seperti jalan yang licin, tidak ada penerangan, dan tikungan tajam. Dalam hal ini kondisi tikungan yang tajam dan gelap pada malam hari dimana didukung pula
oleh minimnya penerangan jalan tidak jarang menimbulkan kecelakaan.
4. Faktor Lingkungangeografis alam suatu wilayah
Geografis ataupun alam sangat berpengaruh dalam terjadinya kecelakaan lalu lintas misalnya keadaan medan yang curam, berbukit-bukit, berkelok-kelok,
dan terjal juga mendorong untuk terjadinya kecelakaan lalu lintas, termasuk juga dengan keadaan cuaca seperti hujan deras, asap, kabut, yang dapat mempengaruhi
jarak pandang yang mengakibatkan jarak pandang menjadi lebih pendek terutama di daerah pegunungan. Benda-benda atau lampu-lampu yang menyilaukan seperti
matahari yang bersinar dengan terangnya, lampu-lampu kendaraan yang besar dan kuat sinarnya. Selain hal di atas kecelakaan lalu lintas dapat juga terjadi
dikarenakan tanah longsor maupun pohon tumbang dan menimpa kendaraan hal- hal ini sangat sering terjadi di daerah pegunungan dikarenakan banyak tebing,
pohon, maupun jurang yang dalam yang dapat kita temui di jalan-jalan.
Tabel 8 Kecelakaan Lalu Lintas Yang Disebabkan Faktor Alam Di Sumut
NO FAKTOR LAKA LANTAS YANG DISEBABKAN ALAM
JUMLAH 1
Banjir 1
2 Longsor
3 Kabut
12 4
Hujan 73
5 Gempa
1 6
Tsunami 5
7 Angin Ribut
5 8
Pohon Tumbang 2
Jumlah 99
Sumber : Dirlantas Sumut 2013
Universitas Sumatera Utara
Faktor alam menyumbang sangat sedikit sebagai penyebab kecelakaan lalu lintas. Namun, faktor alam merupakan faktor yang sesungguhnya tidak dapat
dihindari karena peristiwa alam sangat di luar perkiraan manusia. Tabel di atas menunjukkan bahwa cuaca hujan menempati urutan paling tinggi sebagai
penyebab kecelakaan lalu lintas di Wilayah Sumatera Utara yakni sebesar 73 kejadian kecelakaan. Urutan kedua disebabkan oleh adanya kabut, sedangkan
urutan ketiga disebabkan tsunami dan angin ribut. Ketiga penyebab di atas itu merupakan faktor penyebab kecelakaan lalu lintas oleh faktor alam yang
seluruhnya berjumlah 99 kejadian. Disini, hujan menjadi faktor utama penyebab kecelakaan. Kondisi hujan membuat jalanan licin sehingga menyulitkan
pengemudi mengontrol kendaraannya. Di daerah pegunungan, kabut seringkali mengganggu jarak pandang. Kabut yang tebal dapat mengelabuhi mata seolah-
olah tidak ada kendaraan yang melaju karena jarak pandang yang terbatas, mengakibatkan pengemudi menjadi lengah dalam melihat kondisi kendaraan dari
arah lain. Sedangkan tsunami dan angin ribut berkaitan dengan aktivitas bumi yang tidak dapat diduga manusia sehingga menghalangi jalan pengemudi dalam
berlalu lintas.
Tabel 9 Kecelakaan Lalu Lintas Yang Disebabkan Faktor Alam Di Kota Medan
NO LAKA LANTAS FAKTOR ALAM
JUMLAH 1
Banjir 2
Longsor 3
Kabut 4
Hujan 14
5 Gempa
6 Tsunami
7 Angin Ribut
8 Pohon Tumbang
2 Jumlah
16
Sumber : Satlantas Polresta Medan 2013
Universitas Sumatera Utara
Tabel diatas menunjukkan faktor kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh alam didominasi pengaruh hujan. Hujan memengaruhi kinerja kendaraan seperti
jarak pengereman menjadi lebih jauh, jalan menjadi lebih licin membuat kendaraan sering tergelincir atau terjadi selip. Pandangan menjadi samar yang
juga terpengaruh penghapus kaca yang tidak bisa bekerja secara optimal atau karena lebatnya hujan mengakibatkan jarak pandang menjadi lebih pendek, hal ini
yang menyebabkan pengemudi dapat kehilangan kendali atas kendaraannya.
