2
Conclusion : The was no significant between association frequency of consumption of fast
food and the nutritional status of faculty of health science students p=0,009 and there was no association between the frequency of fast food consumption and nutritional status of faculty of
engineering students p=0,100. There was a significant association between the frequency of consumption of fast food and weight gain of faculty of health science students p=0,000 and
there was a relationship between the frequency of fast food consumption and weight gain of faculty of engineering students p=0,000.
Keywords
: fast food, weight gain, nutritional status, student.
1. PENDAHULUAN
Mahasiswa termasuk golongan remaja yang rentan terhadap gizi. Mahasiswa baru mulai makan pada siang hari. Hal tesrsebut dipilih dikarenakan jadwal kuliah atau aktivitas laboratorium
yang cukup pagi, telat bangun kesiangan, malas untuk sarapan, dan lain-lain, yang menyebabkan mahasiswa memilih fast food sebagai menu untuk makan siang. Makanan cepat
saji dipilih karena penyajian cepat sehingga hemat waktu dan dapat dihidangkan kapan dan dimana saja, tempat saji dan penyajian yang higienis, dianggap makanan bergengsi, makanan
modern, juga makanan gaul bagi anak muda Lutfi, 2011. Makanan cepat saji fast food adalah makanan yang tersedia dalam waktu cepat dan
siap untuk disantap, seperti fried chicken, hamburger atau pizza. Makanan cepat saji yang mudah diperoleh di pasaran memberikan tersedianya variasi pangan sesuai selera dan daya beli.
Pengolahan dan penyiapannya lebih mudah dan cepat, cocok bagi mereka yang sangat sibuk Sulistijani, 2002. Mengkonsumsi fast food dan jarang berolahraga, maka dalam beberapa
minggu tubuh akan mengalami penambahan berat badan yang tidak sehat. Lemak yang di dapat dari mengkonsumsi makanan cepat saji tidak digunakan dengan baik oleh tubuh jika tidak
berolahraga. Lemak inilah yang tersimpan dan menumpuk dalam tubuh kemudian mengakibatnya overweight Septiyani, 2011.
Berdasarkan data Riskesdas 2013, prevalensi gizi lebih dan obesitas di Indonesa pada kelompok usia 18 tahun mencapai 28,9 menurut indeks massa tubuh IMT. Pemilihan
tempat penelitian dilakukan di Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Ilmu Kesehatan dan Fakultas Teknik angkatan 2014 karena berdasarkan hasil survey pendahuluan yang telah
dilakukan pada mahasiswa angkatan tahun 2014 dilaporkan bahwa proporsi untuk mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan dengan kelebihan berat badan overweight sebesar 33,61
sedangkan untuk proporsi mahasiswa Fakultas Teknik dengan kelebihan berat badan overweight
sebesar 24,9. Bila dibandingkan dengan Riskesdas 2013 bahwa kelebihan berat badan terdapat selisih sebesar 4,71 pada mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan dan sebesar 4
3
pada mahasiswa Fakultas Teknik. Data berat badan dan tinggi badan diperoleh saat mahasiswa baru masuk ke perkuliahan yaitu tahun 2014.
2. METODE