Masalah-Masalah yang Dihadapi Petani dalam Usahatani Bayam dan Kangkung. Upaya-Upaya yang Dilakukan dalam Mengatasi Masalah yang Dihadapi.

pestisida antrakol, dan pestisida drusban berturut-turut adalah 0,138 kg, 0,754 HKP, 1,504 goni, 0 kg, 0,010 kg, dan 0,022 liter. Penggunaan input produksi lahan, benih, tenaga kerja, pupuk kandang, pupuk urea, pestisida antrakol, dan pestisida drusban untuk tanaman bayam yang optimal adalah 0,133 ha, 1,495 kg, 6,230 HKP, 20,596 goni, 37,233 kg, 0,111 kg, dan 0,215 liter. Sedangkan pada usahatani kangkung, sisa pada kendala 2 menunjukkan bahwa terjadi kelebihan penggunaan untuk luas lahan kangkung sebesar 0,008 ha dari penggunaan luas lahan sebesar 0,136 ha, sehingga terjadi komposisi perubahan luas lahan untuk mencapai penerimaan maksimal yaitu untuk kangkung adalah 0,128 ha. Sisa pada kendala 4,6,8,10,12, dan 14 untuk penggunaan benih kangkung, tenaga kerja, pupuk kandang, pupuk urea, pestisida antrakol, dan pestisida drusban berturut-turut adalah 0,343 kg, 0,377 HKP, 1,025 goni, 0 kg, 0,005 kg, dan 0,007 liter. Penggunaan input produksi lahan, benih, tenaga kerja, pupuk kandang, pupuk urea, pestisida antrakol, dan pestisida drusban untuk tanaman kangkung yang optimal adalah 0,133 ha, 1,495 kg, 6,230 HKP, 20,596 goni, 37,233 kg, 0,111 kg, dan 0,215 liter. Berdasarkan hasil analisis dengan program linier, penggunaan input produksi lahan, benih, tenaga kerja, pupuk kandang, dan pestisida untuk tanaman bayam dan kangkung belum optimal sedangkan penggunaan input produksi pupuk urea untuk tanaman bayam dan kangkung sudah optimal.

5.3. Masalah-Masalah yang Dihadapi Petani dalam Usahatani Bayam dan Kangkung.

Dalam setiap usahatani tidak terlepas dari masalah, demikian pula pada usahatani bayam dan kangkung di Desa Sudi Rejo. Ada beberapa masalah yang dihadapi petani di daerah penelitian adalah sebagai berikut : a. Musim Penghujan Universitas Sumatera Utara Musim penghujan dapat mengakibatkan lahan petani terkena banjir. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya gagal panen bagi banyak petani. Di samping itu, kelembaban tanah dapat menjadi pemicu bagi perkembangan hama dan penyakit seperti ulat daun atau jamur yang menyerang tanaman sehingga mengakibatkan penurunan produksi bagi tanaman bayam dan kangkung. b. Ketidakjujuran Agen Di daerah penelitian pada tahapan kegiatan panen banyak agen yang menyediakan tenaga kerja panen untuk mencabut hasil bayam dan kangkung tanpa melibatkan petani itu sendiri. Hal ini megakibatkan sering terjadi kecurangan terhadap petani. Kecurangan yang dilakukan seperti ukuran satu ikat bayam atau kangkung akan lebih besar dari biasanya sementara harga per ikatnya sama. c. Keterbatasan Modal Petani Usahatani bayam dan kangkung membutuhkan modal yang tergolong cukup besar untuk ukuran petani. Adapun kebutuhan biaya terbesar adalah untuk pembelian peralatan seperti mesin pompa air. Sementara untuk memperoleh fasilitas kredit membutuhkan berbagai persyaratan yang terkadang tidak bisa dipenuhi para petani.

5.4. Upaya-Upaya yang Dilakukan dalam Mengatasi Masalah yang Dihadapi.

Berdasarkan masalah yang terdapat pada usahatani bayam dan kangkung di Desa Sudi Rejo, untuk mengatasi masalah tersebut adapun upaya yang dapat dilakukan adalah : a. Meninggikan Bedengan Universitas Sumatera Utara Untuk menanggulangi masalah banjir pada lahan maka petani mengatasi masalah ini dengan meninggikan bedengan agar tanaman bayam atau kangkung tidak tergenang. Untuk masalah serangan hama dan penyakit petani menggunakan pestisida antrakol dan drusban. b. Petani ikut mengawasi kegiatan pemanenan Kecurangan yang dilakukan agen akan mengakibatkan kerugian bagi petani. Dalam hal ini, untuk mengantisipasi kecurangan yang dilakukan agen maka ada baiknya petani turut serta dalam mengawasi kegiatan pemanenan yang dilakukan agen. Selain itu, cukup banyaknya agen di daerah penelitian mempermudah petani untuk memasarkan bayam dan kangkungnya kepada agen lain apabila terjadi kecurangan. c. Mendirikan Koperasi Simpan Pinjam Di daerah penelitian, koperasi simpan pinjam belum ada. Oleh karena itu, perlu didirikan koperasi simpan pinjam yang menetapkan kebijakan-kebijakan yang memberi kemudahan kepada petani seperti prosedur peminjaman kredit dipermudah dengan syarat jaminan yang dapat dipenuhi oleh petani. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan