Alur Pikir KLA PENDAHULUAN

45 Adapun ruang lingkup KLA meliputi seluruh bidang pembangunan, yang dikelompokkan ke dalam: 1. Tumbuh Kembang Anak 2. Perlindungan Anak

g. Alur Pikir KLA

Berikut ini merupakan gambar alur pikir KLA: Gambar 1.5 Alur Pikir KLA Sumber: Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Langkat 2016 Universitas Sumatera Utara 46 Berdasarkan gambar 1.5 di atas, alur pikir KabupatenKota Layak Anak KLA berdasarkan pendekatan top down, berawal dari komitmen dunia melalui dokumen World Wit For Children Dunia Layak Anak pada Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa pada tanggal 10 Mei 2002 yang mengadopsi laporan Komite Ad Hoc pada Sesi Khusus untuk Anak, yang juga merupakan gaung puncak mengenai perhatian negara-negara di dunia terhadap pemenuhan hak-hak anak, termasuk oleh Indonesia. Keikutsertaan Indonesia dalam komitmen Dunia Layak Anak yang juga sudah tertuang sebelumnya dalam dasar hukum negara Indonesia. Setelah melakukan persiapan dan menguatkan institusi, Indonesia bergerak cepat dan memulai fondasi untuk mengembangkan KabupatenKota Layak Anak KLA sejak tahun 2006. Penetapan kabupaten adalah adaptasi yang juga dilakukan Indonesia mengingat bahwa pembagian wilayah administratif di Indonesia terbagi ke dalam dua jenis satuan berupa Kabupaten dan Kota, sementara tantangan yang dihadapi anak bukan hanya ada di kota namun juga dapat ditemukan di kabupaten. Untuk itu, maka perhatian pun diberikan kepada kabupaten yang memiliki tantangan tersendiri yang tidak kalah kompleksnya dengan yang dihadapi oleh kota. Kebijakan Pengembangan KabupatenKota Layak Anak KLA tersebut tentunya dilakukan melalui pemenuhan hak-hak anak yang merujuk pada Konvensi Hak Anak, dimana terdapat lima klaster hak-hak anak, yaitu: 1. Hak Sipil dan Kebebasan; 2. Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif; 3. Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan; Universitas Sumatera Utara 47 4. Pendidikan, Pemanfaatan Waktu Luang dan Kegiatan Seni Budaya; dan 5. Perlindungan Khusus. Pemenuhan hak-hak anak berdasarkan klaster hak-hak anak tersebut dilihat dari masalah-masalah anak, baik dari pendidikan, kesehatan, partisipasi, lingkungan, Anak Berhadapan dengan Hukum ABH, Masalah Sosial Anak MSA, Anak Berkebutuhan Khusus ABK, Kekerasan Terhadap Anak KTA, dan Pemenuhan Hak Sipil Anak PHSA. Secara top down, pemenuhan hak-hak anak tersebut dilakukan oleh Pemerintah pada lingkungan dimana anak melakukan tumbuh kembang yakni di keluarga. Sementara berdasarkan pendekatan bottom up, alur pikir KLA dilakukan mulai dari anak dan keluarganya, kemudian dilanjutkan dengan adanya gerakan masyarakat, peran lembaga legislatif dan lembaga yudikatif, serta dukungan dunia usaha, dan tentunya pemerintah sendiri sebagai pelaksana kebijakan untuk pemenuhan hak-hak anak tersebut.

h. Langkah-Langkah Pengembangan KabupatenKota Layak Anak KLA