80
B. UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KECELAKAAN LALU LINTAS
Pencegahan kecelakaan lalu lintas sesungguhnya telah merupakan titah dari Pasal 226 UU LLAJ berikut ini :
Upaya pencegahan kecelakaan lalu lintas dilaksanakan melalui: a. Partisipasi para pemangku kepentingan;
b. Pemberdayaan masyarakat; c. Penegakan hukum; dan
d. Kemitraan global
81
dan dilakukan dengan pola penahapan yang meliputi program jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang
82
dimana penyusunan program pencegahan kecelakaan lalu lintas dilakukan oleh forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan di
bawah koordinasi Kepolisian Negara Republik Indonesia.
83
a. Elemen setiap subsistem yang ada; dan Di dalam upaya penanggulangan kecelakaan lalu lintas, para ahli herus
mempunyai pengertian mendasar tentang:
80
http:creativitywhitoutlimits.blogspot.com201211penyebab-kecelakaan-lalu- lintas.html
, diakses tanggal 15 Februari 2013.
81
Pasal 226 ayat 1 UU LLAJ
82
Pasal 226 ayat 2 UU LLAJ
83
Pasal 226 ayat 3 UU LLAJ
Universitas Sumatera Utara
b. Interaksi setiap subsistem satu dengan lainnya.
84
Pihak kepolisian dalam hal penanganan kecelakaan lalu lintas tidak membuat suatu strategi khusus dalam melakukan penanggulangannya. Hanya
dengan melakukan prosedur yang biasa seperti petunjuk-petunjuk dari POLDA maupun rencana kerja bulanan. Rencana kerja tersebut di antaranya terdiri dari
tindakan preventif dan represif. 1. Tindakan preventif pencegahan, seperti pepatah di dalam ilmu kedokteran
yaitu mencegah lebih baik daripada mengobati. Jadi tindakan ini dilaksanakan oleh polisi lalu lintas dalam rangka pencegahan terjadinya peristiwa kecelakaan
lalulintas. Upaya-upaya tersebut yaitu: a Rambu-rambu lalu lintas
Sesuai dengan fungsi rabu-rambu lalulintas yakni merupakan suatu alat dalam rangka untuk menunjang lancarnya kegiatan berlalulintas dimana rambu-
rambu ini mrupakan petunjuk bagi paa pengemudi di dalam menjalankan kendaraannya di jalan raya. Dalam pembuatan rambu-rambu lalulintas ini sangat
penting kaena rambu-rambu adalah merupakan sarana peringatan kepada para pengemudi untuk dapat brhati-hati. Menurut hemat penulis rambu-rambu yang
ada sekarang belum cukum memadai dan penerapan serta fungsinya sebgai peringatan belum berfungsi secara efektif. Namun sedikit banyak dapat membantu
dalam kegiatan belalulintas. b Spanduk-spanduk
84
Hal 19
Universitas Sumatera Utara
Merupakan upaya lain yang dilakukan polisi lalulintas untuk mengurangi timbulnya peristiwa kecelakaan lalu lintas dan hal ini dapdt dilihat dan dibaca
oleh seluruh lapisan masyarakat sekaligus untuk meningkatkan kesadaran hukum. c Penyuluhan
Untuk meningkatkan kesadaran hukum polisi lalu lintas juga sering mengadakan penyuluhan-penyuluhan hukum, termasuk di antaranya penyuluhan
untuk meningkatkan kesadaran dalam berlalu lintas. Penyuluhan ini ditujukan kepada para pengemudi angkutan umum, kepada para siswa di sekolah-sekolah,
kepada orang-orang yang membayar pajak di SAMSAT. Agar mereka lebih berhati-hati dalam berlalu lintas dan jangan melakukan pelanggaran lalu lintas
d Perolehan SIM Surat Izin Mengemudi Pemberian izin mengemudi juga merupakan salah satu upaya untuk
mengurangi peristiwa kecelakaan lali lintas. Dalam perolehan SIM tentunya diadakan tes kesehatan begitu juga pengetahuan mengemudi, memahami arti
rambu-rambu lalu lintas, serta kecakapan mengemudikan kendaraan. Melalui perolehan izin demikian diharapkan pula dapat mengurangi timbulnya peristiwa
kecelakaan lalu lintas. e Pendidikan Masyarakat di bidang Lalu Lintas
Pendidikan masyarakat tentang lalu-lintas disingkat Dikmas Lantas adalah segala kegiatan dan usaha untuk menumbuhkan pengertian, dukungan, dan
pengikutsertaan masyarakat secaa aktif dalam usaha menciptakan keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas melalui proses pengajaran dan pelatihan.
Dikmas lantas menurut H.S.Djajoesman adalah suatu aktivitas yang meliputi:
Universitas Sumatera Utara
1 Memberikan penjelasan kepada pemakai jalan bagaimana mereka harus bergerak dengan sebaik-baiknya sesuai dengan peraturan-peraturan untuk
menghindarkan kecelakaan dan kemacetan lalu lintas. 2 Memberi nasehat atau teguran sebagai perintah atau petunjuk tetapi tidak
sebagai celaan. 3 Jika tindakan di atas gagal dalam pelaksanaannya, maka diadakan
penangkapan tindakan-tindakan dan perkranya diajukan ke muka siding pengadilan agar pelanggar mendapat hukuman yang setimpal dengan
kesalahannya. f Penerangan Lalu Lintas
Yaitu kegiatan komunikasi berisi keterangan-keterangan, gagasan-agasan, atau kebijaksanaan yang disertai pesan atau anjuran dengan maksud menjelaskan,
mendidik, dan mempengaruhi atau mengajak menerima pesan, bersedi untuk bersikap dan bertindak sesuai harapan juru penerang komunikator.
g Pameran Lalu Lintas Yaitu usaha PolriPolantas dengan memberikan penerangan secara visual
kepada masyarakat tentang tugas, kegiatan, dan masalah-masalah yang dihadapi oleh Polantas, sehingga masyarakat mengerti dan memahami serta ikut
berpartisipasi dalam menciptakan Kamtibcar Lantas h PerlombaanSayembara Lalu Lintas
Yaitu perlombaan keterampilan mengendarai kendaraan bermotortidak bermotor yang diselenggarakan oleh PolriPolantas yang diikuti oleh masyarakat
dengan penilaian tertentu, baik bidang keterampilan mengemudi maupun
Universitas Sumatera Utara
penguasaan lalu lintas dan peraturannya. Sayembara lalu lintas adalah sayembara mengenai pengetahuan lalu lintas karya tulis, gambar karikatur, foto-foto yang
penilaiannya menurut criteria tertentu dengan tujuan untuk meningkatkan disiplin dan kesadaran berlalu lintas.
i Taman Lalu Lintas Taman lalu lintas adalah suatu taman atau tempat yang dibuat sedemikian
rupa sehingga menggambarkan suatu kota dalam bentuk mini yang dilengkapi sarana lalu lintas rambu-rambu, dengan tujuan mendidik bagi para pengunjung
khususnya anak-anak sekolah tentang tata cara berlalu lintas, sopan-santun, san kesadaran lalu lintas.
j Razia Usaha lain polisi lalu lintas mengadakan razia untuk memeriksa
kendaraan-kendaraan dan kelengkapannya. Hal ini juga dianggap penting sekali dimana pengemudi harus melengkapi surat-suratnya, harus mematuhi peraturan-
peraturan lalu lintas, karena melalui razia ini kepatuhan pengemudi diperhatikan, dengan emikian para pengemudi harus lebih berhati-hati dalam mengendarai
kendaraanya sekaligus juga untuk menekan terjadinya tindak pidana curanmor. 2. Tindakan represif
Melihat peristiwa kecelakaan lalu lintas terus meningkat walaupun telah diupayakan oleh pemerintah berbagai usaha melalui aparatnya untuk menekan
peristiwa tersebut. Untuk mengantisipasi peristiwa kecelakaan lalu lintas yang telah terjadi maka sesuai dengan hukum pidana pelaku peristiwa tersebut harus
dihukum, dalam hal ini melalui Pasal 359 dan 360 KUHP.
