2.2.1 Lama Tinggal di Daerah Aliran Sungai
Kelompok risiko tinggi high risk group terkena suatu penyakit adalah sub kelompok dari suatu kelompok yang mempunyai risiko lebih besar serta dampaknya lebih
besar atau lebih berat apabila terpajan exposed zat penyebab penyakit yang lebih besar Achmadi, 2010.
Penelitian Karim 2010 tentang Pengaruh Penataan Bantaran Sungai Bau-Bau terhadap Pola Hunian Masyarakat di Kelurahan Tomba dan Bataraguru Kota Bau-Bau,
menemukan bahwa di sepanjang Daerah Aliran Sungai Bau-Bau telah lama tumbuh permukiman masyarakat, dimana 55,4 penduduk telah bermukim lebih dari 10 tahun.
Adanya peristiwa bencana banjir besar pada tahun 1980-an yang disebabkan oleh meluapnya air Sungai Bau-Bau sehingga menggenangi kawasan sekitarnya, membuat pemerintah
Kabupaten Buton pada waktu itu melakukan upaya pencegahan dengan cara meninggikan bantaran sungai agar kejadian banjir besar tidak terulang lagi. Upaya tersebut membuat
pembangunan perumahan pada kawasan tersebut tumbuh kembali. Pertumbuhan perumahan pada kawasan bantaran sungai berkembang dengan pesat.
Perkembangan perumahan di kawasan bantaran Sungai Bau-Bau tidak dibarengi dengan penyediaan sarana dan prasarana yang memadai. Akibatnya pola hunian masyarakat
pada kawasan bantaran Sungai Bau-Bau tumbuh secara tidak teratur. Pola arah hadap bangunan terhadap sungai belum jelas. Sebagian ada yang menghadap sungai namun
sebagian lagi ada yang membelakangi sungai. Jarak antar rumah sangat dekat, bahkan atap rumahnya ada yang saling berhimpit. Banyaknya masyarakat yang menjadikan sungai
sebagai tempat pembuangan sampah membuat lingkungan bantaran sungai menjadi tidak nyaman Karim, 2010.
Penelitian Haldun 2008 tentang Implikasi Normalisasi Sei Badera terhadap Pemukiman Masyarakat di Kecamatan Medan Marelan, menemukan bahwa disepanjang
aliran Sungai Sei Badera, telah sejak lama hidup dan bertempat tinggal masyarakat yang mempunyai beragam jenis mata pencaharian. Dalam kegiatan kehidupan sehari-harinya
masyarakat yang ada disekitar atau disepanjang aliran Sei Bedera tentunya sangat tergantung terhadap sungai Sei Badera. Karena air Sei Badera sudah tercemar oleh berbagai jenis
limbah menyebabkan masyarakat sangat merasakan dampak dari itu, yaitu timbulnya masalah kesehatan yang dialami oleh warga seperti muntaber, gatal-gatal pada kulit.
Penelitian Suryanto 2007 tentang Daya Dukung Lingkungan Daerah Aliran Sungai untuk Pengembangan Kawasan Permukiman studi kasus DAS Beringin Kota Semarang,
menemukan bahwa akibat sejak dahulu telah ditemukan pemukiman menyebabkan tingkat kepadatan penduduk di sebagian wilayah DAS Beringin telah melampaui ambang batas yang
ditetapkan, maka Pemerintah Kota Semarang agar lebih meningkatkan pengendalian pemanfaatan ruang di DAS Beringin sehingga pemanfaatan DAS Beringin dapat optimal
sesuai dengan tingkat daya dukung lingkungannya. Sekitar 43,38 DAS Beringin tidak direkomendasikan untuk pengembangan kawasan permukiman.
2.2.2 Frekuensi Kontak dengan Air Sungai