6
kedua kelompok yaitu mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan dan Fakultas Teknik, mahasiswa Fakultas Teknik paling banyak mengalami kenaikan berat badan yaitu sebesar 63,6
sedangkan untuk mahasiswa FIK sebagian besar tidak mengalami kenaikan berat badan yaitu sebesar 60,5. Subjek dikatakan mengalami kenaikan berat badan apabila berat
badan awal dan tidak mengalami kenaikan apabila =berat badan awalberat badan awal.
3.4 Hubungan Pola Konsumsi Makanan Cepat Saji fast food dengan Status Gizi
Mahasiswa FIK
Kesalahan dalam memilih makanan dan kurang cukupnya pengetahuan tentang gizi akan mengakibatkan timbulnya masalah gizi yang akhirnya mempengaruhi status gizi
Sediaoetama, 2000. Hasil analisis hubungan pola konsumsi makanan cepat saji fast food dengan status gizi pada mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6 Hubungan Frekuensi Konsumsi Makanan Cepat Saji
fast food dengan Status Gizi pada mahasiswa FIK
Status Gizi Total
Gizi lebih Tidak gizi lebih
Frekuensi Konsumsi
Makanan Cepat Saji
Jumlah Jumlah
Jumlah p
Sering 9
90 1
10 10
100 Jarang
12 42,9
16 57,1
28 100
0,009
Sebagian besar mahasiswa yang sering mengkonsumsi fast food memiliki status gizi lebih 90, sedangkan mahasiswa yang jarang mengkonsumsi fast food sebagian besar
memiliki status gizi tidak lebih 57,1. Hasil ini dapat dibuktikan dengan uji korelasi Rank Spearman
dengan nilai p sebesar 0,009 0,05 artinya H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan frekuensi konsumsi makanan cepat saji fast food terhadap
status gizi mahasiswa FIK. Pada tabel 12 mahasiswa yang sering mengkonsumsi fast food akan mengalami gizi
lebih, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Leily 2014, bahwa ada hubungan antara pola konsumsi fast food berdasarkan frekuensi dan jumlah konsumsi dengan
kejadian overweight. Faktor utama penyebab overweight dikarenakan adanya ketidakseimbangan antara asupan energi yang masuk ke dalam tubuh dan energi yang
dikeluarkan tubuh. Perkembangan teknologi, tingkat sosial ekonomi dan faktor budaya menyebabkan terjadinya perubahan pola makan yaitu lebih senang mengkonsumsi fast food
Mahdiah, 2004.
7
3.5 Hubungan Pola Konsumsi Makanan Cepat Saji fast food dengan Kenaikan Berat
Badan Mahasiswa FIK
Makanan cepat saji akan mempengaruhi asupan tingkat total kalori, Orang yang mengkonsumsi fast food akan bertambah berat badannya dan menyebabkan obesitas
Anggraini, 2013. Hasil analisis hubungan pola konsumsi makanan cepat saji fast food terhadap kenaikan berat badan pada mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan dapat dilihat pada
tabel 7.
Tabel 7 Hubungan Frekuensi Konsumsi Makanan Cepat Saji
fast food dengan Kenaikan Berat Badan pada mahasiswa FIK
Kenaikan Berat Badan Total
Naik Tidak naik
Frekuensi Konsumsi
Makanan Cepat Saji
Jumlah Jumlah
Jumlah p
Sering 10
100 10
100 Jarang
2 7,1 26 92,9
28 100 0,000
Seluruh mahasiswa yang sering mengkonsumsi fast food mengalami kenaikan berat badan 100, sedangkan mahasiswa yang jarang mengkonsumsi fast food tidak mengalami
kenaikan berat badan sebesar 92,9. Sampel yang memiliki frekuensi konsumsi makanan cepat saji sering akan mengalami kenaikan berat badan. Hasil ini dapat dibuktikan dengan
uji korelasi Rank spearman yang didapatkan nilai p= 0,000 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara frekuensi konsumsi makanan cepat saji fast food
terhadap kenaikan berat badan pada mahasiswa FIK. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa mahasiswa yang sering
mengkonsumsi fast food mengalami kenaikan berat badan, hal ini sesuai dengan penelitian yang diilakukan Bowman 2004, bahwa konsumsi fast food yang berlebihan akan
meningkatkan resiko kejadian kelebihan berat badan. Fast food berkontribusi terhadap kinerja buruk dan obesitas. Fast food juga mengandung sejumlah besar lemak dan sebagian
lemak akan terakumulasi dalam tubuh. Orang yang mengkonsumsi fast food akan bertambah berat badannya dan menyebabkan obesitas Husein, 2012.
3.6 Hubungan Pola Konsumsi Makanan Cepat Saji fast food dengan Status Gizi