Landasan Teori KESIMPULAN DAN SARAN

sebagai tanaman sela dari tanaman pokok yang belum besar. Tanaman utamalah yang dipertahankan. 3. Penanaman lorong alley crooping yaitu menanan tanaman berusia pendek misalnya wortel, selada, di antara larikan tanaman yang dapat tumbuh cepat dan tinggi serta berumur panjang tahunan. 4. Pergiliran tanaman rotasi tanaman taitu menanam jenis tanaman yang tidak sefamili secara bergantian bergilir. Tujuan cara ini untuk memutuskan siklus hidaup hama dan penyakit Pracaya, 2002. Penerapan pola tanam yang dipilih disesuaikan dengan maksud penanaman. Selain itu, juga disesuaikan dengan luas lahan, tenaga kerja, modal, aspek pasar, dan kultur bertani yang biasa dilakukan di daerah tersebut.

2.2. Landasan Teori

Lahan sebagai faktor produksi merupakan pabrik hasil-hasil pertanian yaitu tempat di mana produksi berjalan dan darimana hasil produksi keluar. Luas pemilikan atau pengusahaan lahan sangat berhubungan dengan efisiensi usahatani Sastraatmadja, 1991. Input produksi tenaga kerja merupakan input produksi yang penting dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi. Sebagian besar tenaga kerja berasal dari keluarga petani sendiri yang terdiri atas ayah sebagai kepala keluarga, isteri, dan anak-anak. Analisis ketenagakerjaan dibidang pertanian dinyatakan oleh besarnya curahan tenaga kerja. Curahan tenaga kerja yang dipakai adalah besarnya tenaga kerja yang efektif tergantung pada skala usahatani Soekartawi, 2002. Benih merupakan salah satu faktor produksi terpenting yang akan menentukan keberhasilan usahatani yang dilaksanakan. Untuk itu, dianjurkan agar digunakan benih dari varietas unggul dan bermutu. Namun, dilihat dari biaya tentu saja akan sangat mahal. Untuk itu, Universitas Sumatera Utara dianjurkan mulai pada penanaman kedua dapat menggunakan benih produksi sendiri asalkan memenuhi kriteria Najiyati dan Danarti, 1999. Pupuk merupakan bahan yang mengandung unsur hara yang diperlukan tanaman untuk pertumbuhannya atau untuk menyuburkan tanah. Untuk itu, pupuk dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu pupuk yang dapat menyuburkan tanah dan pupuk yang ditujukan untuk mencukupi kebutuhan unsur hara bagi tanaman. Pupuk yang dapat menyuburkan tanah seperti kompos, pupuk kandang, dan kapur Sunarjono, 2004. Obat-obatan sering disebut sebagai pestisida. Berdasarkan kegunaannya, pestisida dapat dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain : 1. Insektisida untuk mengendalikan hama serangga 2. Akarisida untuk mengendalikan hama tungau 3. Nematisida untuk mengendalikan hama cacing 4. Rodentisida untuk mengendalikan tikus 5. Fungisida untuk mengendalikan penyakit yang disebabkan cendawan 6. Bakterisida untuk mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh bakteri 7. Herbisida untuk mengendalikan gulma Najiyati dan Danarti, 1999. Input atau faktor produksi perlu diketahui oleh petani baik dalam jumlah maupun kualitasnya. Karena untuk menghasilkan suatu produk, maka diperlukan pengetahuan hubungan antara faktor produksi input dan produk output. Hubungan antara input dan output ini disebut dengan factor relationship FR. Dalam rumus matematis FR ditulis dengan : Y = f X1, X2,....Xi,...., Xn Dimana : Y = produk atau variabel yang dipengaruhi oleh faktor produksi X X = faktor produksi atau variabel yang mempengaruhi Y Soekartawi, 1994. Universitas Sumatera Utara Penggunaan input produksi yang optimal pada prinsipnya adalah bagaimana input produksi tersebut digunakan seefisien mungkin. Dalam terminologi ilmu ekonomi maka pengertian efisien ini dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu : a. Efisien teknis yaitu jika faktor produksi yang digunakan menghasilkan produksi yang maksimum. b. Efisiensi harga alokatif yaitu jika nilai dari produk marginal sama dengan harga faktor produksi. c. Efisiensi ekonomi yaitu jika usaha pertanian tersebut mencapai efisiensi teknis dan efisiensi harga Daniel, 2002. Persoalan program linier adalah suatu persoalan untuk menentukan besarnya nilai variabel sedemikian rupa sehingga nilai fungsi atau objektif objective function yang linier menjadi optimum maksimum atau minimum dengan memperhatikan pembatasan- pembatasan yang ada yaitu pembatasan mengenai inputnya Siswanto, 2007. Masalah program linier dapat dipecahkan secara bertahap sampai memperoleh solusi optimum. Dengan tercapainya pemecahan optimum, maka keuntungan maksimum atau biaya minimum dapat diketahui besarnya. Begitu pula dengan penggunaan sumber daya yang tersedia yang ada pada petani dapat ditentukan. Setelah masalah diidentifikasikan, tujuan ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah formulasi model matematik meliputi tiga tahap seperti berikut : a. Tentukan variabel yang tidak diketahui variabel keputusan dan dinyatakan dalam simbol matematik. b. Membentuk fungsi tujuan yang ditunjukkan sebagai suatu hubungan linier bukan perkalian dari variabel keputusan. c. Menentukan semua kendala masalah tersebut dan mengekspresikannya dalam persamaan atau pertidaksamaan yang juga merupakan hubungan linier dari variabel keputusan yang mencerminkan keterbatasan sumber daya masalah itu Mulyono, 2004. Universitas Sumatera Utara Fungsi tujuan merupakan fungsi yang menggambarkan tujuan di dalam permasalahan program linier yang bersangkutan yakni secara optimal untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya atau biaya yang serendah-rendahnya. Pada umumnya nilai yang akan dimaksimumkan atau diminimumkan dinyatakan dalam Z. Fungsi pembatas merupakan bentuk penyajian yang secara sistematis dari batasan-batasan kapasitas yang tersedia yang akan dilokasikan secara optimal pada berbagai aktifitas Zulfikarizah, 2004. Masalah keputusan yang sering dihadapi analis adalah alokasi optimum sumber daya yang langka. Sumber daya dapat berupa uang, tenaga kerja, bahan mentah, kapasitas mesin, waktu, dan teknologi. Tugas analis adalah mencapai hasil terbaik yang mungkin dengan keterbatasan sumber daya itu. Hasil yang diinginkan mungkin ditunjukkan sebagai maksimasi dari beberapa ukuran seperti profit, penjualan, penerimaan, dan kesejahteraan atau minimisasi seperti biaya, waktu, dan jarak Mulyono, 2004.

2.3. Kerangka Pemikiran