Distribusi Subjek menurut Frekuensi Konsumsi Fast food Distribusi Subjek menurut Status Gizi

3 pada mahasiswa Fakultas Teknik. Data berat badan dan tinggi badan diperoleh saat mahasiswa baru masuk ke perkuliahan yaitu tahun 2014.

2. METODE

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional dengan pendekatan cross-sectional karena penelitian ini akan mengukur hubungan konsumsi fast food terhadap status gizi dan kenaikan berat badan dalam waktu bersamaan. Subjek penelitian berjumlah 38 responden untuk masing-masing populasi. Subjek penelitian yang masuk sebagai sampel penelitian dengan kriteria inklusi mahasiswa yang memiliki berat badan dan tinggi badan dan tidak mengalami penyakit kronis. Data frekuensi konsumsi fast food diperoleh dengan menggunakan form frekuensi makanan semikuantitatif FFQ. Data primer meliputi identitas responden nama, umur, jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan, frekuensi konsumsi fast food sebulan terakhir, serta pengukuran berat badan badan dan tinggi badan secara langsung. Data sekunder adalah data berat badan awal didapat saat mahasiswa baru masuk perkuliahan, didapat dari biro kemahasiswaan. mengisi formulir sesuai dengan jumlah frekuensi fast food yang dimakan dalam sehari. Frekuensi fast food sering apabila ≥3x seminggu dan kategori jarang apabila 1-2x seminggu. Data berat badan dan tinggi badan diperoleh secara langsung dengan melakukan pengukuran menggunakan timbangan injak dan mikrotoa. Penilaian antropometri meliputi status gizi dan kenaikan berat badan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan computer program SPSS versi 17. Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan setiap variabel penelitian. Analisis bivariat hubungan frekuensi konsumsi fast food, status gizi dan kenaikan berat badan mahasiswa FIK dan FT dilakukan dengan mengunakan uji Rank Spearman sedangkan perbedaan frekuensi konsumsi fast food dengan status gizi dan kenaikan berat badan mahasiswa FIK dan FT menggunakan uji Mann Whitney.

3. HASIL

DAN PEMBAHASAN

3.1 Distribusi Subjek menurut Frekuensi Konsumsi Fast food

Data frekuensi konsumsi fast food diambil berdasarkan rata-rata frekuensi konsumsi fast food selama seminggu. Hasil penelitian frekuensi konsumsi fast food pada mahasiswa FIK dan FT dapat dilihat pad tabel 1. 4 Tabel 1 GambaranFrekuensiKonsumsi Fast food Subjek Kelompok Rata-rataminggu Median Std. Deviasi Minimum Maksimum FIK 2.16 2.00 1.3 1.00 5.00 FT 3.44 4.00 1.35 1.00 6.00 Tabel 2 DistribusiSubjekmenurutFrekuensiKonsumsi Fast food Kelompok FIK FT Frekuensikonsumsi fast food Jumlah Persentase jumlah Persentase Sering 10 26,3 28 73,7 Jarang 28 73,7 10 26,3 Total 38 100 38 100 Pada tabel 1 menunjukkan subjek dan FIK yang mengkonsumsi fast food minimal adalah 1xminggu dari konsumsi total per hari dan maksimal 5xminggu dari konsumsi total per hari. Rata-rata frekuensi konsumsi fast food adalah 2.16±1.3xminggu dari konsumsi total per hari. Subjek dari FT mengkonsumsi fastfood minimal adalah 1xminggu dari konsumsi total per hari dan maksimal 6xminggu dari konsumsi total per hari. Rata-rata frekuensi konsumsi fast food adalah 3.44±1.35xminggu dari konsumsi total per hari. Pada tabel 2 rata-rata subjek mengkonsumsi fast food pada FIK paling banyak pada kategori jarang sebanyak 73,7 dan rata-rata subjek mengkonsumsi fast food pada Fakultas Teknik paling banyak pada kategori sering sebanyak 73,7. Frekuensi konsumsi fast food dikatakan sering apabila konsumsi ≥ 3x seminggu dan kategori jarang apabila konsumsi 1- 2x seminggu Imtihani, 2013. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Patricia dkk 1996, bahwa mahasiswa yang tinggal diluar asrama kampus memiliki kadar kolesterol dan trigliserida yang lebih tinggi dibanding mahasiswa yang tinggal di asrama kampus rumah, hal tersebut karena mahasiswa yang tingga diluar kampus kos cenderung lebih sering makan makanan cepat saji.

