RPJMD Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016 – 2021 Bab II - 47
Tabel 2.58 Indikator Perencanaan Pembangunan
Kabupaten Dharmasraya Tahun 2010 sd 2015
No Bidang UrusanIndikator
2010 2011
2012 2013
2014 2015
1. Tersedianya dokumen perencanaan
RPJPD yg telah ditetapkan dgn PERDA
Belum belum belum
belum belum
Ada 2
Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yg telah ditetapkan dgn
PERDAPERKADA ada
ada ada
ada ada
Ada 3
Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yg telah ditetapkan dgn
PERKADA ada
ada ada
ada ada
ada Sumber : Bappeda Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016
2.4. ASPEK DAYA SAING
Daya Saing Daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dan tetap terbuka pada
persaingan dengan propinsi dan kabupatenkota lainnya yang berdekatan, nasional dan international, sesuai dengan potensi, kekhasan, dan unggulan daerah, Aspek
daya saing daerah ini dilhat dari segi kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah atau infrastruktur, iklim berinvestasi dan sumber daya manusia.
2.4.1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga perkapita
Pengeluaran konsumsi rumah tangga terdiri dari semua pengeluaran untuk pembelian barang dan jasa yang tujuannya untuk dikonsumsi selama periode
satu tahun, dikurangi dengan hasil penjualan netto dari barang bekas. Pengeluaran ini termasuk juga pembelian barang yang tidak dapat diproduksi
kembali seperti hasil karya seni dan barang antik. Barang tahan lama seperti kendaraan bermotor, alat-alat elektronik dan juga meubel yang digunakan untuk
usaha rumah tangga harus dialokasikan secara proporsional.
Tabel 2.59 Pengeluaran konsumsi rumah tangga perkapita
Kabupaten Dharmasraya Tahun 2011 sd 2013
Bidang UrusanIndikator 2011
2012 2013
Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita juta
34 36
41 Total Pengeluaran RT juta
1.635.468 1.775.727
2.045.232 Jumlah rumah tangga
48.385 48.681
49.373
Sumber : BPS Kabupaten Dharmasraya
Dilihat dari ketersediaan data dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013, bahwa perkembangan nilai pengeluaran konsumsi rumah tangga perkapita
mengalami peningkatan sesuai dengan kenaikan total pengeluatan rumah tangga di Kabupaten Dharmasraya yaitu dari 34 juta rupiah menjadi 41 juta
rupiah di tahun 2013
RPJMD Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016 – 2021 Bab II - 48
2.4.2. Nilai Tukar Petani
Nilai tukar petani dapat diartikan sebagai alat ukur kemampuan tukar barang- barang produk pertanian yang dihasilkan petani dengan barang atau jasa
yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan keperluan dalam memproduksi produk pertanian.
Tabel 2.60 Nilai Tukar Petani
Kabupaten Dharmasraya Tahun 2011 sd 2015
Bidang UrusanIndikator 2012
2013
Nilai tukar petani 102,06
100,94 Indeks yang diterima petani
105,11 103,52
Indeks yang dibayar petani lb 102,99
102,56 Sumber : BPS Kabupaten Dharmasraya
Dari hasil perhitungan nilai tukar petani di tahun 2012 dan tahun 2013 memperlihatkan adanya penurunan dari 102, 06 menjadi 100,94, hal ini lebih
disebabkan oleh turunnya indeks yang diterima petanidari 105,11 menjadi 103,52. Melihat masih belum memadainya nilai tukar petani tersebut, maka
diperlukan strategi untuk memperkuat kemandirian petani dengan membantu penyediaan sarana dan prasarana pertanian serta menjaga stabilitas dan daya
saing harga di tingkat petani.
2.4.3. Rasio ketersediaan listrik
Dengan adanya ketersediaan listrik di tingkat rumah tanga diharapkan dapat mendukung aktivitas masyarakat sehari-hari dan secara tidak langsung dapat
mendorong perkembangan ekonomi daerah.
