Deskripsi Hasil Wawancara PENYAJIAN DATA

90 Jumlah 10 100 Sumber data: Penelitian, 2017 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa informan dalam penelitian ini berasal dari berbagai kalangan yang dianggap memahami secara jelas terkait dengan judul yang diangkat dalam penelitian ini. Berdasarkan klasifikasi informan dalam penelitian ini, maka informan dengan presentase terbanyak berasal dari kalangan kepala subseksi sebanyak 40 , kemudian kepala bidang 20 , Ketua LSMOrganisasi Anak 20, masyarakat Kabupaten Langkat 20 dan yang terakhir adalah kepala dinas 10 . Kepala dinas hanya satu orang yang menjadi informan, dikarenakan kepala dinas tersebut merupakan leading sector dari pengembangan kebijakan kabupaten Layak Anak di Kabupaten Langkat.

4.3 Deskripsi Hasil Wawancara

Metode wawancara yang dipilih oleh penulis adalah tipe wawancara berstruktur, dimana sebelum memulai wawancara terlebih dahulu penulis menyusun daftar pertanyaan yang diajukan. Namun, di dalam prosesnya sendiri tidak menutup kemungkinan akan munculnya pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat menggali informasi lebih dalam dari para informan. Kebijakan KabupatenKota Layak Anak KLA di Kabupaten Langkat adalah sistem pembangunan Kabupaten yang mengintergrasikan komitmen dan sumberdaya pemerintah Kabupaten Langkat , masyarakat Kabupaten Langkat dan dunia usaha yang terencana secara menyeluruh dan berkelanjutan dalam kebijakan, program dan kegiatan untuk pemenuhan hak-hak anak. Universitas Sumatera Utara 91 Agustino dalam Dasar-Dasar Kebijakan Publik 2008:141 menjelaskan bahwa model pendekatan yang dirumuskan oleh Metter dan Horn disebut dengan a model of the policy implementation. Proses implementasi ini merupakan sebuah abstraksi atau performansi suatu implementasi kebijakan yang pada dasarnya secara sengaja dilakukan untuk meraih kinerja implementasi kebijakan publik yang tinggi yang berlangsung dalam hubungan variabel. Model ini mengandaikan bahwa implementasi kebijakan berjalan secara linier dari keputusan politik yang tersedia, pelaksana, dan kinerja kebijakan publik. Ada enam variabel menurut Metter dan Horn, yang mempengaruhi kinerja kebijakan publik tersebut adalah sebagai berikut Agustino, 2008:142 ukuran dan tujuan kebijakan, sumberdaya, karakteristik agen pelaksana sikap atau kecenderungan komunikasi antarorganisasi, dan aktivitas pelaksana lingkungan ekonomi, sosial, dan politik.. Sudah sejauh mana penerapan kebijakan kabupaten layak anak di Kabupaten Langkat dapat ditinjau dari variabel-variabel tersebut yang akan dideskripsikan sesuai hasil wawancara dengan para informan. Adapun variabel implementasi kebijakan , yaitu : 4.3.1 Ukuran dan tujuan kebijakan Kinerja implementasi kebijakan dapat diukur tingkat keberhasilannya jika dan hanya jika ukuran dan tujuan dari kebijakan memang realistis dengan sosio kultur yang berada di level pelaksana kebijakan dan pengawas kebijakan. Ketika ukuran kebijakan atau tujuan kebijakan terlalu ideal bahkan terlalu utopis untuk Universitas Sumatera Utara 92 dilaksanakan di level warga, maka agak sulit memang merealisasikan kebijakan publik hingga titik yang dapat dikatakan berhasil. Kebijakan Pengembangan KabupatenKota Layak Anak KLA merupakan keikutsertaan Indonesia dalam komitmen dunia menciptakan Dunia Layak Anak. Seperti, seperti yang dipaparkan oleh Bapak Ir.Waluyo selaku divisi pelayanan anak P2TP2A Kabupaten Langkat bahwa : Pada tahun 2002, Unicef melaksananakan kegiatan di New York dengan beberapa menteri waktu itu menghadiri suatu pertemuan para tokoh anak dan pejabat pemerintah dari seluruh dunia. Nah, disitu PBB melalui UNICEF mencanangkan suatu komitmen untuk membangun “A World Fit For Children”, dunia layak anak, pada tanggal 6-9 Mei 2002. Itu menjadi komitmen seluruh dunia. Artinya, mereka dianjurkan begitu pulang, agar membangun negerinya itu menjadi negeri layak anak dimulai dari KotaKabupaten Layak Anak. Atas dasar itulah kemudian dikampanyekan, sehingga tentunya ini sangat positif. Kebijakan Kota Layak Anak ini secara nasional dimulai ketika PBB melalui Komite Ad Hoc pada sesi khusus untuk anak membentuk dokumen “A World Fit For Children”, dunia yang layak anak. Semenjak itu, tahun 2006 Indonesia memulai komitmen mewujudkannya melalui kebijakan Kota Layak Anak. Hasil wawancara pada tanggal 07 Februari 2017 Atas dasar tersebut kebijakan Kabupaten Layak anak mulai diterapkan di Indonesia melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia mengeluarkan peraturan menteri nomor 13 tahun 2011 tentang paduan pengembangan kabupatenkota layak anak KLA. Atas dasar peraturan tersebut seluruh Provinsi dan KabupatenKota mulai menerapkan kebijakan KabupatenKota layak anak. Di kabupaten Langkat penerapan kebijakan Kabupaten Layak anak dimulai sejak tahun 2012, seperti keterangan yang disampaikan oleh Ibu Universitas Sumatera Utara 93 H.Purnama Dewi Tarigan, SH selaku Kepala Dinas PPKB dan PPA Kabupaten Langkat yang menyatakan: Pengembangan kebijakan KLA sudah berjalan sejak tahun 2012, ditahun tersebut dicanangkannya Kabupaten Langkat menjadiKabupaten menuju layak anak oleh Kementerian Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak RI. Jadi sejak itu gugus tugasnya sudah terbentuk, kemudian melakukan pembinaan dalam bentuk seminar KLA yang dihadiri oleh para petinggi SKPD se Kab.Langkat, penguatan tim fasilitatorKLA Kab.Langkat , sekaligus juga ada kegiatan pembinaan ditingkat desakelurahan layak anak dari tahun 2012 sampai sekarang. Hasil wawancara pada tanggal 09 Februari 2017 Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh Bapak Ir. Waluyo selaku Kepala Divisi Pelayanan Anak P2TP2A Kabupaten Langkat beliau mengatakan : Jadi kebijakan KLA itu mulai dijalankan tahun 2010 di Indonesia , dan kemudian digerakkan tahun 2012 di Kabupaten Langkat, pada mulannya kabupaten langkat melalui instansinya yaitu badan kb dan pp kab. Langkat melakukan upaya untuk pelaksanaan kla, lalu didukung oleh SK bupati langkat,kemudian dilaksanakan oleh badan kb dan pp, Hasil wawancara pada tanggal 07 Februari 2017 Sejak tahun 2012 hingga sekarang pengembangan kebijakan kabupaten layak anak sedang digalak-galakkan di kabupaten Langkat, melalui dinas PPKB dan PPA Kabupaten Langkat sebagai leading sector beserta tim gugus tugas KLA yang diberi mandat oleh Bupati Langkat melalui surat keputusannya. Hal yang menjadi dasar dilaksanakaannya kebijakan KLA di Kabupaten Langkat selain adanya peraturan menteri no 13 tahun 2011 juga terdapat beberapa aturan lain sebagaimana yang disampaikan oleh Ibu Mimi Wardani Lubis, S.STP,M.AP selaku KABID Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak, beliau mengatakan : Dasarnya pelaksanaan KLA berkaitan dengan dari UU nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak, kemudian beberapa Universitas Sumatera Utara 94 peraturan menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI berkaitan dengan Juklak dan jukhnis tentang pengembangan KLA. Di Kabupaten Langkat sendiri belum ada Peraturan daerah yang fokus terhadap Kebijakan Kabupaten Layak Anak. Namun atas pedoman dan intruksi dari pusat dan pemerintah provinsi, Kabupaten Langkat sudah melakukan pembentukan terhadap instrumen- instrumen penting dalam mensukseskan program KLA yaitu antara lain dengan terbentuknya tim gugus tugas KLA Kabupaten Langkat, Forum Anak Kabupaten hingga ke tingkat desa , dan Penghunjukan dan Penetapan Desa Kelurahan Yang Mengembangkan Desa Kelurahan Layak Anak di Kabupaten Langkat. Hasil wawancara pada tanggal 09 Februari 2017 Beliau juga menambahkan bahwa kebijakan Kabupaten Layak anak ini sangat baik bagi pembangunan berbasis manusia di Kabupaten Langkat, dalam keterangannya beliau menyampaikan : Kebijakan ini sangat bagus, jika kebijakan ini berjalan sesuai dengan perencanaan dan dilaksanakan oleh seluruh SKPD terkait, karena pada dasarnya pengembangan kebijakan KLA ini tidah cukup hanya dilaksanakan oleh dinas PPKB dan PPA Kab, Langkat saja melainkan seluruh SKPD maupun lembaga yang berkaitan dengan pemenuhan hak- hak anak dan berkaitan dengan kluster hak anak. Kalau semua ini dilaksanakan dengan baik, maka kedepannya pembangunan akan berjalan dengan baik. Hasil wawancara pada tanggal 09 Februari 2017 Atas kerjasama yang dijalankan oleh Dinas PPKB dan PPA sebagai leading sector dan seluruh tim gugus tugas yang terdiri dari beberapa perwakilan SKPD pada tahun 2013 Kabupaten Langkat mendapatkan penghargaan sebagai Kabupaten Layak anak tingkat Pratama. Sesuai yang disampaikan oleh Ibu Dewi Purnama Tarigan, SH selaku Kepala dinas PPKB dan PPA Kabupaten Langkat, beliau menyatakan : Pada awalnya itu berdasarkan kebijakan yang dibuat, contohnya tim gugus tugas KLA melalui SK bupati, Forum Anak yang juga melalui SK Universitas Sumatera Utara 95 Bupati, kemudian kita mempunyai Peraturan daerah Kab.Langkat nomor 03 tahun 2013 yang berkaitan dengan perlindungan anak kemudian fasilitas umum yang ramah terhadap anak, dari beberapa poin penilaian pada saat tim verifikasi dari pusat menilai kita, nilai kita tinggi di kluster kelembagaan. Sehingga di tahun 2013 kita mendapatkan penghargaan tersebut. Hasil wawancara pada tanggal 09 Februari 2017 Kluster kelembagaan merupakan poin penting dalam keberhasilan Kabupaten Langkat mencapai penghargaan layak anak. Namun masih terdapat beberapa kluster yang juga merupakan poin penting dalam KLA salah satunya ialah kluster hak sipil dan kebebasan yang berkaitan dengan pengumpulan data anak di Kabupaten Langkat yang tercantum dalam peraturan menteri KPP dan PPA nomor 13 tahun 2010 tentang petunjuk tekhnis KabupatenKota Layak Anak. Fakta di lapangan tiap SKPD mempunyai argumentasi dan dasar hukum sendiri terkait anak. Di Dinas PPKB dan PPA sendiri mempunyai sistem data anak melalui BPS, Data SKPD dan Kecamatan hingga Desa, seperti yang disampaikan Ibu Mimi Wardani Lubis, S.STP,M.AP selaku KABID Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak, beliau mengatakan : Jadi kita menggunakan sistem pengumpulan data dua arah, yang pertama kita mengambil data yang telah tersedia di BPS kab.Langkat, dan juga kita mengambil data dari dinas-dinas terkait di Kab. langkat ,dan juga dari tingkat kelurahandesa melalui kecamatan, hanya saja yang menjadi permasalahan saat ini ialah sulitnya mengkoordinasikan beberapa kecamatan yang sering tidak mengirimkan data yang sudah kita minta jauh-jauh hari. Kita lebih banyak menggunakan data dari BPS data yang dari bawah hanya sekedar data pembanding saja. Hasil wawancara pada tanggal 09 Februari 2017 Dari penyampaian diatas dapat dilihat bahwa Kabupaten Langkat belum mempunyai data anak yang benar-benar lengkap dan terpisah sesuai dengan kondisi anak. Sebab dasarnya dikarenakan sulitnya mengkoordinasikan beberapa SKPD dan instansi terkait. Namun peneliti mencoba untuk lebih mendalam Universitas Sumatera Utara 96 mencari informasi terkait pengumpulan sistem data anak di Kabupaten Langkat melalui Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Langkat. Bapak Ahmad Dian Fakhruzy S.STP,M.AP selaku KABID Pencatatan Sipil Disdukcapil Kabupaten Langkat mengatakan : Pendataan di Dukcapil itu, anak didata berdasarkan permohonan, artinya ketika keluarga ingin memasukkan anaknya ke kartu keluarga harus terlebih dahulu melakukan permohonan sesuai administratif dan ketentuan dari Disdukcapil. Dan mengenai keterpilahan data anak dapat dilihat dari kartu keluarga, jadi data tanggal lahir anak itu tertera, jadi dapat dipilah mana yang masih usia anak dan sudah tidak lagi usia anak, yang namanya anak menurut definisi dukcapil dibawah 18 tahun itu dikatakan masih anak, kami kan database dan data itu bisa berubah-berubah perhari, dikarenakan setiap orang terutama yang berusia 17-18 tahun kan tiap hari ada yang berulang tahun. Kalau di dukcapil sendiri kevalidan data kami pun teruji dikarenakan langsung oleh masyarakat melaporakan terkait data anaknya. Hasil wawancara pada tanggal 13 Februari 2017 Data anak Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Langkat memang selalu updatating dikarenakan anak yang baru lahir sudah harus mengurus akte kelahiran yang merupakan syarat administratif kependudukan. Beliau juga menambahkan bahwa : Program akte kelahiran sudah gratis sesuai dengan undang-undang nomor 24 tahun 2013 sudah dinyatakan gratis jadi tidak ada pungutan baik dari perda bentuk resmi maupun tidak, jadi masyarakat dianjurkan untuk datang dan mengurus langsung ,jangan melalui orang lain yang mengurusinya dikhawatirkan orang lain tersebut memintah upah biaya transport dan biaya makannya sehingga terjadinya pembiayaan. Berikut prosedu dan syarat administratif pengurusan akte kelahiran : Prosedur : 1. isi form folmulir 2, laporan dari pelapor, pelapor bisa dari keluraga atau orang tua langsung Syarat administratif : 1, surat kelahiran dari bidan atau rumah sakit 2. fotokopi buku nikah atau akte perkawinan orang tua 3.fotokopi ktp orang tua suami istri 4. fotokopi ktp saksi Universitas Sumatera Utara 97 Hasil wawancara pada tanggal 13 Februari 2017 Semua kepengurusan akte dan administrasi kependudukan lainnya sudah di gratiskan, maka dari itu diharapkan kepada masyarakat untuk mengurusinya secara langsung. Saat ini juga akte kelahiran merupakan syarat wajib untuk seorang anak untuk bersekolah. Maka dari itu melalui KABID Pencatatan Sipil Disdukcapil mengatakan : 95 anak-anak di Kabupaten Langkat sudah memiliki akte kelahiran. Hasil wawancara pada tanggal 13 Februari 2017 Berkaitan dengan hak dasar anak yaitu pemberian akte kelahiran pemerintah sudah mengupayakan agar anak-anak mendapatkan haknya secara gratis dan mudah. Namun problematika anak-anak di Kabupaten Langkat bukan hanya persoalan akte kelahiran saja melainkan persoalan yang berkaitan