3.2 Distribusi Subjek menurut Status Gizi

Makanan cepat saji seperti fried chicken dan French fries, sudah menjadi jenis makanan yang biasa dikonsumsi pada waktu makan siang atau makan malam. Apabila makanan tersebut sering dikonsumsi akan menyebabkan gizi lebih overweight. Berdasarkan hasil pengumpulan data karakteristik subjek, status gizi subjek dapat dilihat pada tabel 3. 5 Tabel 3 Distribusi Subjek menurut Status Gizi berdasarkan IMT Berdasarkan tabel 3 dari kedua kelompok yaitu mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan dan Fakultas Teknik sebagian besar memiliki status gizi lebih yaitu sebanyak 51,2 pada mahasiswa FIK dan 51,4 pada mahasiswa FT. Status gizi lebih apabila Indeks Massa Tubuh 25 dan tidak gizi lebih apabila Indeks Massa Tubuh ≤ 25 Depkes, 2001. 3.3Distribusi Subjek menurut Kenaikan Berat Badan Penyebab naiknya berat badan secara umum adalah asupan energi yang melebihi kebutuhan untuk pemeliharaan dan pemulihan kesehatan, proses tumbuh kembang dan berbagai aktivitas jasmani anak. Berdasarkan hasil pengumpulan data karakteristik subjek, yaitu kenaikan berat badan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Gambaran Kenaikan Berat Badan Subjek Kelompok Rata-rata kg Median Std. Deviasi Minimum Maksimum FIK -0.997 -2.00 3.017 -5.5 4.3 FT 0.489 1.400 2.633 -3.5 5.0 Tabel 5 Distribusi Subjek menurut Kenaikan Berat Badan Kelompok FIK FT Kenaikan berat badan Jumlah Persentase jumlah Persentase Naik 12 36,4 21 63,6 Tidak naik 26 60,5 17 39,5 Total 38 100 38 100 Pada tabel 4 menunjukkan subjek FIK berdasarkan kenaikan berat badan minimal adalah -5.5kg dan maksimal 4.3kg. Rata-rata kenaikan berat badan adalah -0.997±3.017 kg dari total kenaikan berat badan selama 2 tahun. Subjek FT berdasarkan kenaikan berat badan minimal adalah -3.5kg dan maksimal 5kg. Rata-rata kenaikan berat badan adalah 0.489±2.633 kg dari total kenaikan berat badan selama 2 tahun. Berdasarkan tabel 5 dari Kelompok FIK FT Status Gizi Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Gizi lebih 21 51,2 20 51,4 Tidak gizi lebih 17 48,6 18 48,8 Total 38 100 38 100 6 kedua kelompok yaitu mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan dan Fakultas Teknik, mahasiswa Fakultas Teknik paling banyak mengalami kenaikan berat badan yaitu sebesar 63,6 sedangkan untuk mahasiswa FIK sebagian besar tidak mengalami kenaikan berat badan yaitu sebesar 60,5. Subjek dikatakan mengalami kenaikan berat badan apabila berat badan awal dan tidak mengalami kenaikan apabila =berat badan awalberat badan awal.

3.4 Hubungan Pola Konsumsi Makanan Cepat Saji fast food dengan Status Gizi

Dokumen yang terkait

Hubungan Kebiasaan Konsumsi Makanan Cepat Saji (Fast Food) dengan Obesitas pada siswa Kelas V dan VI SD Shafiyyatul Amaliyyah Medan

8 93 83

Hubungan Kebiasaan Konsumsi Fast Food Dan Aktivitas Fisik Dengan Indeks Massa Tubuh Pada Remaja Di SMA Santo Thomas 1 Medan

4 62 87

Hubungan Frekuensi Konsumsi Makanan Cepat Saji (Fast Food) dengan Tempat Tinggal Pada Mahasiswa FIK dan FT Universitas Muhamammadiyah Surakarta

0 3 6

POLA KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI (FAST FOOD), STATUS GIZI DAN KENAIKAN BERAT BADAN PADA MAHASISWA FIK DAN FT UNIVERSITAS Pola Konsumsi Makanan Cepat Saji (Fast Food), Status Gizi Dan Kenaikan Berat Badan Pada Mahasiswa FIK Dan FT Universitas Muhamammadiy

0 2 17

BAB I PENDAHULUAN Pola Konsumsi Makanan Cepat Saji (Fast Food), Status Gizi Dan Kenaikan Berat Badan Pada Mahasiswa FIK Dan FT Universitas Muhamammadiyah Surakarta.

0 2 6

DAFTAR PUSTAKA Pola Konsumsi Makanan Cepat Saji (Fast Food), Status Gizi Dan Kenaikan Berat Badan Pada Mahasiswa FIK Dan FT Universitas Muhamammadiyah Surakarta.

0 9 4

Gambaran Kebiasaan Konsumsi Makanan Cepat Saji (Fast Food), Aktivitas Fisik dan Status Gizi Pada Remaja SMA Negeri 1 Padangsidimpuan

0 0 13

Gambaran Kebiasaan Konsumsi Makanan Cepat Saji (Fast Food), Aktivitas Fisik dan Status Gizi Pada Remaja SMA Negeri 1 Padangsidimpuan

0 0 2

Gambaran Kebiasaan Konsumsi Makanan Cepat Saji (Fast Food), Aktivitas Fisik dan Status Gizi Pada Remaja SMA Negeri 1 Padangsidimpuan

0 0 6

Gambaran Kebiasaan Konsumsi Makanan Cepat Saji (Fast Food), Aktivitas Fisik dan Status Gizi Pada Remaja SMA Negeri 1 Padangsidimpuan

0 0 18