BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Transportasi merupakan sarana yang digunakan masyarakat untuk melakukan aktifitasnya. Seiring dengan berkembangnya zaman, maka semakin
banyak pula alat transportasi yang diperlukan untuk pemenuhan kebutuhan, dari berbagai macam sarana transportasi yang ada, seperti transportasi laut, udara, dan
darat, transportasi darat merupakan transportasi yang dominan digunakan oleh masyarakat. Hal tersebut dikarenakan sarana transportasi darat lebih mendukung
mobilitas orang serta barang. Sarana transportasi darat memegang peranan yang sangat penting dalam memperlancar pembangunan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Sebagai bagian dari sistem transportasi nasional, lalu lintas dan angkutan
jalan harus dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan, kesejahteraan, ketertiban berlalu lintas dalam rangka mendukung pembangunan
ekonomi dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, otonomi daerah, serta akuntabilitas penyelenggaraan negara. Lalu lintas dan angkutan jalan
mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan umum sebagaimana
diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
1
1
Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Sejak beberapa tahun terakhir bahkan sudah menjadi hal yang biasa kita melihat anak mengemudikan kendaraan bermotor di jalan raya. Dimana-mana,
khususnya di kota-kota besar, kendaraan sudah menjadi kebutuhan bagi anak. Anak sudah mulai mengendarai kendaraan untuk pergi ke sekolah, ke tempat
bimbingan belajar, dan ke tempat-tempat umum lainnya. Masalah lalu lintas merupakan salah satu masalah yang berskala nasional
yang berkembang seirama dengan perkembangan masyarakat. Pertumbuhan kepemilikan kendaraan bermotor berkembang dengan sangat pesat tetapi apabila
tidak diimbangi panjang jalan yang memadai, keterampilan berkendara, dan disiplin berlalu lintas bagi pengemudi kendaraan bermotor dan pengguna jalan
lainnya maka akan menambah masalah dalam bidang lalu lintas. Tingginya pelanggaran lalu lintas dan tingkat kecelakaan lalu lintas menunjukkan kondisi
yang sangat memprihatinkan. Berkaitan dengan itu masalah yang kita hadapi dewasa ini adalah tingginya angka kecelakaan lalu lintas di jalan raya, terutama di
kota-kota besar yang mana pergerakan arus kendaraannya sangat padat. Data WHO tahun 2011 menyebutkan, terdapat sekitar 400.000 korban di
bawah usia 25 tahun yang meninggal di jalan raya akibat kecelakaan lalu lintas, dengan rata-rata angka kematian 1.000 anak-anak dan remaja setiap harinya.
Bahkan, kecelakaan lalu lintas menjadi penyebab utama kematian anak-anak di dunia, dengan rentang usia 10-24 tahun.
2
2
http:dataKecelakaan-Lalu-Lintas-Menjadi-Pembunuh-Terbesar-Ketiga-BADAN- INTELIJEN-NEGARA-REPUBLIK-INDONESIA, judul artikel: Kecelakaan Lalu Lintas Menjadi
Pembunuh Terbesar Ketiga
,
diakses tanggal 12 Februari 2014, pukul 22.03 WIB
Menurut data Direktorat Lalu Lintas Polda Metropolitan Jakarta Raya, sepanjang tahun 2010 angka kecelakaan sepeda motor mencapai 7.806 kejadian.
Celakanya, dari angka itu 10 anak menjadi korban atau sebanyak 780 anak. Data ini baru wilayah Jakarta dan sekitarnya. Itupun korban yang dilaporkan
secara resmi dan bila ditambah angka tak resmi bisa melebihi perhitungan itu.
3
Dari berbagai kejadian kecelakaan dapat diketahui bahwa salah satu faktor kelelahan dan kurang berhati-hatinya pengemudi adalah pemicu kecelakaan.
Faktor manusia merupakan penyebab utama terjadinya kecelakaan lalu lintas di jalan raya. Hal tersebut terjadi karena adanya kelalaian atau kealpaan pengemudi
khusunya anak dalam mengemudikan kendaraannya.