dengan anak terlantar dan anak berkebutuhan khusus, seperti yang disampaikan oleh Ibu Elida Fitri Khairuna Lbs, S.Psi selaku Kepala Seksi Pencegahan Dan Pemberdayaan Sosial Dinas Sosial Kabupaten Langkat, beliau mengatakan : Problematika yang berkaitan dengan anak terlantar dan anak difabel, anak korban kekerasan juga menjadi tugas dinas sosial jika sudah masuk ke ranah hukum dan polres membutuhkan pendampingan terhadap korban biasanya menggunakan jasa peksos Pekerja Sosial. Hasil wawancara pada tanggal 17 Februari 2017 Hal yang berbeda disampaikan Ibu Ibu Mimi Wardani Lubis, S.STP,M.AP selaku KABID Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak, beliau mengatakan : Universitas Sumatera Utara 98 Sebenarnya yang menjadi masalah yang fenomenal itu ialah keluarga, yaitu permasalahan pola asuh keluarga, keluarga yang tidak peduli,keluarga yang lemah ,keluarga yang tidak menjalankan tugas dan fungsinya sebagai orang tua sehingga lalai dalam pengawasan anak- anaknya makanya itu hal yang menjadi awal terjadinya kasus kekerasan. Kemudian tentang ketahanan keluarga yang berkaitan dengan ekonomi keluarga yang mengarah ke faktor kemiskinan. Karena atas dasar kemiskinan banyak orang tua yang meninggalkan anak-anaknya untuk bekerja keluar negeri, sehingga mereka menitipkan anak-anak nya dengan saudara terdekat, sehingga anak tersebut kurang pengawasan dari orang tuanyya dan rentan menjadi korban kekerasan . Hasil wawancara pada tanggal 09 Februari 2017 Jadi memang problematika anak itu tidak ada habisnya, baik yang terjadi di dalam kelarga maupun dilingkungan masyarakat. Kabupaten yang layak anak tentunya harus fokus dan tanggap terhadap beberapa persoalan yang menyangkut tumbuh kembang dan perlindungan anak , Pemerintah Kabupaten Langkat terus berupaya agar selalu memberikan penanganan yang terbaik terhadap persoalan- persoalan yang menimpa anak, seperti yang disampaikan Ibu Lisa Helmina Sihaloh S.Psi selaku Kasi Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kabupaten Langkat, beliau mengatakan : penanganan anak disabilitas tidak ada yang terlalu khusus , kita hanya kepada pemberian bantuan, seperti pemberian alat-alat sekolah . Kalau penangan untuk anak terlantar, jika ada laporan kita pantau dahulu ,kita disini juga ada peksos Pekerja Sosial perpanjangan tangan dari kemensos yang tugasnya memberikan pembinaan. Kalau penganan anak terlantar kita harus assesment awal, kita cari tahu dulu identitas si anak terlantar ini, jika masih terdapat orang tua nya kita akan kembalikan ke orang tuannya, jika tidak ada orang tua atau sanak keluarganya kita akan arahkan anak tersebut ke panti. Hasil wawancara pada tanggal 17 Februari 2017 Universitas Sumatera Utara 99 4.3.2 Sumberdaya Keberhasilan proses implementasi kebijakan sangat tergantung dari kemampuan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia. Manusia merupakan sumberdaya yang terpenting dalam menentukan suatu keberhasilan proses implementasi. Tahap- tahap tertentu dari keseluruhan proses implementasi menuntut adanya sumberdaya manusia yang berkualitas sesuai dengan pekerjaan yang diisyaratkan oleh kebijakan yang telah ditetapkan secara politik. Tetapi ketika kompetensi dan kapabilitas dari sumberdaya-sumberdaya itu nihil, maka kinerja kebijakan publik sangat sulit untuk diharapkan. Tetapi di luar sumberdaya manusia, sumberdaya-sumberdaya lain yang perlu diperhitungkan juga, ialah sumberdaya finansial dan sumberdaya waktu. Karena, mau tidak mau ketik sumberdaya manusia yang kompeten dan kapabel telah tersedia sedangkan kucuran dana melalui anggaran tidak tersesia, maka menjadi perosalan pelik untuk merealisasikan apa yang hendak dituju oleh kebijakan publik. Demikian pula halnya dengan sumberdaya waktu, saat sumberdaya manusia giat bekerja dan kucuran dana berjalan dengan baik, tetapi terbentur dengan persoalan waktu yang terlalu ketat, maka hal ini pun dapat menjadi penyebagian ketidakberhasilan implementasi kebijakan. Berkaitan dengan pemenuhan hak-hak anak di kabupaten Langkat masih ditemukan beberapa kelemahan-kelemahan yang berkaitan dengan pemahaman Sumberdaya manusia tersebut terhadap KLA sesuai dengan yang disampaikan oleh Bapak Ir. Waluyo selaku Kepala Divisi Pelayanan Anak P2TP2A Kabupaten Langkat beliau mengatakan : Masih ditemukan oknum pemerintah yang merupakan pimpinan wilayah kelurahan maupun desa yang pemahamannya masih minim terkait KLA Universitas Sumatera Utara 100 sehingga kebijakan ini kuat di kabupaten, namun menjadi lemah ketika diimplementasikan di tingkat kelurahan dan desa. Ditambah lagi sering sekali terjadi perpindahan dan pemutasian yang terjadi di lingkungan kepegawaian suatu instansi, sehingga itu menjadi persoalan bagi tim gugus tugas , dari hal tersebut menjadi dasar sulitnya terkadang komunikasi dan koordinasi dalam pemenuhan hak-hak anak. Hasil wawancara pada tanggal 07 Februari 2017 Dari pernyataan diatas, artinya bahwa pemahaman konsep kebijakan KLA sendiri belum merata di tatanan pimpinan SKPD dan pimpinan wilayah dari kecamatan hingga desa. Namun terdapat pernyataan yang berbeda dari oleh Ibu H.Purnama Dewi Tarigan, SH selaku Kepala Dinas PPKB dan PPA Kabupaten Langkat yang menyatakan : Saat ini sudah semakin membaik, kalau dahulu yang menjadi kendala adalah persoalan adalah ketika anggota tim gugus tugas KLA yang dimutasi ,sehingga harus megadvokasi orang baru lagi, tapi sekarang sudah banyak yang sudah paham, karena memang dalam mengembangkan program KLA ini , Impelementor dari SKPD yaitu manusiannya harus memahami dahulu baru programnya berjalan . saat ini sudah banyak pegawai dari SKPD yang menjadi Tim Gugus Tugas KLA memahami konsep pembangunan yang berkaitan dengan hak-hak anak. Hasil wawancara pada tanggal 09 Februari 2017 Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa saat ini leading sector KLA yaitu Dinas PPKB dan PPA Kabupaten Langkat sedang mengupayakan agar seluruh SKPD dan pimpinan wilayah dari tingkat kecamatan hingga desa dapat memahami dan menerapkan kebijakan KLA di masing-masing institusi. Berkaitan dengan penganggaran , tidak akan berjalan suatu program tanpa difasilititasi oleh kekuatan dari segi finansial, hal tersebut disampaikan Ibu Mimi Wardani Lubis, S.STP,M.AP selaku KABID Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak, beliau mengatakan : Sumber dana kita hanya dari APBD Kabupaten Langkat CSR perusahaan untuk KLA belum ada. Anggaran kita juga minim karena APBD Langkat Universitas Sumatera Utara 101 juga sedikit. Kita juga memperjuangkan agar ditahun depan anggaran berkaitan dengan pengembangan KLA bisa naik, beberapa anggota dprd Kab.langkat juga sudah banyak yang paham tentang KLA Jadi untuk pengembangan KLA setiap tahunnya 300 juta jika dirincikan anggaran sebagai berikut : P2tp2a program Perlindungan Perempuan dan anak 190 Juta Program Pembinaan KLA Seminar,Pelatihan tim Fasilitator anak, dan pembinaan turun ke desa dan kelurahan 57 Juta Lain- lain 53 Juta Hasil wawancara pada tanggal 09 Februari 2017 Dengan anggaran 300 juta dari APBD Kabupaten Langkat yang digunakan untuk menjalankan kebijakan KLA dalam satu tahun di Kabupaten Langkat dinilai masih sangat minim dikarena jarak antara 23 kecamatan yang sangat jauh. Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Langkat melalui dinas PPKB dan PPA terus berkoordinasi dengan DPRD Kabupaten Langkat demi meningkatkan anggaran yang di arahakan kan untuk kebijakan KLA. Dalam melakukan advokasi dan sosialisasi terkait pengembangan KLA, Pemerintah Kabupaten Langkat mempunyai target agar Kabupaten Langkat menjadi Kabupaten Layak Anak sesuai dengan yang disampaikan Ibu Dewi Purnama Tarigan, SH selaku Kepala dinas PPKB dan PPA Kabupaten Langkat, beliau menyatakan : Mengenai targetan kapan Kabupaten Langkat benar-benar menjadi Kabupaten yang layak anak , mungkin 5 sampai 10 tahun kedepan , karena memang porgram KLA ini harus dimulai dari bawah dulu yaitu desa kelurahan, karena mewujudkan Kabupaten yang layak anak tidak hanya menjadi tugas dari dinas maupun badan di Kab.langkat melainkan juga masyarakat dan dunia usaha. Saat ini kita sedang melakukan pendekatan dengan desa dan kelurahan dengan memberikan pembinaaan dan motivasi terkait pengembangan KLA di tingkat desa dan kelurahan Kita sadar bahwa hal ini tidak bisa dilakukan dengan instan, di langkat wilayahnya cukup luas dimana tedapat 23 kecamatan dan 277 Desa dan kelurahan, tentunya ini menjadi pekerjaan besar kedepannya bagaimana Universitas Sumatera Utara 102 kita dapat memberikan pemahaman terkait kepada masyarakat Intinya Kabupaten berhak menjadi layak anak jika, kecamatan nya sudah layak anak, sama juga halnya jika kecamatan berhak menjadi layak anak jika desa dan kelurahannya sudah layak anak. Hasil wawancara pada tanggal 09 Februari 2017 4.3.3 Karakteristik agen pelaksanan Pusat perhatian pada agen pelaksana meliputi organisasi formal dan organisasi informal yang akan terlibat pengimplementasian kebijakan publik. Hal ini sangat penting karena kinerja kebijakan publik akan sangat banyak dipengaruhi oleh ciri-ciri yang tepat serta cocok dengan para agen pelaksananya. Selain itu, cakupan atau luas wilayah implementasi kebijakan perlu juga diperhitungkan manakala hendak menentukan agen pelaksana. Semakin luas cakupan implementasi kebijakan, maka seharusnya semakin besar pula agen yang dilibatkan. Berkaitan dengan agen pelaksana atau implementor kebijakan KLA di Kabupaten Langkat sudah dibentuk melalui SK Bupati Kabupaten Langkat mengenai Tim Gugus Tugas KLA seperti yang disampaikan Ibu Mimi Wardani Lubis, S.STP,M.AP selaku KABID Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak, beliau mengatakan : Jadi memang di dalam gugus tugas itu seluruh dinas atau lembaga tergabung, namun jika ditanyakan dinas yang aktif dalam mengimplementasikan KLA itu hanya dinas-dinas yang berkaitan dengan pelayanan dasar , seperti dinas sosial,dinas kesehatan, dinas pendidikan, dinas catatan sipil,PPKB dan PPA , dinas PMD, BAPPEDA, Kemenag dan beberapa instansi lainnya. Hasil wawancara pada tanggal 09 Februari 2017 Dari pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa seluruh SKPD dan stakeholder Terkait sudah tergabung di Tim Gugus Tugas KLA, namun jika Universitas Sumatera Utara 103 ditanya tentang keaktifan, hanya instansi yang berkaitan dengan pelayanan dasar saja yang aktif dalam melaksanakan kebijakan KLA. Berikut susunan pengurustim gugus tugas KLA Kabupaten Langkat : PENGARAH : Bupati Langkat SUSUNAN TIM GUGUS TUGAS KLA KABUPATEN ANGKAT Wakil Bupati Langkat Ketua DPRD Kabupaten Langkat PENANGGUNGJAWAB : Sekretaris Daerah Kabupaten Langkat Asisten Adm.Ekbang dan Sosial Kabupaten Langkat KETUA : Kepala BAPPEDA Kabupaten Langkat WAKIL KETUA : Kepala BPKAD Kabupaten Langkat SEKRETARIS : Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Perempuan, Perlindungan Anak Kabupaten Langkat WAKIL SEKRETARIS : Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Langkat SUB GUGUS TUGAS PENGUATAN KELEMBAGAAN KOORDINATOR : Kepala Inspektorat Kabupaten Langkat ANGGOTA : 1. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Langkat 2. Kepala Dinas Koperasi, UKM dan PMD Kabupaten Langkat 3. Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Langkat 4. Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Universitas Sumatera Utara 104 Langkat 5. Kepala BKD Kabupaten Langkat 6. Kepala Kantor Kesbang Kabupaten Langkat 7. Kepala Bagian Hukum Setda Kabupaten Langkat 8. Kepala Bagian Umum Setda Kabupaten Langkat 9. Kepala Bagian Tata Pemerintah Setda Kabupaten Langkat 10. Kepala Bagian Organisasi Setda Kabupaten Langkat 11. Manajer PTPN II Kw.Bingai 12. Ketua APINDO Kabupaten Langkat 13. Ketua Forum Peduli Autis Kabupaten Langkat 14. Ketua Forum Anak Kabupaten Langkat SUB GUGUS TUGAS HAK SIPIL DAN KEBEBASAN KOORDINATOR : Kepala Bagian Tata Pemerintah Kabupaten Langkat ANGGOTA : 1. Kepala Dinas dan Catatan Sipil Kabupaten Langkat 2. Kepala Dinas Pendapatan Kabupaten Langkat 3. Kepala Badan PMDK Kabupaten Langkat 4. Kepala Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Langkat 5. Kepala Kantor Satpol PP Kabupaten Langkat 6. Kepala Bagian Humas dan Informasi Setda Universitas Sumatera Utara 105 Kabupaten Langkat 7. Kepala Bagian PDE dan Santel Setda Kabupaten Langkat 8. Kepala Sub Bidang PKH dan PPA Badan KB dan PP Kabupaten Langkat 9. Ketua PWI Kabupaten Langkat SUB GUGUS TUGAS LINGKUNGAN KELUARGA DAN PENGASUHAN ALTERNATIF KOORDINATOR : Kepala Dinas Sosial Kabupaten Langkat ANGGOTA : 1. Ketua Pengadilan Agama Kabupaten Langkat 2. Kepala KEMENAG Kabupaten Langkat 3. Ketua TP-PKK Kabupaten Langkat 4. Kepala Sub Bidang PM dan KK Badan KB dan PP Kabupaten Langkat SUB GUGUS TUGAS KESEHATAN DASAR DAN KESEJAHTERAAN KOORDINATOR : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat ANGGOTA : 1. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Langkat 2. Kepala Dinas PU Kabupaten Langkat 3. Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Langkat 4. Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Langkat 5. Kepala Bagian Kesejahteraan Sosial Setda Kabupaten Langkat 6. Direktur RSUD Tanjung Pura 7. Kepala Bidang KESGA Dinas Kesehatan Universitas Sumatera Utara 106 Kabupaten Langkat 8. Ketua IDI Kabupaten Langkat 9. Ketua IBI Kabupaten Langkat SUB GUGUS TUGAS PENDIDIKAN,PEMANFAAT WAKTU LUANG DAN KEGIATAN SENI BUDAYA KOORDINATOR : Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Langkat ANGGOTA : 1. Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Langkat 2. Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Langkat 3. Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Langkat 4. Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Langkat 5. Kepala Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Langkat 6. Kepala PGRI Kabupaten Langkat 7. Ketua HIMPAUDI Kabupaten Langkat 8. Ketua Kwartir Cabang Pramuka Kabupaten Langkat SUB GUGUS TUGAS PERLINDUNGAN KHUSUS KOORDINATOR : Koordinator P2TP2A Kabupaten Langkat ANGGOTA : 1. KAPOLRES Langkat 2. Ketua Pengadilan Negeri Stabat 3. Ketua Kejaksaan Negeri Stabat 4. Kanit PPA POLRES Langkat Universitas Sumatera Utara 107 5. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Langkat 6. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Langkat 7. Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat Dari data susunan kepengurusan tersebut dapat dilihat bahwa seluruh SKPD dan Stakeholder yang berkaitan dengan anak sudah dilibatkan untuk mensukseskan penerapan kebijakan KLA di Kabupaten Langkat. Namun fakta dilapangan masih terdapat beberapa kendala dan hambatan, sesuai yang disampaikan Ibu Sri Mahyuni S.K.M, M.K.M selaku kepala seksi kesehatan keluarga, beliau mengatakan : Hambatannya adalah mengenai mutasi pegawai, KLA ini kan kebijakan yang bisa dibilang baru, bisa juga tidak karena sejak tahun 2012 berlakunya, namun seiring berjalannya waktu, ketika salah satu tim gugus tugas di pindahkan ke instansi lain, menyebabkan intansi tersebut kehilangan orang yang paham terkait KLA, sehingga harus memulainya dari nol lagi. Tidak ada sistem kaderisasi maupun sosialisasi yang lebih mendalam untuk masing-masing SKPD agar memahami inti dan tujuan KLA. Hasil wawancara pada tanggal 28 Februari 2017 Hambatan utamannya adalah belum menyeluruhnya Sumberdaya manusia dari SKPD yang memilik pemahaman terkait KLA, sehingga menyulitkan ketika sumberdaya tersebut dipindahkan ke instansi lain menimbulkan kekosongan walaupun sudah digantikan dengan pegawai yang baru, tetapi tetap saja harus mulai dari nol lagi. Hal yang sama juga disampaikan Ibu Mimi Wardani Lubis, Universitas Sumatera Utara 108 S.STP,M.AP selaku KABID Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak, beliau mengatakan : Kendalanya utamanya itu berkaitan dengan SDM, karena kan fokus kita saat ini adalah ke wilayah desa dan kelurahan, masih banyak kepala desa dan lurah yang belum paham. Ditambah lagi persoalan anggaran, kalau untuk wilayah administratif desa mungkin tidak ada kendala terkait anggaran dikarenakan adanya dana desa, akan tetapi kelurahan masih terdapat kendala dalam segi anggaran. Hasil wawancara pada tanggal 09 Februari 2017 Dari pernyataan diatas, dapat dismpulkan bahwa persoalan pengimplementasian KLA ini bukan hanya ditataran SKPD saja melainkan juga wilayah. Contohnya pelaksanaan kebijakan kecamatan layak anak, tentunya camat selaku pimpinan tertinggi di kecamatan mengintruksikan agar masing-masing kelurahan dan desa dapat menerapkan kebijakan tersebut di wilayah kelurahan dan desa. Kita tahu bahwa setelah adanya UU Desa nomor 6 tahun 2014 menjadikan desa otonom dan berdaya serta membuat desa mempunyai anggaran sendiri. Sehingga dalam penerapan KLA dinilai mudah untuk mensinergiskan program tersebut karena ketersedian anggaran. Namun yang menjadi persoalan adalah wilayah kelurahan yang mempunyai anggaran terbatas sehingga akan sulit untuk menerapkan kebijakan tersebut dengan maksimal. 4.3.4 Sikap atau Kecendrungan Sikap penerimaan atau penolakan dari agen pelaksana akan sangat banyak mempengaruhi keberhasilan atau tidaknya kinerja kebijakan publik. Hal ini sangat mungkin terjadi oleh karena kebijakan yang dilaksanakan bukanlah Universitas Sumatera Utara 109 hasil formulasi warga setempat yang mengenal betul persoalan dan permasalahan yang mereka rasakan. Tetapi kebijakan yang akan implementor laksanakan adalah kebijakan ”dari atas” top-down yang sangat mungkin para pengambil keputusannya tidak pernah mengetahui bahkan tidak mampu menyentuh kebutuhan, keinginan, atau permasalahan yang warga ingin selesaikan. Salah satu unsur pendukung dari KLA ialah tersedianya wadah partisipasi anak yang bernama Forum Anak. Forum anak sendiri merupakan wadah organisasi yang didalamnya terdapat seluruh elemen anak. Hadirnya forum anak menjadikan anak-anak mempunyai wadah penyalur aspirasinya. Sesuai yang disampaikan oleh adinda Juari selaku Ketua Forum Anak Kabupaten Langkat, beliau mengatakan : Melalui forum Anak, kami telah dilibatkan dalam musrenbang kabupaten , melalui forum musrenbang kami menyampaikan aspirasi kami berkaitan dengan sarana prasarana penunjang anak, alhamdulillah ketika pada tahun 2013 kami mulai mengikuti musrenbang kami meminta agar dibuatkan taman bermain anak yang terletak di ibukota kabupaten dan terwujud di tahun 2014. Kami sangat apresiasi kepada Pemkab Langkat dan DPRD kabupaten Langkat yang peduli terhadap kebutuhan anak. Hasil wawancara pada tanggal 14 Februari 2017 Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa peran musrenbang sendiri juga sangat optimal dalam mensukseskan kebijakan KLA. Pemerintah Kabupaten langkat juga sudah tanggap terkait partisipasi anak dalam pembangunan, dengan mengikut sertakan forum anak dalam musrenbang itu saja sudah menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam mensukseskan kebijakan KLA. Berkaitan dengan hal tersebut juga BAPPEDA Kabupaten Langkat sudah mengintruksikan seluruh SKPD agar membuat kegiatan maupun program yang Universitas Sumatera Utara 110 menyentuh tentang ibu dan anak. Hal tersebut disampaikan oleh Ibu Sumiati,S.Sos selaku Kepala Bidang Sosial Budaya BAPPEDA Kabupaten Langkat ,beliau mengatakan : BAPPEDA sendiri selaku ketua tim gugus tugas bertugas untuk mengkoordinasikan SKPD agar dapat menerapkan kebijakan kabupaten layak anak. Dengan agenda pertemuan yang kami rancang 3 bulan sekali dan mengintruksikan kepada seluruh SKPD untuk membuat program maupun kegiatan yang menyentuh kesejahteraan ibu dan anak Hasil wawancara pada tanggal 14 Februari 2017 Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa BAPPEDA sendiri mempunyai peran sentral dalam mengkoordinasikan seluruh SKPD di Kabupaten Langkat. Salah satu indikator pendukung kebijakan KLA yaitu Pemerintah harus memiliki Rencana Aksi Dsaerah Kabupaten Layak Anak RAD-KLA yang merupakan rencana aksi dari tiap-tiap SKPD dalam menerapkan kebijakan kabupaten layak anak. Berikut Rencana Aksi Daerah Kabupaten Layak Anak RAD-KLA Kabupaten Langkat. Universitas Sumatera Utara 111 RENCANA AKSI DAERAH KABUPATEN LANGKAT UNTUK KABUPATEN LAYAK ANAK PER INSTANSI DINAS KANTOR UNIT NO INSTANSIDINASKANTOR HAL YANG HARUS DILAKUKAN 1. DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATPIL - Membuat Perda Akte Kelahiran Gratis untuk anak - Mempertimbangkan mengintegrasikan suarapendapat anak dalam proses penyusunan Perda - Menyediakan anggaran untuk pemenuhan hak-hak anak - Memiliki data terpilah anak yang diperbaharui setiap tahun - Memberlakukan pembebasan kutipan akta kelahiran bagi anak - Mengurangi pernikahan usia anak, dengan melakukan upaya antara lain dalam bentuk: sosialisasi, advokasi, pemberian