12
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Situasi Umum Tentang MI Negeri Jetis Sukoharjo
Sejarah singkat berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Negeri MIN Jetis Sukoharjo yang bernomor statistik 111331104078 terletak di Kelurahan Jetis,
Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo yang berstatus Negeri dengan Surat Keputusan SK NO. 224 tanggal 25
–10–1993 oleh Menteri Agama, pada mulanya adalah filial dari Madrasah Ibtidaiyah Negeri MIN Sukoharjo yang berdiri pada
tahu ya g e a a Ma
a ul Ulu da e alih a a “ekolah ‘akyat Islam Negeri SRIN dan akhirnya bernama Madrasah Ibtidaiyah Negeri MIN
Sukoharjo, yang sekarang beralamat di Jl. Seram No. 02 Sukoharjo Telp. 0271 592103.
Pada tahun 1993 Madrasah Ibtidaiyah Negeri MIN Sukoharjo yang berlokasi di jetis tersebut oleh pemerintah dirasa sudah memenuhi syarat untuk
berdiri sendiri, maka dikeluarkan SK No. 224 tahun 1993 dan resmi Madrasah Ibtidaiyah Negeri MIN Jetis Sukoharjo berdiri.
Madrasah Ibtidaiyah Negeri MIN Jetis Sukoharjo Tahun Pelajaran 20122013, mempuyai siswa keseluruhan berjumlah 1032 siswa yang terdiri dari
485 siswa laki-laki dan 547 siswa perempuan. Adapun agama yang dianut adalah se ua ya e aga a Isla .
B. Hasil Penelitian
Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling Islami untuk meningkatkan kecerdasan emosi dan peluang belajar yang dapat diarahkan dan dibimbing
langsung oleh guru BK sudah cukup baik. Guru BK mengetahui bahwa kondisi emosi negatif banyak memberikan dampak tidak baik untuk aspek yang erat
kaitanya dengan berhubungan dengan orang lain dan temperament peserta didik itu sendiri. Dengan memandang bahwa peluang besar dari kecerdasan emosional
ini untuk dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar. 12
13
Saat mengahadapi kasus yang berkaitan dengan emosi peserta didik seperti pertengkaran atau masalah yang membuat hati yang tidak baik dan
peserta didik saat belajar di sekolah, guru BK dapat mengarahkan secara individual mengenai pentingnya mengendalikan diri saat konflik berlangsung.
Bimbingan keseluruhan yang diberikan guru BK berupa tindakan umum seperti memisahkan dan menyelesaikan permasalahan dengan kepala dingin dan
diakhiri dengan saling memaafkan antar peserta didik yang mengalami tindakan yang tidak wajar dari perasaan negatif tersebut. Kemudian Guru BK
mengarahkan kepada siswa akan pelajaran positif dari konflik yang dialami peserta didik supaya dapat merubah tindakan yang tidak wajar.
Layanan responsif dari guru BK ini mengacu pada tindakan tepat dalam mengatasi masalah siswa. Hal ini sesuai dengan arahan bimbingan seperti
Sunnah Rosulullah saw saat merasakan amarah dengan rangkaian dari posisi berdiri ke posisi duduk, lalu berwudlu, mengaji, dzikir, atau pun sholat. Hal ini
dilakukan tidak hanya berupa ceramah umum tetapi benar-benar dilakukan saat terjadi konflik emosi antar peserta didik.
C. Pembahasan
Subjek penelitian dalam penelitian ini memiliki tingkat kesadaran diri yang sangat baik, terlihat dalam kemampuan dalam mengungkapkan jenis emosi pada
saat terjadi konflik antar subjek. Subjek mampu menyebutkan jenis emosi dan menyadari tindakan-tindakan yang dilakukan atas unsure emosi yang dirasakan
berkembang dengan baik. Hal ini sesuai dengan beberapa teori mengenai rangkaian kerja sebuah
tindakan yang dikelola oleh otak. Otak berpikir tumbuh dari wilayah otak emosional mengungkapkan banyak hal tentang hubungan antar pikiran dan
perasaan Baharudin, 1999 :53-61. Seperti yang diungkapkan juga oleh Goleman 2008 : 416-417, bahwa dalam menanggapi suatu peristiwa hal pertama yang
berfungsi adalah kondisi emosi lalu kemudian berpikir menggunakan otak