4
Kasus kecelakaan berikut merupakan kasus yang marak diperbincangkan di berbagai media massa yang mana mengakibatkan banyak korban meninggal
dunia. Kasus kecelakaan ini terjadi pada hari Minggu, 8 September 2013 sekitar pukul 01.45 WIB oleh AQJ alias Dul yang mengemudikan mobil Mitsubitshi
Lancer B 80 SAL menabrak mobil Daihatsu Gran Max B 1349 TEN, dan Toyota Avanza B 1882UZJ di Tol Jagorawi KM 8 arah selatan dan mengakibatkan tujuh
orang meninggal dunia dan belasan orang mengalami luka termasuk Dul dan Kelalaian tersebut tidak
jarang menimbulkan korban, baik korban menderita luka ringan, luka berat atau meninggal dunia bahkan tidak jarang merenggut jiwa pengemudinya sendiri.
3
https:m.facebook.com.SekaBhayangkaraPolresBanyuasinHoegenImanSantoso, diakses tanggal 12 Februari 2014, pukul 22.03 WIB
4
http:www.kompascommunity.comindex.php?fuseaction=home.detailid=196secti o=94,2003, diakses tanggal 2 Februari 2014, pukul 18.42 WIB.
Noval, teman yang bersamanya di mobil. Pengemudi, Dul mengemudikan mobil tersebut tanpa memiliki Surat Izin Mengemudi.
5
Data Kepolisian Republik Indonesia menyebutkan bahwa sepanjang tahun 2010, jumlah korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas di Indonesia
sebanyak 31.234 jiwa dengan kerugian ekonomi yang diderita akibat kecelakaan yang menelan korban jiwa mencapai Rp35,8 triliun.
Di Indonesia pengaturan tentang lalu lintas dan angkutan jalan secara nasional diatur di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Undang-undang ini menjadai dasar dan pedoman dalam penindakan terhadap pelanggaran lalu lintas. Ketentuan
mengenai pidana terhadap pengemudi dalam kecelakaaan lalu lintas secara jelas telah diatur dalam undang-undang tersebut.
6
5
Pada tahun 2013, terdapat 93.578 kasus Lakalantas dengan korban meninggal dunia sebanyak 23.385 orang,
sedangkan tahun 2012 sebanyak 29.544 orang, yang artinya menurun 20,84. Korban luka berat dalam kecelakaan lalu lintas di tahun 2013, sebanyak 27.054
orang yang artinya menurun 31,66 dibanding tahun 2012 yang mencapai 39.704 orang. Korban luka ringan selama tahun 2013, yakni sebanyak 104.976 orang,
sedangkan di tahun 2012 mencapai 128.312 orang, yang artinya menurun 18,18. Kerugian materiil selama tahun 2013 sebesar Rp. 233.842.283.566. Turun dari
tahun 2012 sebesar Rp.298.627.130.430. Meski jumlah angka kecelakaan dan
http:m.liputan6.comshowbizread745840waduh-gara-gara-kasus-dul-ahmaddhani- bokek, diakses tanggal 12 Februari 2014, pukul 22.03 WIB.
6
http:www.instran.orgindex.phpennews-roomhome25-front-page1627- kecelakaan-lalu-lintas-di-indonesia-renggut-31-ribu-jiwa , diakses tanggal 5 April 2014, pukul
11.00 WIB.
korban meninggal dunia masih tinggi, namun jika dibandingkan beberapa tahun lalu, terjadi penurunan. Angka kecelakaan lalu lintas pada tahun 2013 memang
mengalami penurunan sebesar 20,66 dibanding tahun 2012 yang mencapai 117.949 kasus tetapi, tidak menutup kemungkinan akan meningkat di tahun
selanjutnya. Meski UU Lalu lintas dan angkutan jalan telah diterapkan sampai dengan
sekarang tapi tidak dapat dipungkiri bahwa tingkat kecelakaan masih tetap terjadi. Dengan banyaknya kasus kecelakaan di jalan raya setidaknya itu bisa
menggambarkan cerminan masyarakatnya, betapa minimnya kesadaran hukum pengguna jalan khususnya pengendara sepeda motor. Karena masih banyak orang-
orang yang mengemudikan kendaraannya dengan tidak tertib dan tidak taat pada rambu-rambu lalu lintas.
