Karakterisitik Agen Pelaksana ANALISIS DATA

132

5.3 Karakterisitik Agen Pelaksana

Sikap penerimaan atau penolakan dari agen pelaksana akan sangat banyak mempengaruhi keberhasilan atau tidaknya kinerja kebijakan publik. Hal ini sangat mungkin terjadi oleh karena kebijakan yang dilaksanakan bukanlah hasil formulasi warga setempat yang mengenal betul persoalan dan permasalahan yang mereka rasakan. Tetapi kebijakan yang akan implementor laksanakan adalah kebijakan ”dari atas” top-down yang sangat mungkin para pengambil keputusannya tidak pernah mengetahui bahkan tidak mampu menyentuh kebutuhan, keinginan, atau permasalahan yang warga ingin selesaikan. Berkaitan dengan agen pelaksana atau implementor kebijakan KLA di Kabupaten Langkat sudah dibentuk melalui SK Bupati Kabupaten Langkat mengenai Tim Gugus Tugas KLA. Secara keseluruhan semua stakeholder dan SKPD sudah tergabung di gugus tugas KLA. Namun pada faktanya dilapangan hanya sebgaian saja yang aktif, itupun SKPD yang berkiatan dengan pelayanan dasar. Terkait hambatan yang dialami oleh tim gugus tugas KLA dalam pelaksanaan KLA di Kabupaten Langkat utamannya adalah belum menyeluruhnya Sumberdaya manusia dari SKPD yang memilik pemahaman terkait KLA, sehingga menyulitkan ketika sumberdaya tersebut dipindahkan ke instansi lain menimbulkan kekosongan walaupun sudah digantikan dengan pegawai yang baru, tetapi tetap saja harus mulai dari nol lagi. Persoalan maupun hambatan pengimplementasian KLA ini bukan hanya ditataran SKPD saja melainkan juga wilayah. Contohnya pelaksanaan kebijakan kecamatan layak anak, tentunya camat selaku pimpinan tertinggi di kecamatan Universitas Sumatera Utara 133 mengintruksikan agar masing-masing kelurahan dan desa dapat menerapkan kebijakan tersebut di wilayah kelurahan dan desa. Kita tahu bahwa setelah adanya UU Desa nomor 6 tahun 2014 menjadikan desa otonom dan berdaya serta membuat desa mempunyai anggaran sendiri. Sehingga dalam penerapan KLA dinilai mudah untuk mensinergiskan program tersebut karena ketersedian anggaran. Namun yang menjadi persoalan adalah wilayah kelurahan yang mempunyai anggaran terbatas sehingga akan sulit untuk menerapkan kebijakan tersebut dengan maksimal.

5.4 Sikap atau Kecendrungan