengan 16 desa - Kecamatan Selesai dengan 13 desa - Kecamatan Binjai dengan 7 desa - Kecamatan Sei Bingai 15 desa 2. Wilayah Pembangunan II Langkat Hilir meliput - Kecamatan Stabat dengan 18 desa dan 1 kelurahan - Kecamatan Secanggang dengan 14 Desa - Kecamatan Hinai dengan 12 desa - Kecamatan Padang Tualang dengan 18 desa - Kecamatan Tanjung Pura dengan 15 desa dan 1 kelurahan 3. Wilayah pembangunan III Teluk Haru meliputi - Kecamatan Gebang dengan 9 desa - Kecamatan Brandan Barat dengan 6 desa - Kecamatan Sei Lepan dengan 5 desa dan 5 kelurahan - Kecamatan Babalan dengan 5 desa dan 3 kelurahan - Kecamatan Pangkalan Susu dengan 14 desa 2 kelurahan - Kecamatan Besitang dengan 8 desa dan 3 kelurahan Tiap-tiap wilayah pembangunan dipimpin oleh seorang pembantu Bupati.Disamping itu dalam melaksanakan otonomi daerah Kabupaten Langkat dibantu atas dinas-dinas otonom, Instansi pusat baik Departemen maupun non Universitas Sumatera Utara 72 Departemen yang kesemuannya merupakan pembantu-pembantu Bupati.Dalam melaksanakan kebijaksanaan pemerintahan dan pembangunan. 3.1.4 Makna dan Arti Logo Kabupaten Langkat Makna dan arti Logo Kabupaten Langkat dalam bentuk gambar adalah sebagai berikut : 1. Sebuah bintang bewarna emas dan kuning gading melambangkan dasar falsafah bangsa indonesia yaitu pancasila. 2. Perisai bewarna kuning gading dan dua buah bambu kuning melambangkan perjuangan rakyat bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan berdasarkan pancasila. 3. Untaian padi dan kapas 17 dan 18 melambangkan tanggal 17 bulan 8 tahun 1945 dan keseluruhannya melambangkan kesejahteraan bangsa indonesia. 4. Tapak sirih warna coklat muda dan perhiasannya melambangkan kebudayaan dan adat istiadat rakyat Kabupaten Langkat. 5. Sampan nelayan dengan layar warna coklat muda dan badannya warna hitam melambangkan bahwa daerah langkat berpantai luas rakyat bersemangat bahari. Universitas Sumatera Utara 73 6. Keris bewarna putih dan gagangnya bewarna coklat tua melambangkan semangat patriotisme rakyat Langkat. 7. Pita bewarna merah dan tulisan “Kabupaten Langkat” bewarna putih melambangkan daerah Kabupaten Langkat. Makna dan arti Logo Kabupaten Langkat dalam Warna adalah sebagai berikut : 1. Warna hijau melambangkan kemakmuran Dasar Lambang. 2. Warna kuning emas melambangkan kebesaran jiwa dan kemurnian adat. 3. Warna kuning gading melambangkan kejayaan . 4. Warna merah melambangkan semangat yang menyala-nyala. 5. Warna biru melambangkan kecintaan dan kesetiaan pada tanah air. 6. Warna putih melambangkan lambang kesucian dan kemakmuran. 7. Warna coklat melambangkan kepribadian dan kesuburan tanah Langkat. 8. Warna hijau melambangkan kejujuran dan keteguhan. 3.1.5 Visi dan Misi Kabupaten Langkat Visi RPJMD Kabupaten Langkat tahun 2014 - 2019 ialah : Terwujudnya masyarakat Kabupaten Langkat yang lebih maju, dinamis, sejahtera dan mandiri, berlandaskan aspek hukum, religius, kultural dan berwawasan lingkungan. Misi dalam rangka pencapaian Visi Kabupaten Lagkat tahun 2014 – 2019 sebagai berikut : 1. Meningkatkan profesionalisme birokrasi ; Universitas Sumatera Utara 74 2. Meningkatkan kualitas SDM pendidikan, kesehatan dan sosial yang berlandaskan iman dan taqwa serta pelestarian budaya ; 3. Memantapkan pembangunan perdesaan ; 4. Meningkatkan keimanan dan ketertiban wilayah melalui penegakkan supermasi hukum dan HAM ; 5. Meningkatkan ketersedian infrastruktur dan keterpaduan tata ruang wilayah ; 6. Meningkatkan ekonomi kerakyatan yang berdaya saing ; 7. Memulihkan keseimbangan lingkungan dan menerapkan pembangunan berkelanjutan ;

3.2 Gambaran Umum Gugus Tugas Kabupaten Layak Anak Kabupaten Langkat