Meningkatnya jumlah korban dalam suatu kecelakaan merupakan suatu hal yang tidak diinginkan oleh berbagai pihak, mengingat betapa berharganya nyawa
seseorang yang sulit diukur dengan sejumlah uang dalam satuan. Orang yang mengakibatkan kecelakaan tersebut harus mempertanggung-jawabkan
perbuatannya dengan harapan pelaku menjadi jera dan lebih berhati-hati. Bahkan berhati-hatipun tidaklah cukup untuk menghindari kecelakaan, faktor kondisi juga
sangat mempengaruhi ketika mengendarai kendaraan serta kesadaran hukum berlalu lintas yang harus dipatuhi sebagaimana mestinya.
Kecelakaan merupakan sebuah kelalaian, yang mana kelalaian juga merupakan sebuah tindak pidana tentunya ada pertanggungjawaban pidana.
Bagaimana jika kecelakaan yang dilakukan oleh anak yang menyebabkan orang
lain meninggal dunia, ketika banyak pertimbangan jika anak harus dipidana. Sehingga perlu dilakukan berbagai upaya untuk memberikan pembinaan dan
perlindungan terhadap anak, baik menyangkut kelembagaan maupun menyangkut perangkat hukum yang lebih memadai. Adanya undang-undang tentang anak tentu
menunjukkan anak memang perlu untuk dilindungi. Aturan hukum yng mengatur tentang anak antara lain: Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang
Kesejahteraan Anak, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak,
dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.
Anak yang tanpa sengaja melakukan kesalahan sehingga menyebabkan orang lain mati merupakan suatu tindak pidana. Tindak pidana yang dilakukan
oleh anak tersebut sebenarnya merupakan suatu tindak pidana yang ringan, bagi orang dewasa tindak pidana ini hanya diancamkan pidana penjara paling lama
enam tahun atau pidana denda paling banyak dua belas juta rupiah, sehingga bagi anak diancamkan maksimal seperdua ancaman orang dewasa. Hal ini didasarkan
pada Pasal 26 Undang-Undang Pengadilan Anak. Di lain pihak, berdasarkan asas yang dianut di Indonesia bahwa ancaman pidana hanya diterapkan kepada anak
sebagai upaya terakhir dan apabila masih dapat dilakukan upaya lain maka hal tersebut dapatlah ditiadakan.
Kenakalan yang dilakukan oleh anak bukan hanya perbuatan melawan hukum yang menggangu keamanan dan ketertiban masyarakat semata-mata akan
tetapi juga merupakan bahaya yang mengancam suatu bangsa karena anak adalah
generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa. Untuk itu, diperlukan pembinaan secara terus menerus demi kelangsungan hidup, pertumbuhan,
perkembangan fisik, mental dan social serta perlindungan dari segala kemungkinan yang membahayakan diri mereka sendiri dan bangsa di masa depan.
Berdasarkan dari uraian latar belakang tersebut, maka penulis akan mengkaji dan membahas lebih jauh mengenai bagaimana posisi hukum
pengemudi anak dalam kasus kelalaian berlalu lintas yang menyebabkan orang lain meninggal dunia dan bagaimana penerapan hukum dalam putusan perkara
Nomor 579PID.SUS2013PN.DPS. Apakah sudah sesuai dengan Undang- Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, timbul rasa tertarik untuk menuangkan tulisan ini dalam bentuk skripsi yang berjudul “TINDAK PIDANA KELALAIAN
BERLALU LINTAS YANG MENYEBABKAN KEMATIAN ORANG LAIN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK STUDI KASUS PUTUSAN
PENGADILAN NEGERI DENPASAR NOMOR 579PID.SUS2013PN.DPS”
B. Perumusan Masalah