Universitas Sumatera Utara
Dengan upaya penghukuman melalui pasal tersebut selama ini peristiwa kecelakaan lalu lintas belum dapat dibendung atau dikurangi maka pemerintah
mengeluarkan UU No. 1 Tahun 1960 tentang pemberatan hukuman yang diancam oleh Pasal 359 dan 360 KUHP sehingga dengan pemberatan hukuman tersebut
nantinya dapat mengurangi peristiwa kecelakaan lalu lintas. Pihak kepolisian juga mengikutsertakan unsur masyarakat dalam
mencegah terjadinya tindak pidana lalu lintas ini.
85
Substansi perundang-undangan dan tingkat pendidikan aparat kepolisian, menurut pihak kepolisian tidak menjadi kendala dan hambatan bagi polisi untuk
menjerat pelaku tindak pidana lalu lintas ini. Kendala yang dihadapi oleh pihak kepolisian sendiri adalah masih kurangnya jumlah personil maupun sarana dan
Unsur masyarakat yang diikutsertakan antara lain tokoh masyarakat, siswa sekolah dari tingkat Sekolah
Menengah Pertama sampai tingakt Sekolah Menengah Umum. Pihak kepolisian bersama-sama dengan unsur-unsur masyarakat melakukan tindakan pembinaan
yang bertujuan untuk mencegah terjadinya peristiwa kecelakaan lalu lintas. Pihak kepolisian berpendapat bahwa kesadaran masyarakat untuk
membantu polisi dalam mengurangi terjadinya kecelakaan lalu lintas ini masih sanagt kurang, karena biasanya setelah dilakukan pembinaan, penyuluhan,
pemasangan rambu-rambu lalu lintas, masyarakat cenderung mengabaikan pembinaan dan penyuluhan tersebut dan tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas.
Hal ini disebabkan karena budaya hukum dari masyarakat itu sendiri yang sudah rusak dan harus dibenahi.
85
Soejono, Sosio Kriminologi, 1984, Bandung, CV Sinar Baru, hlm. 141.
Universitas Sumatera Utara
prasarana yang dimiliki, karena luasnya wilayah hukum Medan maka tentunya banyak sekali peristiwa kecelakaan lalu lintas yang dihadapi. Oleh karena itu
pihak kepolisian tetap memaksimalkan sarana dan prasarana yang ada walaupun masih banyak terdapat kekurangan.
Kepolisian resort Medan dalam melakukan penahanan terhadap pelaku tindak pidana laka lintas mempunyai tujuan sebagai penjeraan deterrence effect
kepada para pelaku. Sarana pemidanaan sebagai sarana penal masih sangat efektif dalam penanganan tindak pidana ini, agar pelaku lebih berhati-hati dalam berlalu
lintas. Sedangkan untuk kebijakan non penal pihak kepolisian mempunyai fungsi Binmas Pembinaan Masyarakat dan Sabhara Samapta Bhayangkara.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PERTANGGUNGJAWABAN TINDAK PIDANA KELALAIAN BERLALU
LINTAS YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN ORANG LAIN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK STUDI PUTUSAN NOMOR
579PID.SUS20013PN.DPS
Studi kasus yang akan penulis paparkan berikut ini akan mencakup pertimbangan yuridis yang nantinya dilanjutkan dengan analisis penulis terhadap
putusan hakim. Pertimbangan yang bersifat yuridis adalah pertimbangan hakim yang didasarkan pada faktor-faktor yang terungkap dalam persidangan dan oleh
undang-undang telah ditetapkan sebagai hal yang harus dimuat di dalam putusan. Pertimbangan yang bersifat yuridis diantaranya yakni dakwaan jaksa penuntut
umum, keterangan saksi, keterangan terdakwa, barang-barang bukti.
86
A. Kronologi Kasus