konsultasi pra-pernikahan, danatau sanksi terhadap pelaku pelanggaran orang tua, pemuka agama dan pejabat publik yang menikahkan. - Membuat MoU dengan IBI dan IDI dalam hal memberikan formulir data isian akte kelahiran kepada Bidan dan Dokter untuk mempermudah proses pembuatan akte kelahiran bagi anak. 2. DINAS KESEHATAN - Membuat Perda KIBLA - Mempertimbangkan mengintegrasikan suarapendapat anak dalam proses penyusunan Perda - Menyediakan anggaran untuk pemenuhan hak-hak anak - Mendukung Staf tenaga kesehatan untuk terlatih KHA Konvensi Hak Anak - Mendata lembaga layanan tumbuh kembang dan perlindungan anak dan jumlah anak yang mengakses lembaga tersebut - Membuat pojok ASI dan daerah bebas asap rokok di tempat atau layanan kesehatan - Memiliki data terpilah anak yang diperbaharui setiap tahun - Melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan angka kematian bayi - Melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan kekurangan gizi pada Universitas Sumatera Utara 112 balita - Mempromosikan pemberian asi eksklusif - Membuat pojok asi - Menetapkan 10 Puskesmas untuk dijadikan Puskesmas Ramah Anak setiap tahunnya. - Membuat pelayanan 1 pintu khusus pelayanan kesehatan bagi anak di Puskesmas-puskesmas dan Rumah Sakit Umum 3. DINAS P DAN P - Membuat Perda tentang pendidikan anak - Mempertimbangkan mengintegrasikan suara pendapat anak dalam proses penyusunan Perda - Menyediakan anggaran untuk pemenuhan hak-hak anak - Memfasilitasi forum anak baik tingkat kabupaten, kecamatan, dan desa - Mendukung Staf tenaga pendidik untuk terlatih KHA Konvensi Hak Anak - Mendata lembaga layanan tumbuh kembang dan perlindungan anak dan jumlah anak yang mengakses lembaga tersebut - Membuat daerah bebas asap rokok di lingkungan sekolah atau tempat pendidikan lainnya - Memiliki data terpilah anak yang diperbaharui setiap tahun - Menetapkan 64 sekolah baik sekolah SD, SMP dan SMA untuk dijadikan sebagai Sekolah Ramah Anak setiap tahunnya. - Melakukan pembinaan kepada Forum Anak Kabupaten dan Forum Anak Kecamatan Se-Kabupaten Langkat. - Menginisiasi peraturan tentang larangan anak sekolah untuk merokok - Menginisiasi peraturan tentang kawasan bebas rokok demi kepentingan anak - Melakukan pendataan terhadap PAUD - Menyediakan data angka partisipasi sekolah APS dan angka partisipasi kasar APK atau angka partisipasi murni APM - Membuat Surat Keputusan SK sekolah ramah anak setiap tahunnya - Mengupayakan adanya rute aman dan selamat ke sekolah - Menetapkan 64 sekolah baik sekolah SD, SMP dan SMA untuk dijadikan sebagai Sekolah Ramah Anak setiap tahunnya. - Melakukan pembinaan kepada Forum Anak Kabupaten dan Forum Anak Universitas Sumatera Utara 113 Kecamatan Se-Kabupaten Langkat. 4. BAPPEDA - Membuat Perda tentang pemenuhan hak anak - Mempertimbangkan mengintegrasikan suarapendapat anak dalam proses penyusunan Perda - Menyediakan anggaran untuk pemenuhan hak-hak anak - Melibatkan forum anak dalam proses penyusunan, perencanaan, pemantauan dan evaluasi kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan daerah - Mendukung Staf Petugas untuk terlatih KHA Konvensi Hak Anak - Mendata lembaga layanan tumbuh kembang dan perlindungan anak dan jumlah anak yang mengakses lembaga tersebut - Mendukung membuat pojok ASI dan bebas asap rokok di tempat umum atau tempat layanan umum - Memiliki data terpilah anak yang diperbaharui setiap tahun 5. BADAN KB DAN PP - Membuat Perda tentang perlindungan anak - Mempertimbangkan mengintegrasikan suarapendapat anak dalam proses penyusunan Perda - Menyediakan anggaran untuk pemenuhan hak-hak anak - Memfasilitasi forum anak baik tingkat kabupaten, kecamatan, dan desa - Mendukung Staf Petugas untuk terlatih KHA Konvensi Hak Anak - Mendata lembaga layanan tumbuh kembang dan perlindungan anak dan jumlah anak yang mengakses lembaga tersebut - Memiliki data terpilah anak yang diperbaharui setiap tahun. - Menyediakan layananan konsultasi bagi orangtua keluarga dalam pengasuhan dan perawatan anak - Mengupayakan tersedianya data jumlah anak korban kekerasan - Membuat MoU dengan pihak radio yang ada di Kabupaten Langkat untuk mensosialisasikan Kabupaten Layak Anak kepada masyarakat dengan program acara rutin setiap minggunya dari masing-masing dinas. - Membuat Forum Anak Kabupaten dan Universitas Sumatera Utara 114 Forum Anak Kecamatan Se-Kabupaten Langkat serta melakukan pembinaan. 6. DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN - Membuat Perda atau kebijakan tentang perlindungan anak, contoh pengawasan makanan bagi anak - Mempertimbangkan mengintegrasikan suarapendapat anak dalam proses penyusunan Perda - Menyediakan anggaran untuk pemenuhan hak-hak anak - Mengusahakan adanya keterlibatan dunia usaha dalam upaya tumbuh kembang dan perlindungan anak, dan mendata bentuk dukungan serta melihat apakah berkelanjutan atau tidak 7. DINAS KOPERASI, UKM DAN PMD - Mengusahakan adanya keterlibatan dunia usaha dalam upaya tumbuh kembang dan perlindungan anak, dan mendata bentuk dukungan serta melihat apakah berkelanjutan atau tidak 8. KANTOR SOSIAL - Mengusahakan adanya keterlibatan dunia usaha dalam upaya tumbuh kembang dan perlindungan anak, dan mendata bentuk dukungan serta melihat apakah berkelanjutan atau tidak - menyediakan layanan anak di luar asuhan keluarga - Mengupayakan program pencegahan dan penanganan anak yg terlibat dalam bentuk- bentuk pekerjaan terburuk anak 9. DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI - Mengusahakan adanya keterlibatan dunia usaha dalam upaya tumbuh kembang dan perlindungan anak, dan mendata bentuk dukungan serta melihat apakah berkelanjutan atau tidak - Membuat Perda atau kebijakan tentang perlindungan anak, seperti kebijakan pencegahan penggunaan tenaga kerja anak - Mengupayakan program pencegahan dan penanganan anak yg terlibat dalam bentuk- bentuk pekerjaan terburuk anak 10. KANTOR PERPUSTAKAAN, ARSIP, DAN DOKUMENTASI - Memberikan Fasilitas berupa pojok baca, taman cerdas, perpustakaan, layanan informasi daerah, dan sebagainya, yang menyediakan informasi sesuai kebutuhan dan usia anak, termasuk informasi penanggulangan bencana pada anak. - Memberikan Akses bagi anak dimana anak Universitas Sumatera Utara 115 tidak perlu mengeluarkan biayabebas bea untuk setiap pelayanan reguler seperti kartu anggota atau langganan penggunaanpeminjaman; penyebaran lokasi merata menjangkau setiap pelosok; sudah memperhatikan kebutuhan anak, termasuk Anak Berkebutuhan Khusus ABK dan anak dari kelompok rentan lainnya seperti kelompok miskin, minoritas, korban bencana, atau terasing. - Memisahkan koleksi buku dewasa dengan dengan anak. Jumlah koleksi yang layak anak juga harus memadai sesuai kategorinya, dapat dikategorikan sesuai dengan usia anaktingkat sekolah. Rasio kecukupan judul dan jumlah buku yang tinggi sangat diharapkan. - Menjelaskan perkembangan judul buku dan jumlah buku yang