Tabel 2.61 Rasio ketersediaan listrik
Kabupaten Dharmasraya Tahun 2010 sd 2015
No Bidang UrusanIndikator
2010 2011
2012 2013
2014 2015
1 Rasio ketersediaan daya listrik na
75 82
84 85
87 Daya listrik terpasang
na 39.142
43.552 44.554
45.793 47.140
Jumlah kebutuhan na
52.533 52.822
52.902 54.059
54.265 Sumber : Dinas ESDM Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016
Melihat pada perkembangan rasio ketersediaan listrik dari tahun 2011 hingga 2015 terjadi peningkatan yang cukup signifikan dari 75 menjadi 87 dengan
pertumbuhan daya listrik terpasang sekitar 4,82 pertahunnya. Daya listrik terpasang pada tahun 2015 baru mencapai 47.140 kwh, angka ini lebih rendah
dari jumlah kebutuhan seharusnya sebesar 54.265. sehingga ke depan masih membutuhkan penambahan pemasangan daya listrik
RPJMD Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016 – 2021 Bab III - 1
BAB III
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
Pengelolaan keuangan daerah secara umum dapat dilihat dari perkembangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD Kabupaten Dharmasraya dari tahun ke tahun. Secara umum
APBD terdiri dari pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah. APBD digunakan untuk mendanai programkegiatan yang telah direncanakan sesuai dengan prioritas pembangunan dalam perencanaan
daerah serta untuk memenuhi kebutuhan rutin maupun hal mendesak dalam satu tahun anggaran bersangkutan. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada, maka APBD ini ditetapkan
setiap tahunnya melalui peraturan daerah. Dimana kebutuhan dana untuk pembangunan yang terlihat dari
jumlah belanja daerah selalu berada di atas kemampuan keuangan daerahpendapatan daerah. Oleh sebab itu dengan mempertimbangkan keterbatasan keuangan tersebut maka perlu mempertimbangkan
azas-azas pengelolan keuangan daerah yaitu efektif, efisien, transparan dan akuntabel.
Dari aspek efektif, pembelanjaan daerah diharapkan mampu untuk mendanai programkegiatan untuk mencapai target kinerja yang direncanakan, sedangkan aspek efisien lebih mengukur memenuhi
kebutuhan belanja dan jenis belanja yang benar-benar dibutuhkan untuk membiayai pelaksanaan program pembangunan. Pada azas transparan lebih kepada melihat keterbukaan informasi publik untuk
mengakses informasi terkait dengan pendanaan pembangunan daerah. Sedangkan dari sisi akuntabel lebih pengelolaan keuangan daerah yang mampu mengelolaan keuangan daerah secara terukur
berdasarkan sumber-sumber pendanaansesuai dengan perkembangan potensi ekonomi daerah.
Aspek penting dalam penyusunan anggaran adalah penyelarasan antara kebijakan policy, perencanaan planning dengan penganggaran budgeting antara pemerintah dengan pemerintah
daerah. Untuk menyesuaikan antara kebutuhan pembangunan dalam periode RPJMD ini dengan
kemampuan daerah untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatan daerah, maka proyeksi-proyeksi tersebut perlu didasarkan perkembangan kinerja keuangan masa lalu realisasi APBD, sehingga dalam
menganalisis pengelolaan keuangan daerah ke depan terlebih dahulu harus memahami potensi yang ada pada masing-masing jenis obyek Pendapatan Daerah, Belanja Daerah dan Pembiayaan Daerah sesuai
dengan kewenangan daerah. Pengelolaan keuangan Daerah Kabupaten Dharmasraya dikelola sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang masih berlaku, diantaranya ; Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara,
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
RPJMD Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016 – 2021 Bab III - 2
Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, serta peraturan perundang-undangan lain yang terkait.
Terkait dengan isu strategis bidang pengelolaan daerah sebagaimana yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan daerah, dimana isu strategis ini terkait
dengan aturan turunan terkait yang akan muncul yang akan mengatur mengenai kebijakan keuangan maupun penganggaran di masa mendatang, diantaranya adalah sebagai berikut :
1 hubungan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang akan diatur melalui undang-
undang 2
supervisi, pemonitoran dan pengevaluasian atas penggunaan DBH, DAU, dan DAK, 3
Ketentuan mengenai belanja kepala daerah dan wakil kepala daerah diatur dengan peraturan pemerintah
4 Ketentuan mengenai belanja pimpinan dan anggota DPRD diatur dalam peraturan
pemerintah 5
pinjaman Daerah diatur dengan peraturan pemerintah 6
tata cara evaluasi rancangan Perda tentang APBD, rancangan Perda tentang perubahan APBD, rancangan Perda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, rancangan
Perkada tentang penjabaran APBD, rancangan Perkada tentang penjabaran perubahan APBD, dan rancangan Perkada tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD, serta rancangan Perda tentang pajak daerah dan rancangan Perda tentang retribusi daerah diatur dengan Peraturan Menteri.
7 penyusunan,
pelaksanaan, penatausahaan,
pelaporan, pengawasan
dan pertanggungjawaban keuangan Daerah diatur dengan peraturan pemerintah.
8 Dana desa dan alokasi dana desa yang akan mengalami kenaikan secara signifikan hingga
tahun 2019.
3.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU