7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Struktur Modal dan Leverage Keuangan
“Struktur  modal  merupakan  komposisi  pendanaan  permanen  perusahaan, yaitu  bauran  pendanaan  jangka  panjang  perusahaan.    Struktur  modal  merupakan
bagian dari struktur keuangan dimana struktur keuangan mencerminkan kebijakan manajemen perusahaan dalam mendanai aktivanya” Sawir, 2004:2.
Tujuan manajemen struktur modal adalah menciptakan bauran sumber dana permanen  sedemikian  rupa  agar  mampu  memaksimalkan  harga  saham  dan  agar
tujuan  manajemen  keuangan  untuk  memaksimalkan  nilai  perusahaan  tercapai. “Bauran  pendanaan  yang  ideal  dan  selalu  diupayakan  manajemen  ini  disebut
struktur modal optimal ”. Warsono, 2003:235
Perusahaan  dalam  menentukan  struktur  modalnya  pasti  bertujuan  untuk meminimalkan  biaya  modal  yang  akan  dikeluarkan,  karena  biaya  ini  secara
potensial  akan  mengurangi  pembayaran  deviden  tunai  kepada  para  pemegang saham.  Jika biaya modal ini dapat diminimalisir, jumlah deviden tunai yang akan
dibayarkan  akan  meningkat,  dan  hal  ini  tentunya  dapat  memaksimumkan  harga saham.  Penentuan  struktur  modal  yang  menyangkut  bauran  pendanaan  yang
berasal  dari modal sendiri dan utang  yang akan digunakan oleh perusahaan pada akhirnya  menyangkut  penentuan  berapa  banyak  utang  leverage  keuangan  yang
Universitas Sumatera Utara
8 akan  digunakan  oleh  perusahaan  untuk  mendanai  aktivanya.    Menurut  Warsono
2003:204,  “leverage  adalah  setiap  penggunaan  dana  yang  membawa konsekuensi biaya dan beban tetap”.  Jika perusahaan menggunakan utang, berarti
memiliki kewajiban tetap untuk membayar bunga atas utang  yang diambil dalam rangka pendanaan perusahaan.
Menurut Sawir 2004:2, “ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen  perusahaan  dalam  pengambilan  keputusan  keuangan,  yaitu  tingkat
pengembalian  return  dan  risiko  risk ”.    Keputusan  keuangan  yang  berkaitan
dengan  leverage,  seperti  yang  telah  disebutkan  sebelumnya  akan  membawa konsekuensi  pada  peningkatan  resiko  pemegang  saham  biasa.    Risiko  yang
dihadapi  oleh  perusahaan  atau  pemegang  saham  biasa  ini  dibagi  menjadi  dua macam, yaitu risiko bisnis business risk berkaitan dengan ketidakpastian tingkat
pengembalian  atas  aktiva  suatu  perusahaan  di  masa  mendatang,  dan  risiko keuangan financial risk terjadi karena banyak penggunaan utang dalam struktur
modal  perusahaan  yang  mengakibatkan  perusahaan  harus  menanggung  beban tetap secara periodik berupa beban bunga. Warsono, 2003:204.
Risiko  keuangan  financial  risk  adalah  tambahan  risiko  yang  dibebankan kepada  para  pemegang  saham  biasa  sebagai  akibat  dari  pengambilan  keputusan
pendanaan dengan utang.  Risiko ini terjadi karena para pemberi pinjaman utang yang  menerima  pembayaran  bunga  secara  tetap,  dianggap  tidak  menanggung
risiko  bisnis.    Pada  dasarnya,  pendanaan  melalui  utang  akan  meningkatkann tingkat  pengembalian  yang  diharapkan  dari  suatu  investasi,  tetapi  disisi  lain,
pendanaan melalui utang juga menaikkan tingkat risiko atas investasi.
Universitas Sumatera Utara
9 Menurut  Brigham  dan  Houston  2006:6,  Kebijakan  struktur  modal
melibatkan adanya suatu pertukaran antara risiko dan pengembalian: a.  Penggunaan lebih banyak utang akan meningkatkan risiko yang ditanggung
oleh pemegang saham. b.  Namun  penggunaan  utang  yang  lebih  besar  biasanya  akan  menyebabkan
terjadinya ekspektasi tingkat pengembalian atas ekuitas yang lebih tinggi. Menurut
Sawir  2004:2  “Leverage  keuangan  dapat  diukur  berdasarkan nilai buku yaitu dengan rasio seluruh buku dengan nilai utang Debt to Aset Ratio
–  DAR”.    “Pengukuran  manfaat  penggunaan  utang  atau  analisis  leverage keuangan  dapat  dilakukan  dengan  memperbandingkan  tingkat  pengembalian
aktiva ” Sawir; 2004:4.
Menurut  Alwi  1994:301, “Leverage  keuangan  dapat  diukur  dengan
membandingkan  total  hutang  dengan  seluruh  aktiva  dalam  perusahaan  yang disebut  juga  dengan  leverage  factor
”.    Leverage  factor  80  berarti  perusahaan menggunakan 80 utang dan 20 modal sendiri.
Universitas Sumatera Utara
10
2.2.  Teori Struktur Modal