ditampung - Perpustakaan keliling harus bergerak secara rutin mengikuti jadual tertentu yang menjangkau pelosok-pelosok - Melakukan kunjungan mobil pintar di 23 Kecamatan setiap bulannya. - Pemberian bantuan rak buku dan buku- buku kepada desa-desa yang telah mengajukan proposal ke Kantor Perpustakaan, arsip dan dokumentasi setiap tahunnya. - Pemberian bantuan rak buku dan buku di Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat dan untuk Taman Bacaan di MABMI 11. BAGIAN HUMAS INFORMASI - Turut Memberitahukan perkembangan informasi bagi anak - Memberikan akses gratis publik dengan media tertentu papandinding surat kabar reguler, pusat dokumentasi terbitan dan sejenisnya yang memang disediakan untuk publik. - Layanan internet gratis 12. BAGIAN TATA PEMERINTAHAN - Menyediakan anggaran untuk pemenuhan hak-hak anak 13. BAGIAN HUKUM - Membantu proses pengesahan rancangan peraturan daerah tentang perlindungan anak 14. DINAS PERTANIAN - Melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan kekurangan gizi pada balita - Mengoptimalkan potensi pangan lokal Universitas Sumatera Utara 116 15. DINAS PERIKANAN - Melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan kekurangan gizi pada balita 16. DINAS PU - Membuat taman bermain anak di Kompleks Lemtabah di Kabupaten Langkat. - Membangun Perpustakaan dan tempat penitipan Anak di Kompleks Lemtabah Kabupaten Langkat 17. BADAN LINGKUNGAN HIDUP - Membuat program penghijauan untuk anak - Membuat lingkungan yang bersih di Desa Kelurahan yang ditetapkan sebagai Desa Kelurahan layak anak 18. DINAS PERHUBUNGAN - Membuat zona aman selamat sekolah di tiap-tiap sekolah yang berada dijalan protokol disetiap kecamatan di Kabupaten Langkat. 19. DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA - Mengupayakan tersedianya media ekspresi bagi anak yang berada diluar sekolah 20. DINAS PERTAMANAN - Mengupayakan tersedianya media ekspresi bagi anak yang berada diluar sekolah 21. DINAS OLAHRAGA - Mengupayakan tersedianya media ekspresi bagi anak yang berada diluar sekolah 22. BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH - Melakukan mekanisme penanggulangan bencana pada anak yang memperhatikan kepentingan anak 23. BADAN PMDK - Mensosialisasikan DesaKelurahan Layak Anak kepada seluruh Desa Kelurahan yang ada di Kabupaten Langkat - Menyediakan anggaran untuk pemenuhan hak-hak anak 24. SELURUH CAMAT SE-KAB. LANGKAT - Menetapkan Desa Kelurahan di Kecamatan secara bertahap menjadi Desa Kelurahan layak anak Sumber : BAPPEDA KAB.LANGKAT Untuk program terkait KLA memang setiap SKPD mempunyai agendanya masing-masing namun untuk Dinas PPKB dan PPA selaku leading sector KLA mempunyai beberapa program seperti yang disampaikan oleh Ibu Dewi Purnama Tarigan, SH selaku Kepala dinas PPKB dan PPA Kabupaten Langkat, beliau menyatakan : Universitas Sumatera Utara 117 Di Dinas PPKB dan PPA sendiri program kita yaitu Pelatihan Fasilitator KLA untuk anggota tim gugus tugas KLA, Penguatan Forum Anak Kabupaten Langkat ,Penilaian KelurahanDesa Layak Anak dan Seminar KLA untuk jajaran pemerintah Kabupaten Langkat dan masyarakat, kemudian agenda Rapat Tim Gugus Tugas KLA. Hasil wawancara pada tanggal 09 Februari 2017 Berkaitan dengan program atau kegiata yang dilakukan Dinas,Badan, maupun Kantor yang berkaitan dengan KLA sudah dirumuskan melalui RAD- KLA. Adapun program yang mereka rumuskan atau rencanakan harus sesuai dengan kluster hak anak. Sama hal nya yang disampaikan oleh Ibu Sri Mahyuni S.K.M, M.K.M selaku kepala seksi kesehatan keluarga, beliau mengatakan : Dinas Kesehatan kabupaten Langkat masuk ke bagian tim gugus tugas KLA sebagai koordinator di kluster kesehatan dasar dan kesejahteraan , tentunya kami fokus terhadap dunia kesehatan anak. Melalui keputusan kepala dinas kesehatan kabupaten Langkat Puskemas ramah anak sudah diterapkan di 3 desa yang ada di Kabupaten Langkat yaitu puskesmas karangrejo, sambirejo dan puskesmas stabat. Provinsi mensupport program ini dalam bentuk bantuan kita sendiri dalam bentuk pendampingan, pendamping-pendamping kitapun sudah dilatih oleh pihak provinsi. Puskesmas yang ramah anak adalah puskesmas yang dilengkapi dengan ruangan bermain anak, kawasan bebas rokok, ruang sanitasi. Kegiatan Lokakarya dan pertemuan bidan setiap 3 bulan sekali Kegiatan perencaan persalinan pencegahan dan konsultasi kepada ibu-ibu hamil agar mereka siaga dan tanggap Motivator MKIA jadi kita memberdayakan kader , ibu pkk, posyandu dan PLKB program sinergitas untuk kesehatan ibu dan anak Program lanjutan kita juga ingin mengintegrasikan posyandu dengan PAUD kelas ibu dan balita sehingga terwujudnya puskesmas kategori mandiri. Hasil wawancara pada tanggal 28 Februari 2017 Dari hasil wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa beberapa SKPD di Kabupaten Langkat sudah menerapkan kebijakan KLA dalam program- program yang mereka laksanakan di instansi masing-masing. Universitas Sumatera Utara 118 4.3.5 Komunikasi Organisasi dan Aktivitas Pelaksanaan Koordinasi merupakan mekanisme yang ampuh dalam implementasi kebijakan publik. Semakin baik koordinasi komunikasi di antara pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proses implementasi, maka asumsinya kesalahan- kesalahan akan sangat kecil untuk terjadi. Dan, begitu pula sebaliknya. Koordinasi tim gugus tugas KLA Kabupaten Langkat saat ini cukup baik dan bentuk koordinasi yang dilakukan juga dengan beberapa cara seperti yang disampaikan ibu Mimi Wardani Lubis, S.STP,M.AP selaku KABID Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak, beliau mengatakan : Hubungan koordinasi kita dengan tim gugus tugas cukup baik , selain pada agenda pertemuan rapat kita juga intensif melakukan komunikasi via handphone jadi kalau ada masalah terkait perlindungan anak maupun perempuan, biasanya kita melalui telfon dahulu lalu kita kumpul. Tim gugus tugas KLA melakukan agenda rapat kurun waktu 3 bulan sekali. Agenda rapat bisa dilakukan dikantor PPKB dan PPA Kab.Langkat juga terkadang kita meminta BAPPEDA untuk mengumpulkan tim gugus tugas dan difasilitasi oleh Bappeda minimal 4 x dalam setahun. Hasil wawancara pada tanggal 09 Februari 2017 Dari wawancara diatas koordinasi yang dilakukan dengan dua metode, yaitu koordinasi melalui rapat rutin 3 bulan sekali yang di fasilitasi Dinas PPKB dan PPA Kabupaten Langkat dan BAPPEDA Kabupaten Langkat serta koordinasi melalui komunikasi Handphone. Hal yang berbeda disampaikan oleh Bapak Ir. Waluyo selaku Divisi Pelayanan Anak P2TP2A Kab.Langkat, beliau mengatakan : Koordinasi sangat kurang di awal-awal kebijakan ini diterapkan di kabupaten langkat, tetapi sejak tahun 2014 koordinasi dan komunikasi mulai gencar dilakukan dan P2tp2a sebagai koordinator perlindungan khusus di tim gugus tugas KLA lebih konsen menangani permasalahan anak yang berkaitan dengan hukum. Hasil wawancara pada tanggal 07 Februari 2017 Universitas Sumatera Utara 119 Jadi dari hal yang disampaikan diatas dapat dilihat bahwa di awal-awal koordinasi yang dilakukan belum maksimal, namun sejak tahun 2014 koordinasi yang dilakukan cukup intens. Koordinasi yang dilakukan juga sebagai upaya untuk menyelaraskan program terkait kebutuhan anak dan perempuan. Hal tersebut juga terlihat ketika Dinas PPKB dan PPA melaksanakan kegiatan verifikasi desa dan kelurahan layak anak Se- Kabupaten Langkat, dimana seluruh anggota tim gugus tugas KLA diikutsertakan dalam kegiatan tersebut. 4.3.6 Lingkungan Ekonomi,Sosial dan Budaya Hal terakhir yang perlu juga diperhatikan guna memenuhi kinerja implementasi kebijakan publik dalam perspektif yang ditawarkan oleh Metter dan Horn adalah, sejauh mana lingkungan eksternal turut mendorong keberhasilan kebijakan publik yang telah ditetapkan. Lingkungan sosial, ekonomi, dan politik yang tidak kondusif dapat menjadi biang keladi dalam kegagalan kinerja implementasi kebijakan. Karena itu, upaya untuk mengimplementasikan kebijakan harus pula memperhatikan ke kondusifan kondisi lingkungan eksternal. Berkaitan dengan kondisi sosial masyarakat masih ditemukan masyarakat yang belum mengetahui informasi mengenai kebijakan Kabupaten Layak Anak. Walaupun terkadang kebijakan yang mereka lakukan sudah layak anak. Contohnya pada saat tim verifikasi kelurahan desa layak anak mengunjungi salah satu desa di kecamatan Bahorok mereka tidak sama sekali memahami konsep desa layak anak, namum program yang mereka laksanaka sudah masuk ke indikator layak anak seperti Universitas Sumatera Utara 120 1. mengubah pagar di kantor desa dari yang dahulunya besi runcing menjadi semen biasa sehingga tidak mencelakakan anak 2. Kepala Desa mengintruksikan kepada orang tua untuk membuat gerakan maghrib mengaji. 3. Menyediakan tempat bermain dan waktu berekspresi anak dalam kegaiatan yang ada di desa. Hal tersebut diperkuat oleh Bapak Ustad Khairuddin selaku tokoh agama di desa perkebunan Sawit Bukit Lawang Kecamatan Bahorok, beliau mengatakan : Memang konsep KLA sendiri kami tidak begitu memahami, namun setelah bapak dan ibu sosialisasi ke kami, kami baru memahami dan apa yang sudah bapak ibu sampaikan sebenarnya sudah kami lakukan sejak awal, namun belum terarah. Hasil wawancara pada tanggal 06 Februari 2017 Dari hasil wawancara dai atas dapat dilihat bahwa sebenarnya program dan kebijakan yang berkaitan kelurahan maupun desa layak anak itu sudah dilakukan masyarakat di Kabupaten Langkat walauapun mereka belum begitu paham terkait kebijakan kelurahan maupun desa layak anak tersebut. Desa maupun kelurahan yang layak anak harus memnuhi standart dari indikator penilaian yang ditetepkan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia. Dinas PPKB dan PPA juga merasakan bahwa program dan kebijakan kabupaten layak anak ini direspon baik oleh masyarakat pada umumnya, hal tersebut sesuai dengan yang disampaikan Ibu Mimi Wardani Lubis, S.STP,M.AP Universitas Sumatera Utara 121 selaku KABID Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak, beliau mengatakan : Responnya cukup baik, pada dasarnya masyarakat itu sebeneranya peduli, hanya saja kurang informasi, ketika disampaikan pada saat sosialisasi mereka juga miris terkait kondisi permasalahan anak-anak saat ini . kita juga menyampaikan bahwa angka kekerasan yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap anak-anak cukup tinggi dilangkat. Dikarenakan masyarakat belum mendapatkan informasi yang jelas, sehingga cenderung masyarakat melakukan pembiaran terkait permasalahan tersebut. setelah kita kasih gambaran bagaimana upaya menangani hal tersebut baru ada respon yang cukup baik sehingga masyarakat menjadi pro aktif. Hasil wawancara pada tanggal 09 Februari 2017 Kepedulian masyarakat ya tinggi akan mempermudah kinerja pemerintah dalam mewujudkan kabupaten layak anak. Kebijakan KLA juga tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya campur tangan dari dunia usaha. Seperti yang disampaikan KABID Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak, beliau mengatakan : kementerian PP dan PA mengarahkan kita agar membentuk kelompok yang didalamnya terdiri beberapa perusahaan swasta dan lokal yang disebut Asosiasi Perusahaan Sahabat anak APSA namun untuk Kab, Langkat belum terbentuk. Akan tetapi sudah ada peraturan bupati terkait penggunaan dana CSR yang dapat diperuntukkan untuk pemenuhan hak- hak anak dan pemberdayaan perempuan . Hasil wawancara pada tanggal 09 Februari 2017 Jadi maksud dan tujuan arahan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI agar perusahan-perusahaan tersebut bersatu dan dapat berpartisipasi dalam mensukseskan program yang berkaitan dengan anak melalui penggunanaan dana CSR. Bapak Ir Waluyo selaku Divisi Pelayanan Anak P2TP2A Kab.Langkat, beliau mengatakan : Universitas Sumatera Utara 122 mengenai dunia usaha kalau ditingkat desa dan kelurahan, jika ditinjau dari segi kegiatan yang objeknya sebagai anak , ada juga yang memberikan bantuan seadanya untuk pelaksanaan kegiatan tersebut. ditingkat kabupaten biasanya CSR nya lebih ke pos-pos yang lebih besar kepentingannya , untuk ke anak masih kurang. Hasil wawancara pada tanggal 07 Februari 2017 Jadi menurut wawancara diatas, peran dari dunia usaha belum maksimal di Kabupaten Langkat. Walaupun pada faktanya banyak perusahaan dan pabrik- pabrik besar yang berdiri di Kabupaten langkat. Adapun dan a- dana CSR dari perusahaan tersebut masih belum optimal dan belum diakomodir ke urusan terkait pembangunan dan kesejahteraan anak di Kabupaten Langkat. Kebijakan KLA juga tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya campur tangan dari kelolpok elit politik, sebagaimana yang disampaikan Ibu Mimi Wardani Lubis, S.STP,M.AP selaku KABID Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak, beliau mengatakan : Sebagian anggota DPRD Kab. Langkat sudah respon, contohnya kemarin ada kasus terkait perempuan, beberapa anggota DPRD responsif terkait isu tersebut dan menyatakan sikap perlunya perlindungan anak dan perempuan. Ditambah lagi anggota terdapat DPRD yang juga pernah ikut serta mendampingi anak korban kekerasan bersama P2TP2A. Hasil wawancara pada tanggal 09 Februari 2017 Berkaitan dengan wawancara diatas, peneliti mencoba mengarahkan pada pertanyaan yang sama kepada Bapak Bapak Ir Waluyo selaku Divisi Pelayanan Anak P2TP2A Kab.Langkat, beliau mengatakan : Dari 50 anggota DPRD Kab. Langkat, hanya 2 orang yang komitmen yang membela kepentingan anak. Universitas Sumatera Utara 123 Dari wawancara diatas bahwa kelompok politik masih belum optimal dalam mengambil peran penting terhadap pembangunan dan kesejahteraan anak di Kabupaten Langkat. Walaupuan teradapat beberapa anggota DPRD yang respon terkait kesejahteraan anak, akan tetapi tetap saja secara kelompok politik jumlah tersebut masih sangat rendah.

4.4 Data Sekunder